" mau ke mana Lo?"
Bagas baru aja abis dari kantin, pas mau masuk kelas. Udah ada Arin aja yang siap-siap keluar dengan wajah menahan marah
Tapi bagas udah gak heran, pasti ini ada hubungannya dengan Shaka. Siapa sih yang buat Arin emosi tiap hari selain Shaka seorang
" Shaka lagi?" Tanya Bagas ke Mia
Mia ngangguk kemudian jalan ninggalin Bagas di kelas, bahaya kalo gak di cegah. Bisa-bisa Arin ngamuk pake jurus andalannya
" SHAKA NUGRAHA!!!" teriak Arin menahan untuk tidak menangis
Shaka yang sedang bersama para kawanannya di kelas menoleh ke arah pintu, ada Arin di sana yang sudah menatap dengan wajah yang siap membabi buta Shaka
Siapa sih yang suka di jailin tiap hari tiap menit tiap jam, gak ada. Arin juga gak suka, Shaka gitu cuma sama dia doang sama yang lain dia ngehormati
" Ada apa sih cantik?"
Arin menatap tajam Shaka, sudah berapa kali ia berkata sabar untuk dirinya sendiri. Berulang kali juga ia coba bahwa shaka hanya sekedar bercanda
" Gue ada salah apa sih sama lo Shaka?" Tanya Arin menahan tangis
Shaka tertawa senang melihat wajah memerah Arin, baginya melihat Arin datang memarahinya adalah hal paling menyenangkan baginya
" Ya gue seneng aja Lo kesiksa" jawab Shaka enteng
Tapi tidak untuk Arin, tidak ada masalah enteng baginya. Sebegitu tidak suka jika arin hidup dengan tenang tanpa gangguan siapapun
" Lo seneng?" Tanya Arin
Shaka menganggu dengan semangat
" Iyalah gue seneng, kapan lagi bisa Nemu hiburan kaya Lo"
Bugh...
" SHAKA!"
" ARINN!"
Shaka menatap Arin dengan memegangi sudut bibirnya yang terlihat mengeluarkan darah. Sementara Arin menatapnya dengan pandangan marah
Napasnya naik turun, mencoba menahan air matanya untuk tidak jatuh dan di anggap lemah oleh Shaka
Semua yang melihat diam, tidak ada yang berani berkomentar ataupun memisahkan keduanya
" Gue bukan hiburan yang bisa Lo injek-injek"
Arin dengan segera pergi dari kelas Shaka, untuk kedepannya tanggapan orang-orang tentang Arin. Tidak akan pernah arin pusingkan lagi, sudah cukup dia menjadi bahan bercandaan Shaka
" Yaampun Shaka lo berdarah" ringis mia mencoba mendekat ke arah Shaka. Tetapi tidak jadi dan langsung pergi menyusul Arin, sahabatnya itu pasti langsung menangis
" Kagum gue sama Arin, enak kayanya mukul Lo" seru Sandy dengan senang
Shaka mendengus kemudian berjalan ke arah UKS, untuk meminta obat untuk lukanya. Keras juga pukulan Arin, dan Shaka gak pernah duga jika pukulan perempuan juga berefek akan wajah rupawannya
" mau ke mana Lo?"
Shaka mendengus
" UKS "
" gue ikut !" seru Sandy sekalian modus sama pacarnya yang kebetulan hari ini kebagian jadwal jaga di UKS
.
.
.
" ARIN TUNGGU IH!" teriak Mia mencoba mengejar Arin yang jauh di depannya
Arin berjalan cepat ke arah rooftop sekolah, untuk menangis sepuasnya di sana. Shaka hanya menganggapnya sebuah hiburan semata
Shaka memang benar-benar membuatnya muak, laki-laki itu menjaili Arin sungguh keterlaluan. Tadi pagi Arin hampir di buat menangis dengan banyaknya sampah di bangkunya
Setau Arin, dia tidak pernah berbuat diluar tindakan pada Shaka. Tetapi lelaki itu terus merecoki hidupnya, seolah Arin sudah melakukan kesalahan besar padanya
" Gue benci sama Lo Shaka"
To be continued