innes bangkit dari duduknya, ia meraih kemeja Sullivan. Suaminya itu terkejut melihat tindakannya, ia mengajak sullivan berdiri. Membalikkan badannya menatap ketiga anaknya yang tertidur lelap. Tangannya menunjuk-nunjuk, sambil terus gemetar.
"Kamu, nggak lihat ketiga anak kita. Hah? Apa setelah lahir tiga anak ini, kamu tidak memberiku sedikit kebaikan di hatimu. Untuk tidak melukaiku hah?!" hardik innes
"Suatu hari, anak-anak akan aku bawa mereka," sahut Sullivan, masih santai.
"Apa?" Ines melotot mendengar perkataan suaminya.
"Ya, aku akan bawa anak-anak sebagai tanggung jawabku."
"Apa peranmu untuk mereka hah? Selama ini kamu selalu sibuk, bahkan kamu pernah tidak pulang. Lalu, seenaknya kamu mau bawa mereka? Tidak akan semudah itu!"
"Dari pada mereka harus hidup dengan ibu sepertimu, yang masih kekanakan."
Plak!