Setelah mendengar cerita dari Diana, hati Adilla semakin merasa sakit hati. Ia sama sekali tidak menudga jika ibunya Innes sekasar itu. Padahal dsri segi strata, wanita itu orang yanng berpendidikan. Kehadirannya dalam rumah tangga Sulivan dan Innes seperti benalu yang mengganggu. Ia pun merangkul Diana, menangis melepas rasa sakitnya.
Stigma negTif janda sekarang sangat ia rasakan dampak buruknya. Ia sadar dirinya tidak sekuat yang di bayangkan. Kehidupan ini teramat kejam padanya seorang hamba yang mencoba bahagia.
"Aku nggak punya wajah lagi di sini, Di. Aku malu sama warga," ucap Adilka, di sela isak tangisnya.
"Kalau kamu malu, artinya kamu punya rasa sama Sullivan atuh Dilla," pungkas Diana.
"Nggak, Di, bukan gitu. Pemikiran warga tentangku pasti negatif sekarang. Aku mau pulang saja. Aku nggak sanggup lagi hidup dalam rasa malu sebagai janda," ucap Adillaa yakin.
"Kamu, yakin M
Dilla?" tanya Diana.