Setelah bicara dengan Kanaya, Sullivan bergegas menemui Ghailan dan Shireen. Awalnya Ghailan tidak mau menemui Papa nya karena masih merasa kesal. Tapi setelah dibujuk Shireen, pria itu pun mau berdiskusi dengan Papa nya.
Mereka bertiga duduk di kamar Shireen, karena tidak enak jika bicara di ruang tengah. Meskipun harus berdempetan satu sama lain. Shireen menatap Ghailan yang sedang melirik Sullivan penuh kebencian. Sementara Sullivan tersenyum santai menghadap anaknya.
"Gua malas sebetulnya ngadain kaya ginian..Nggak penting tahu nggak," kata Sullivan membuka suaranya.
"Ya kalau malas silahkan pergi! Ini tempat saya!" seru Ghailan dengan sengit.
'Hah? Tempat saya? Apa yang dia maksud rumah makan atau tempat kerja?' Shireen langsung membatin.
"Gini, gua nggak suka masalah kecil di besar-besarkan. Kalau bisa masalah besar di kecilkan dan masalah kecil dihilangkan," kata Sullivan lagi. Matanya tajam menatap Shireen dan Ghailan bergantian.
