Pagi hari Shireen sudah bangun menyiapkan sarapan untuk semua orang. Sullivan membawa Kanaya keluar dari kamar, lalu menggendongnya ke meja makan. Sementara Alea masih tertidur pulas di kamarnya.
"Pagi Om, Tante," sapa Shireen.
"Pagi Reeen," balas Sullivan, lalu duduk di kursi.
"Om, mau teh atau susu?" tawar Shireen.
"Lagi pengen teh nih, tolong buatin ya Reeen."
"Ok."
"Nggak usah!" cegah Kanaya melemparkan tatapan tajam pada Shireen.
"Kenapa Nay?" tanya Sullivan keheranan.
"Biar aku saja yang buatkan. Sini minta semua bahan saja."
Shireen menganggukkan kepalanya, raut wajah Kanaya masih seperti kemarin, menampakkan ekspresi tak suka padanya. Shireen menyiapkan semua peralatan seperti cangkir kesukaan Sullivan, gula, teh panas dalam teko. Kanaya sedikitpun tidak mau meliriknya, Sullivan membaca situasi tersebut dari kedua orang yang ada dihadapannya.
"Reen, bangunin Alea tuh suruh mandi," titah Sullivan.