Saat ada seorang warga melintas, Innes langsung menanyakan nama Bu Rom. Ia tahu, mantan ibu mertuanya itu senang bergaul. Sudah rahasia umum jika wanita itu lebih terkenal dari pada Pak Ali. Inens kembali berjalan diantar warga tersebut menuju rumah Bu Rom.
Alih-alih akan bahagia melihat anaknya, keadaan rumah Bu Rom sangat sepi. Innes mulai bertanya-tanya, dimanakah anaknya? Perlahan ia mengetuk pintu triplek yang menjadi pelindung rumah. Akan tetapi tidak ada jawaban dari sang pemilik.
Innes memutuskan untuk menunggu dan duduk di bale-bale rumah. Nanar matanya melihat sekeliling rumah yang berdiri di bawah rimbunnya pohon bambu. Gubuk yang terlihat usang itu jadi tempat tinggal kedua anaknya selama ini. Muncul rasa penyesalan, karena sudah membiarkan kedua anaknyai lepas dari genggamannya.
Angin sepoi-sepoi membuatnya mengantuk, lama menunggu tak kunjung ada tanda kepulangan Bu Rom. Saat matanya mulai lelah, seorang wanita berambut pendek datang menghampirinya.