Ketika adzan subuh berkumandang, Sinta langsung bangun dan bergegas mandi di toilet puskeamas. Usai menunaikan salat subuh, ia duduk menunggui Adilla bergantian dengan Ayahnya. Melihat Adilla terbaring dengan terpasang infus ditangannya, Sinta tersenyum sendiri teringat sesuatu.
"Hmm, Mama kaya di pilm naga terbang. Sakit, dirawat, terus di suntik jarum begitu. Apa rasanya ya," gumamnya pelan.
Pagi hari bocah itu semangat pergi sekolah, sudah sejak kemarin ia membawa serta seragam juga alat sekolah. Walau harus menempuh jarak yang cukup jauh, Kudang-Cibojong Sinta tetap energik. Cita-citanya untuk jadi seorang guru masih menggebu.
Sullivan terkejut saat melihat anaknya berpakaian sekolah, karena sejak semalam ia tidak melihat tas sekolah Sinta yang ternyata bocah itu simpan dibawah bangku depan kamar rawat inap. Sinta langsung berangkat sekolah dan berjanji akan kembali siang hari sepulang sekolah.