Sullivan pulang ke rumah orang tua angkatnya, sebelum ke rumah Adilla dia tidak meminta pendapat orang tuanya. Karena malas memberikan berbagai jawaban, jika mereka mengajukan pertanyaan. Bagi Sullivan, apapun keinginan dan keputusannya, kedua orang tuannya hanya wajib mendukung karena ia lelah hidup dalam kepura-puraan dan kepolosannya selama ini.
Dia turun dari elf di terminal, lalu meneruskan perjalanannya dengan naik angkot yang langsung melewati rumah orang tuanya langsung. Angkot berwarna hijau muda polet kuning itu senantiasa mengantarnya ke rumah. Sullivan berhenti di kampung bernama Cicaringin, tepat di depan masjid Al-Barokah yang ada di pinggir jalan. Ia berdiri sesaat menatap masjid tiu, mengingatkannya pada saat pertama kali ia emngucapkan dua kalimat syahadat.