Shireen dan Ghailan memutuskan untuk tinggal di mess rumah makan. Meski sudah ditawari membelikan rumah oleh Sullivan. Ghailan menolaknya dengan halus dan mengingatkan ajaran Sullivan untuknya, yang sudah mendidik mandiri sejak kecil.
"Papa, terima kasih sudah mengantarkan kami." Ghailan mengucapkan salam perpisahan.
"Bahagia kalian berdua sayang." Sullivan memeluk keduanya, saat ini hatinya sangat emosional.
Kehangatan cinta antara Shireen dan Ghailan terus berkembang. Masa masa sulit pernikahan telah mereka lewati dengan sangat baik. Meski gangguan dari Jiel selalu menghantam ketenangan mereka. Karena komitmen saling percaya, mereka bisa mengatasi segalanya.
Usaha yang dirintis pun mulai berkembang, karena Ghailan tahu Sullivan punya anak jalanan. Ia pun mempekerjakan mereka agar bisa hidup dengan layak. Sullivan merasa terbantu oleh Ghailan, sebab ia hanya fokus menyekolahkan anak-anak tersebut.
