"Baiklah, saya tunggu keputusan anda," sahut Zoevanca.
Sullivan hanya menganggukkan kepalanya, Zoevanca sedkit bercerita tentang diriya tanpa diminta oleh Sullivan. Karena malas mendengarkan curhatan wanita itu, Sullivan mengalihkan pembicaraan tentang Gabriela adiknya. Saat menceritkan Gabriela, Zoevanca malah semakin emosional.
Jauh dalam hatnya ia sangat menyayangi sang adik, hanya saja selama ini ia terlallu memanjakan Gabriela. Hingga gadis itu menyalah gunakan kepercayaan yang ia berikan. Sullivan tak bisa selamat dari melihat air mata Zoevanca, ai pun hanya bisa mendengarkan saja,
Saat melewati restoran, Zoevanca mengajak Sullivan untuk makan siang.. Sullivan yang ingin segera pulang ke rumah, terpaksa menuruti keinginan wanita itu. Ia tidak memegang uang seepser pun untuk ongkos taksi, Zoevanca angat senang bisa bersama teman idamannya.
"Mau pesan apa?" tanya Zoevanca.
"Makan sing sederhana saja, saya sudah banyak hutang sama anda," jawab Sullivan.