"Orang tuamu sibuk, bukan berarti tidak memikirkan kamu. Mereka bekerja keras itu untuk kamu juga. Kamu sekolah butuh biaya, bukan?"
"Iya, Bunda," jawab Boby bergetar. Seketika saja, rasa rindu berjumpa kedua
orang tuanya, mendera batin anak itu.
"Sedih memang, punya orang tua yang super sibuk dan tak selalu ada di samping kita, saat kita butuh mereka. Tapi, kamu harus ingat, mereka melakukan ini semata-mata untuk kamu juga. Lebih sedih lagi, jika mereka sudah tiada. Mumpung Allah masih memberi kesempatan, buatlah orang tuamu bangga dengan mengukir prestasi. Kalau mereka terlalu sibuk, hingga lupa mengabari kamu, maka kamu duluan telepon mereka. Hormati mereka, sayangi keduanya, sebagaimana mereka juga melimpahkan kasih sayangnya padamu."
Boby menyeka sudut matanya yang mulai basah dengan telunjuk sembari manggut-manggut, meresapi nasehat panjang lebar yang disampaikan wali kelasnya.
"Kamu janji, ya, jangan mengulangi kesalahan yang sama."