Aku membiarkan mereka tahu, kalau aku bisa melakukan seperti di dalam video itu. Artinya aku pernah mengalaminya, jadi jangan sampai berbuat yang sama,. Dan tentu saja sekolah pun menjadi geger, termasuk kepala sekolah dan guru. Aku pun di panggil ke ruangan kepala sekolah untuk menjelaskannya. Dengan tenang aku menjawabnya.
"Aku sudah sering mendapat perlakuan seperti itu dimana pun dan kapan pun! jadi ketika aku masuk kesekolah baru, bagai memasuki perang dan musuh baru !" kataku sambil menjelaskan video yang di posting mereka. Aku memberikan video ketika aku menjadi Miss Las Vegas untuk kampanye Stop Bully!
"Jadi apa salahnya aku melawan, untuk memberitahu mereka! kalau diam salah, tidak pun akan salah juga kan? karena mereka di anggap benar, korban akan terus salah! sebagai pengadu lah dan itulah ya, kan ?" kataku. Kepala sekolah terdiam.
"Oke, nona! aku hanya meminta penjelasan saja !" jawabnya.
"Apa karena, aku Miss Teen ?" tanyaku, dia tertegun.
"Ya, sama saja siapa pun itu !" jawabnya. Aku mengangguk.
"Baik, tapi apa bapa tahu siapa di balik Gossip Girl ?" tanyaku. Dia terkejut. Dia menggeleng kepala.
"Saya tidak tahu, itu urusan mereka !" katanya.
"Hati-hati loh pak! bila di biarkan, bisa-bisa anda dan guru-guru pun mungkin bisa kena juga! karena ... mereka tahu segalanya !" bisikku dan dia menatapku, aku pamitan pergi.
Aku tak perduli ketika semua orang menatapku dengan berbagai ekpresi, kemana pun aku pergi. Teman-temanku di Las Vegas pun mendukungku.
"Gila, lo balas dendam versi mafia loh !" seru Alena dan Zalena rersenyum, aku mengangguk ternyata mereka tahu juga ternyats, kan itu mungkin strategi umum di klan mafia. Mungkin ...
"Betul, dan sekarang gue kemana-mana di tatap aneh !" kataku.
"Begitulah kita sayang! dimana pun dan kapan pun akan seperti itu! kita sebagai klan mafia beranggapan bahwa di dunia ini tak ada kata teman bisnis, sahabat atau keluarga yang benar-benar sejati! semuanya adalah musuh terselubung !" kata mereka.
"Jadi kita seperti itu ?" tanyaku tersenyum. Mereka mengangguk, aku tertegun.
"Sorry sayang! ketika nanti kita dewasa dan semua menjadi ketua klan Mafia itu semua berlaku !" jawab mereka.
"Gue tahu, tapi gue rasa hanya satu yang bisa menjadi pengikatnya! yaitu kepercayaan! lo tahu gue, gue tahu lo !" jawabku sambil mengedipkan mata dan kembali tersenyum, semua tertegun dan kemudian tertawa.
"Lo bakalan menjadi ketua klan mafia yang hebat !" puji mereka.
"Benarkah ?" tanyaku.
"Serius! lo punya kemampuan lebih hebat dari kita! seakan darah lo memang di takdirkan menjadi seperti itu! bayangin aja lo menjadi Queen and Mafia! Ratu kecantikan sekaligus Mafia !" ujar Akio dan Marcello, tersenyum, aku tertawa.
Hari ini aku sudah berdandan rapi dan cantik, karens hendak bertemu Martina temanku. Sopir pribadi pun sudah menunggu.
"Anda cantik sekali nona !" puji para pelayan, sambil menatap mereka kagum.
"Terima kasih! aku mau bertemu dengan temanku !" kataku dan pamitan. Mobil Mercedes Benz terbaru mengantarku ke apartemen Martina, Sesampainya di sana, aku turun karena Martina memintaku untuk mampir dahulu ke apartemennya. Aku tak keberatan.
"Hai ...!" sapaku ketika Martina membuka pintu apartemennya.
"Hai ...!" jawabnya kami pun cium pipi kiri dan kanan serta berpelukan,
"Ayo masuk! mereka ingin bertemu dengan kamu !" ajaknya, sebenarnya kami sudah pernah bertemu tapi tak lama,
"Mam, nenek dan semuanya kenalkan Anjelina Miss Las Vegas !" ucap Martina kepada semuanya, aku tersenyum.
"Tentu sayang, kita sudah saling berkenalan di Hawaii !" jawab mamanya yang masih terlihat cantik, aku mengangguk. Dan dia memelukku dan kemudian memperkenalkan semuanya kepadaku. Tak lama kami pamitan untuk pergi, mereka tak keberatan. Ketika di bawah Martina terkejut melihat sebuah mobil mewah terpakir.
"Sudah gue duga lo orang kaya! Anjelina !" katanya.
"Kalau iya memang kenapa? ayo masuk, kita ini Miss Teen! keamanan kita haruslah jadi prioritas !" kataku tersenyum.
"Iya juga ya !" Martina tersenyum.
Kami pun mulai berjalan-jalan ke seputar kota Manhattan, Broadway yang terkenal serta jalanan exklusif tempat di mana brand ternama berada, begitu Time Square yang tersohor.
"Wow ...! gue minta maaf! seperti orang kampung saja! karena ini semua bagai mimpi saja bagi gur! semua yang gue lihat hanya di televisi saja !" serunya ketika berjalan-jalan di sana, sambil memandang sekelilingmya.
"Lo, tahu cita-cita gue? ingin menjadi artis terkenal! bisa tampil di broadway dan lainnya !" katanya, aku tersenyum. Tak lama aku menyeggol pundaknya dan menunjuk sebuah banner terkenal di sini dan tahukah? di sana terpampang wajah kita berdua dalam iklan merek minuman terkenal.
"Kurasa itu awal dari semuanya !" kataku, Martina mengeluarkan ponsel dan merekam dan mengirimkan kepada keluarganya.
"Mam, lihat kan? oh my god! aku berada di banner di Time Square !" dia pun melakukan video call dan memperlihatkan kami berada di tengah persimpang jalan yang terkenal ini.
"Iya sayang, kamu memang layak dan berhak untuk mendapatkan semuannya !" ucap mamanya tersenyum bangga dan Martina mengangguk. Aku tersenyum dan terharu, bagiku mungkin biasa saja, tapi bagi Martina itu luar biasa perjuangannya untuk sampai sini.
Aku ajak dia pergi, untuk makan malam. Nenek Ana, dari papaku atau omaku mempunyai hotel juga di New York dan juga terhubung dengan dunia sihir. Ketika kami sampai ada seorang manajer yang menyambut kami, dia tahu aku. Dan mengajak kami ke restoran paling atas di hotel.
"Kenapa lo bawa kesini untuk makan ?" tanyanya melihat kemewahan yang ada di sini.
"Santai saja, ini milik omaku !" aku menjelaskan semuanya dia tertegun.
"Terima kasih ya, lo udah baik banget sama gue! yang bukanlah siapa-siapa ini !" katanya.
"Gue ini sama dengan lo! gue sering di bully, padahal gue kaya menurut lo dan lainnya! masa sih, kok bisa? tanya semua! gue juga engga tahu! itu artinya kita berdua sama, ada yang suka dan tidak suka! dan itu wajar! mungkin iri hati dan lainnya sama kita !" kataku, dia mengangguk.
"Dan gue, engga perduli dengan status seseorang dalam perteman! bisa dengan siapa saja! dan itu juga udah turunan dari keluarga gue begitu! bahkan menjadi saudara sampai sekarang !" ujarku tersenyum.
"Ini gratis semuanya! anggap saja kita merayakan keberhasilan kita sebagai Miss Teen! dan menatap Miss Universe dan Miss World !" kataku, dia mengangguk setuju.
Setelah itu kami mengobrol banyak, dari masa kecil dan lainnya. Martina memuji masakannya enak sekali. Biasanya para kontestan menjaga betul pola makan agar badannya ideal, makanya banyak yang diet ketat sampai berlebih untuk itu. Aku sendiri santai. Papa mengajariku berbagai ramuan herbal dan rempah. Untuk kesehatan. Ini di mulai ketika aku berumur 9 tahun, melihat papa selalu masuk ke sebuah ruangan. Awalnya sih tidak perduli tapi kok jadi penasaran dan mengintipnya.
--------------------------
Betapa terkejut, karena di ruangan itu banyak sekali stoples dengan beraneka macam isinya, papa tidak terkejut atau marah ketika aku masuk. Dia pun menjelaskan semuanya, sejak itu aku tahu semuanya dan itu ilmu turun temurun dari omanya oma Ana. Dan kini aku bisa memasak masakan sehat sendiri atau minumannya. Tanpa perlu msnyiksa diri dengan diet yang ketat.
"Jangan khawatir, disini makanannya terjamin tak bikin gemuk !" kataku, Martina malu karena terlihat agak hati-hati. Dia pun bercerita sebuah insiden sewaktu menjadi Miss Teen Ohio, karena senang dia makan banyak. Apa lagi di hari Thanksgiving.
"Akhirnya berat badan gue naik! aku menjadi bahan cemoohan semua orang di media sosial! gue menangis, mama memberi semangat! tak apa-apa makan banyak walaupun gue Miss Teen! tapi bukan hanya mereka, bahkan pihak manajemen pun begitu juga! sejak itu gue selalu hati-hati !" curhatnya sambil menunduk. Aku mengeluarkan sesuatu dan memberikan sebuah botol.
"Jus ?" tanyanya heran.
"Gue juga sama kok! itu problem kita agar terlihat cantik dan anggun di hadapan para juri, bukan kurus tak bercahaya! gue memutuskan membuat ramuan sendiri dan berhasil! cobalah, itu sehat dan yang penting aman! dengan minum itu makanan sebanyak apa pun tak membuatmu gendut atau gemuk! justru memlacar metabolisme tubuh !" jelasku, dia menatapku agak ragu.
"Gue, mengikuti berbagai aturan diet! tapi tak berhasil, gue juga olah raga !" katanya. Aku mengangguk. Akhirnya dia mencoba dan tertegun.
"Manis, asam tapi segar! tapi sedikir pahit! tapi gue suka !" katanya terkejut setelah mencobanya. Aku tersenyum, setelah itu aku membawa dia kesuatu tempat, mall rahasia di hotel ini. Martina tertegun melihat deretan butik kecil brand ternama dunia, ada di sini.
"Kenapa gue melarang lo belanja di tempat tadi? karena ini !" kataku, Martina menatapku.
"Apa maksudnya gue engga mengerti ?" tanyanya heran.
"Buat apa beli kalau ada yang gratis !" jawabku, asal tahu saja semua hotel milik oma Ana selalu mempunyai hidden secret room seperti ini. Dan semua barang-barang ini khusus pemiliknya, mau di manapun dia tinggal. Jadi tak heran mau di Las Vegas, New York di mana pun berada.
"Beneran ?" tanya Martina tak percaya. Aku mengangguk.
"Ambil yang lo mau, sesukanya !" kataku serius. Martina pun melihat dan berbagai brand dan masih ada harganya.
"Kalau mau keluaga lo juga boleh kok membawanya ssbagai hadiah! mereka sudah mengsuport lo sampai sekarang !" kataku, dia menangis kembali, aku memeluknya.
"Sudah, santai aja! lo tak perlu memikirkan apa pun! serius ini gratis !" kataku dan akhirnya aku jelaskan biar percaya, dia tertegun tak percaya. Akhirnya dia setuju dan video call kembali keluarganya dan mereka terkejut. Akhirnya dia melayani keluarganya untuk mencari barang yang di sukainya, terutama adik-adiknya perempuan dan laki-laki.
"Jangan banyak-banyak! uang kakakmu engga cukup !" terdengar ucapan mamanya, kedua adiknya terdiam, aku dan Martina tertawa.
"Kenapa kamu tertawa? kamu sedang di butik kan? harusnya kamu berhak membeli apa pun yang kamu mau! tapi memang harus dibatasi jadi kamu tak perlu boros !" nasehat mamanya.
"Tante, maaf ini semua gratis! jadi boleh ambil semaunya !" kataku, semua terkejut.
"Beneran ?" aku mengangguk.
"Beneran, ini semua masih baru loh! bahkan belum ada di toko publik juga !" kataku.
Akhirnya semua tak keberatan dan setelah memilh barang dari ujung rambut sampai kaki. Bahkan aku yang menawarkan barangnya, karena mereka malu mengambil barang banyak-banyak. Setelah beres, aku akan mengirimkannya setelah beberapa hari.
Aku mengantar pulang Martina, kami memeluk dan saling mencium pipi. Bahkan sebenarnya kini Martina memakai pakaian baru semua.
"Terima kasih banyak Anjelina! gue tidak tahu harus bagaimana membalasnya !" katanya.
"Gue kan sudah bilang tak perlu seperti itu! dan sebenarnya itu untuk gue dan keluarga! tapi karena biasa! jadi apa salahnya berbagi bersama orang lain! bahkan teman gue yang kaya pun tak ragu loh mengambil barangnya! jadi lo santai aja ya !" kataku, Martina mengangguk dan pamitan.
Beberapa hari kemudian, Martina menelpon dan mengatakan barang sudah di terima.
"Gila, banyak banget! semua sampai kaget loh! tapi serius semua pas dan cocok barangnya! terima kasih banyak ya !" Martina pun memperlihatkan kotak berbagai merek brand yang di pilih.
"Syukurlah semoga bermanfaat barang-barangnya !" kataku senang.
Aku kembali sekolah, dan tetap dandanan yang pertama kali aku masuk. Walau mereka tahu aku Miss Teen. Kenapa aku tak merubahnya? sama saja akan tetap di bully juga akhirnya dan juga tidak akan mempunyai teman, seperti sekarang. Tetapi aku tak perduli. Di kelas tetap sendiri, di kantin dan lainnya.
Aku hanya datang, untuk belajar dan setelah itu pulang ke apartemen.Sampai suatu hari. Seorang lelaki duduk di hadapanku. Aku ingat dia yang memberitahuku tentang aplikasi Gossip Girl.
"Hai, gue William !" katanya wajahnya tampan, mengingatkanku dengan adikku.
"Ya, bisa gue bantu! oh iya terima kasih atas bantuannya! dan gue Anjelina !" jawabku.
"Itu bukan masalah !" katanya.
"Lo ... gay ?" tanyaku, dia terkejut. Aku membuka ponsel dan memperlihatkan sesuatu. Willam terkejut dia diam saja.
"Jangan khawatir santai saja !" kataku.
"Terima kasih! gue duluan !" katanya, semua menatap kami, aku hanya pun mengangguk, dia pun pergi.
Aku bertubrukan dengan seseorang dan itu seorang cowok termasuk ganteng. Bukuku jatuh dia menolongku mengambil buku.
"Sorry !" katanya
"Tidak apa-apa !" sambil tersenyum dan dia pun pergi. Aku pun menuju ke kelas.
"Hai !" sapanya ketika aku baru dari locker dan menyapaku,
"Hai juga !" kataku santai,
"Gue, Kevin !" katanya dengan tersenyum.
"Oh, lo pasti tahu gue! ngomomg-ngomong lo pemain Football kan ?" tanyaku.
"Betul memangnya kenapa ?" tanya dengan cuek. Aku memperlihatkan ponselku. Dia terkejut,
"Mengertikan maksud gue! sorry, gue engga tertarik !" kataku langsung pergi, aku mendengar ada tertawa dan langsung diam, muka cowok itu memerah. Dia marah.
"Jual mahal atau takut skadal !" sindir seseorang. Dan itu cewek yang kemarin.
"Bukan keduanya! gue engga suka cowok bekas soalnya !" kataku, dan memperlihatkan ponselku yang memperlihatkan berbagai foto cowok itu dengan berbagai cewek, salah satunya Karen yang menyindirku.
"Kasihan banget lo! ini bukan gue ya? tanya ke gossip Girl !" kataku sambil berlalu. Mukanya memerah marah.
--------------------
"Anjelina, lo mau kemana ?" teriak seseorang ternyata Wilam.
"Pulang lah !" kataku santai.
"Engga main-main dulu ?" tanyanya.
"Kemana ?" tanyaku heran, dia menyebutkan beberapa tempat gaul di sini. Dia mungkin menyangka aku tidak tahu apa-apa tentang New York, dia belum tahu. Semua seluk beluk sini sudah tak usah di ragukan lagi. Apa lagi New York sihir.
"Oh benarkah? boleh tuh !" akhirnya aku setuju untuk William menunjukan tempat-tempat itu, aku memberitahu sopirku bahwa akan pergi bersama temanku. Willam mengajakku ke mobil porsche miliknya.
"Wow keren !" pujiku dan dia tersenyum. Aku duduk di sebelahnya, dan Wiliam yang menyetir. Mobil pun melaku di jalanan New York yang padat.
Yang pertama ke sebuah Cafe yang memang viral sebagai tempat ngopinya para kaum muda di New York. Kami masuk, dan memang ramai terutama para anak sekolahan. Aku memesan kopi kesukaanku dan begitu pun William. Kami menikmati minuman sambil mengobrol. Sampai ada cowok ganteng lewat dan aku melihat William meliriknya. Dia dari sekolah lain. Di televisi ada iklanku sedang di putar, itu adalah iklan komestik lipstik untuk kaum remaja.
"Lo terkenal juga ya ?" ujar William.
"Biasa aja !" kataku tersenyum.
"Lo hebat ya aktingnya! sampai tak ada yang tahu lo Miss Teen, bintang iklan dan lainnya !" ujarnya sambil melirik ke sekeliling yang semua tak tahu bahwa ada aku di sini.
"Lebih ini seperti ini kok! santai !" kataku tersenyum.
Setelah minum-minum pergi ke tempat lainnya, salah satunya mall terkenal di New York kami pun masuk. Dan melihat-lihat saja tak berbelanja. Kami bertemu Karen and the gang di sana, sedang memilih baju dan melihat tas bermerek. Mereka melihat kami tapi sekilas dan tak perduli serta sepertinya kami seperti tak ada. Aku sedang memilih baju.
"Mba kalau tas yang seperti itu ada gak ya ?" tanya seseorang tiba-tiba menunjuk tas sekolah yang ku pakai dengan brand terkenal.
"Maaf belum ada! atau bisa jadi itu untuk pelanggan khusus! coba anda ke butiknya !" jawab pelayan ramah.
"Hei mba, aku ini anak orang kaya! dan selalu di kirimi katalognya! bilang aja engga ngejual disini! apaan sih, katanya mall kelas atas! kalau soal duit aku engga masalah !" gadis itu malah marah. Aku memberi kode untuk pergi kepada William. Aku tak mau mendengar ocehan gadis sombong itu.
Walau aku biasa saja, semua sebenarnya memperhatikan outfit yang aku pakai. Dan katanya sih mereka mencarinya tapi tak ketemu. Tapi sebulan kemudian barang yang aku pakai baru di pasarkan. Dan gossip itu beredar, itu artinya barang yang aku pakai exklusif termasuk tak percaya dengan harganya, dan aku selalu memantau Gossip Girl yang selalu update tentang apa pun. Fotoku ada tag khususnya, apa yang aku pakai ke sekolah.
Mereka tahu, apa yang aku pakai. Akan ada di toko beberapa waktu kemudian. Keesokan paginya sekolah geger dengan kejadian di mall. Semua menatapku dari ujung rambut sampai kaki. Tak lama tas yang aku pakai ada di toko dengan harga yang tak terbayangkan. Semua curiga, kok bisa aku memakai barang seperti itu?
Dan Gossip Girl pun membongkarnya siapa aku sebenarnya. Dari cucu Oma Ana yang mempunyai jaringan hotel dan rumah sakit dan lainnya. Sampai akhirnya ada berita menghebohkan kalau dari opaku aku adalah keturunan mafia.
"Pantas, dia tidak takut siapa pun !"
"Kok bisa ya, cucu mafia menyandang gelar Miss Teen ?"
"Apa ada permainan ?"
Gosip itu semakin panas saja, dan akhirnya sampai ke telinga organisasi Miss Teen aku pun di panggil dan mba manajerku mendampimgiku.....
Bersambung .....