Setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya Loly memberanikan diri bertanya pada Adill yang sudah lama bungkam. Mereka masih terdiam dengan pikiran masing-masing. Mata Loly masih setia memandangi kakaknya yang menunduk. Bisa terlihat kegelisahan dari wajahnya, menggambarkan kegundahan yang berkecamuk di dalam hati. Loly meraih jemari Adilla, menggenggamnya erat menguatkan.
LOly terpaksa mengambil cuti setelah pikirannya tentang kemelut rumah tangga Innes dan Sullivan selalu menghantuinya setiap malam. Meski sulit mendapatkan izin di tengah produk yang sedang naik daun. Lloly tidak peduli meski harus kehilangan pekerjaannya saat itu.
"Teh, ada apa? Bisa cerita sama aku?" tanya Loly seutas senyum ia sunggingkan.
"Sebetulnya, ada sesuatu yang kalian nggak tahu, Nie," jawab Adilla masih menunduk. Matanya mulai berkaca-kaca sekaligus gemetar.
"Ya udah, apa? Jangan sampai Teteh jadi penyebab keretakan rumah tangga mereka," cetus Loly.
"Ng- nggak, bukan begitu, Ly. Tapi ,,,"