Semua orang sudah berkumpul di meja makan, sudah sejak lama mereka sekeluarga tidak pernah lagi makan bersama. Dengan kehadiran Ardy anggota baru mereka, semuanya berharap bukan hanya hubungan Innes yang membaik. Tapi juga hubungan kekeluargaan mereka, terutama antara Innes dan Ayahnya, yang selama ini selalu berseteru.
Menu makanan berat tersaji di atas meja, nasi putih dengan lauk ayam goreng, tahu, tempe, sambal, lalapan, menjadi pembuka sarapan pagi mereka. Ardy yang terbiasa melakukan apapun sendiri, merasa aneh saat Innes menyidukkan nasi dan lauk pauk untuknya.
"Sayang, ini minumnya." Innes menyodorkan segelas air hangat. Wajahnya mengulumkan senyum lebar.
"Innes, emmh,, tidak perlu repot-repot. Aku bisa ambil sendiri," kata Ardy, ia merasa tidak enak.
"Gak apa-apa, kamu kan, suamiku sekarang, segala keperluanmu aku yang urus. Dulu, aku juga begitu sama Sullivan, Ndy," ucap Innes, ia kemudian duduk di samping Ardy. Semua orang beralih menatapnya.