"Kita mau kemana, Pa?" tanya Akbar.
"Kita akan pergi ke rumah teman Mama dan Papa, teman waktu SMA," jawab Iyan.
Akbar masih memikirkan jawaban dari Iyan, sebab yang dia tahu dan dia rasakan saat ini, jalan yang sedang ditempuh oleh Iyan adalah jalan menuju rumah Hayati.
"Apakah mungkin, maksud papa teman SMA nya adalah orang tua Hayati?" pikir Akbar.
"Kenapa diam, Akbar?" tanya Ara.
"Tidak apa-apa, Ma. Hanya saja, Akbar sedikit bingung," jawab Akbar.
"Kamu tidak perlu bingung, Akbar. Cukup kamu lihat saja!" ujar Ara.
Akhirnya Akbar hanya melihat saja, apa yang sebenarnya Ara dan Iyan ingin lakukan. Setidaknya pikiran tentang Hayati juga sudah berkurang, dan dia kembali fokus kepada game online yang dimainkannya sedari tadi.
"Akhirnya kita sampai," ujar Iyan dan membuka sabuk pengamannya.
"Alhamdulillah." Ara juga membuka sabuk pengamannya.
"Lah! Bukankah ini rumahnya Hayati?" pikir Akbar melongo.