Shireen gemetar ketakutan, jangankan untuk bisa bicara. Dilihat orang saja dianmerasa sangat malu apalagi disebut pembunuh. Zoevanca memberikan air mineral untuk menenangkannya. Ia semakin penasaran dengan kehidupan mereka sekeluarga.
"Mbak Reen, kamu ingat siapa dia?" tanya Zoevanca.
Shireen menggelengkan kepalanya.
"Kenapa dia nyebut kamu perebut dan pembunuh?" cecar Zoevanca.
"Saya aja nggak tahu, sayya ini siapa dan orang tua saya di mana. Kenapa Mbak Va ikutan nyecar aku sih.," Gerutu Shireen meremas kepalanya yang terasa sakit.
"Maaf Mbak," ucap Zoevanca, ia menyesal sudah mencecar Shireen.
"Kepala saya sakit." Shireen mulai berkeringat, siluet masa lalu mulai menghantui pikirannya kembali. Ia meremas kuat kepalanya menahan sakit..
"Sebentar, saya cari obat dulu," kata Zoevanca, lalu pergi meninggalkan Shireen dan pergi mencari toko obat.