Sesudah bertemu dan berbicara empat mata dengan Tabuib Hwang, Putra Mahkota menghampiri Kasim Kang di kamar, lalu dia duduk di tepi pembaringan, menatap iba kepadanya.
"Malang sekali dirimu, Kasim. Ini semua salahku, andaikan aku tidak pergi ke masa depan bersama Dayang Nam dan Putri, mungkin perdana menteri tidak akan memasukkanmu ke dalam penjara bawah tanah, dia juga tidak akan berani menyerang istana. Semuanya kacau balau karena kesalahanku," sesal Pangeran, matanya berkaca-kaca.
"Di satu sisi, aku sangat mencintai Dayang Nam sehingga aku ingin sekali pergi ke Seoul lalu menikah dengannya di kota itu. Berpetualang di negeri dan abad yang baru rasanya sangat menyenangkan," tambahnya mencurahkan isi hati.