"Hei! Ada apa Ghailan!" Sullivan mencoba bangkit dan menenangkan anaknya.
"Papa nggak waras! Dari dulu memang bajingan!" teriak Ghailan.
"Ya Tuhan, ada apa ini?" Kanaya masuk ke kamar Sullivan, ia shock melihat sorot muka Ghailan yang sedang marah. Mata anaknya itu nyalang menatap Papa nya.
"Sampai kapan kamu bermain perempuan! Tidakkah bisa pokus hanya dengan Mama saja, hah?! Wanita yang sudah mendampingimu seumur hidup!" Ghailan kembali berteriak.
"Ghailan! Stop it! Ada masalah apa dengan kamu, Hah!" Sullivan bangkit lalu memelintir tangan Ghailan.
"Aarrgghhh!" Ghailan merintih kesakitan.
"Sullivan! Lepasin dia!" Kanaya berusaha menolong anaknya.
"Kanaya! Jangan ikut campur!" Sullivan menatap tajam istrinya.
"Tapi, lepasin Ghailan dulu," pinta Kanaya, hatinya gemetar ketakutan.
"Jangan ikut campur!" perintah Sullivan dengan tegas.