"Ini sepeda motorku," ucap Aditia.
Hayati tidak merespon ucapan Aditia, dia melongo saat dia lihat jam tangan miliknya sudah menunjukkan pukul setengah sebelas.
'Bagaimana ini? Aku harus bicara apa sama mama nanti? Pasti mama marah dan tidak mengizinkan aku untuk keluar malam lagi. Apalagi kalau mama tahu, kalau aku pulangnya diantarkan oleh Aditia.' Hayati mulai kalut, pikirannya sudah dipenuhi oleh imajinasi dirinya sedang dimarahi oleh Hana.
"Hayati, kenapa kamu diam?" Aditia melambaikan tangannya tepat di depan wajah Hayati.
"A-pa?" tanya Hayati saat dia tersadar dari lamunannya.
"Kamu kenapa diam dan bengong? Apa kamu tidak suka dengan sepeda motorku?" tanya Aditia.
"Tidak kok, Kak. Yang terpenting aku bisa sampai rumah dengan selamat," jawab Hayati.
'Dan juga tidak dimarahi oleh mama,' gumam Hayati.
"Ya sudah. Ayo!" Aditia mengajak Hayati untuk naik di jok sepeda motornya, betapa senang raut wajah Aditia malam ini.