Subuh hari Alea dan Nindya sudah terbangun dan bersiap untuk salat. Suasana di dalam masjid terlihat sepi, tidak seperti di kampung-kampung yang selalu ramai. Hanya ada satu shaf pria dan tiga orang wanita yang ikut salat.
Alea teringat pada Sullivan yang sangat ingin ia masukkan ke dalam keyakinannya. Tapi terakhir kali bertemu dengan Boy nya, pria itu masih menolakl karena belum yakin akank Tuhan. Obsesi Alea untuk bersama keluarganya sampai ke surga nanti sangatlah besar. Melihat keadaan jaman sekarang yang semakin kacau, ALea merasa tidak ada tempat berserah diri selain meminta perlindungan pada Tuhan.
Usai melakukan salat suubuh, mereka bersalaman dengan yang lainnya. Alea masih ngnn menikmati udara dii dalam masjid yang sangat sejuk, sama seperti dirinya saat di Yogyakarta. Niindya langsung saja mengurus daganganya, hingga bunyi keresek sedikit mengganggu ibu-ibu yang masih berdzikir di dalam masjid.