Sepulang dari kantor, Zoevanca meminta sopir pulang naik taksi. Sementara dirinya dan Sullivan akan makan malam bersama. Setelah mengetahui arah mana tang Zoevanca tuju, Sullivan bisa menebak keinginan wanita itu.
Zoevanca tersenyum senang, karena dia bisa mengulang makan malam seperti waktu itu. Bodyguard hanyalah alasannya untuk bisa bersama Sullivan saja. Ia butuh teman bicara, yang bisa mengerti dan asyik seperti Sullivan. Gerald, bukanlah sosok yang tepat untuk jadi teman cerita.
Setelah cukup lama menyusuri jalanan ibukota, mereka pun sampai di kafe megah ala Eropa. Tempat di mana mereka pernah bersama menikmati sebagian malam. Zoevanca tersenyum lebar dan mengajak Sullivan masuk, tanpa banyak bicara. Sullivan mengikuti langkah wanita itu.
"Masih ingat makan malam waktu itu?" tanya Zoevanca.
"Lupa, udah lama," jawab Sullivan.
"Jahat!" Zoevanca memukul lengannya pelan.