Selesai memasak mie, Shin Ru pun memasukkan mie tersebut ke dalam sebuah wadah khusus yang sengaja disimpan Shin Ru dikedainya.
Kemudian Shin Ru keluar dari dapur menuju tempat makan para tamu dan menghampiri Na Rang yang sedang berbincang-bincang dengan Sung Bin.
"Na Rang, ini Nanmyeonnya[1] sudah siap." Shin Ru memberikan wadah berisi guksu pada Na Rang.
"Terimakasih Bu," balas Na Rang.
"Kau tidak ingin mencicipi guksu buatanku juga?" tanya Shin Ru.
"Tidak, aku kemari bukan hanya membelikan guksu saja untuk nyonya dan Su Jin melainkan ada hal penting yang harus kusampaikan pada Ibu," jelas Na Rang.
"Hal penting apa? Sebaiknya kita bicara di rumah saja," tukas ibunya.
"Tunggu, Bu. Aku juga mengajak Sung Bin dan Hyun Ra bersamaku."
"Baiklah. Di mana Hyun Ra? Sung Bin cepat panggil temanmu kemari," perintah Shin Ru.
"Baik, Bi," sahut Sung Bin.
Sung Bin segera beranjak dari kursinya lalu menghampiri Hyun Ra yang sedang mencuci perkakas makan di belakang kedai.
"Hyun Ra, kau masih lama tidak mencuci semua perkakas itu? Bibi Shin Ru memanggilmu," ujar Sung Bin.
Hyun Ra pun menoleh ke arah Sung Bin yang berdiri tidak jauh darinya.
"Sung Bin, tolong bantu aku mencuci perkakas-perkakas ini agar pekerjaanku cepat selesai," pinta Hyun Ra.
"Sudah tinggalkan saja dulu perkakas itu, bukankah Na Rang mengajakmu pergi ke rumahnya?" tanya Sung Bin.
"Pasti dia mengajakmu juga ... ini urusan wanita, kau tidak boleh ikut," seloroh Hyun Ra.
"Urusan wanita apa? Kalau dia mengajakmu aku juga harus ikut dengan kalian," balas Sung Bin memasang tampang serius.
Sesudah berbicara kepada Hyun Ra, Sung Bin kemudian kembali ke tempat semula.
"Di mana Hyun Ra? Mengapa dia tidak ikut kemari?" tanya Shin Ru.
"Hyun Ra masih mencuci perkakas makan, Bi," jawab Sung Bin.
"Temanmu rajin sekali, apa kalian ada rencana untuk menikah?"
"Tidak ada Bi, aku dan Hyun Ra hanya berteman biasa," terang Sung Bin.
"Bu, bisakah Ibu memberikan surat ini kepada Putra Mahkota?" tanya Na Rang sambil mengeluarkan sekantung uang dari Young Mi dan sebuah kertas yang dilipat sedemikian rupa berisi pesan rahasia.
"Surat apa itu?" tanya Shin Ru.
"Surat rahasia, Bu. Nanti tolong berikan pada Putra Mahkota atau Tabib Lee jika mereka singgah di sini." Na Rang memberikan suratnya kepada Shin Ru.
"Pelankan sedikit suaramu, aku tidak ingin semua orang tahu kalau kita adalah kaki tangan Putra Mahkota." Shin Ru berbisik.
"Maaf, aku tidak dapat mengendalikan emosiku," balas Na Rang.
"Sepertinya kau sedang berusaha menahan amarahmu, tidak biasanya kau bersikap begini," tukas ibunya.
"Sebenarnya aku--"
"Ssttt ... diamlah. Lihat kesana." Mata Sung Bin menatap seseorang yang mirip dengan Perdana Menteri.
Na Rang dan Shin Ru mengikuti arah tatapan mata Sung Bin, deg! Mereka semua terkejut dibuatnya ketika orang tersebut membuka gatnya.
"Perdana Menteri??" Suara Na Rang tertahan.
"Cepat pergi ke dapur Na Rang!" perintah Shin Ru.
"Ba--baik, Bu."
Na Rang segera beranjak dari tempatnya lalu masuk ke dapur, dia sangat ketakutan.
"Apa yang dia lakukan di sini?" tanya Sung Bin heran.
"Entahlah ... Perdana Menteri Sung begitu mencurigakan dan agak sedikit misterius," terang Shin Ru.
"Berjalan-jalan sendirian di kota? Ada apa ini? Seingatku dia tidak pernah muncul di sekitar sini." Sung Bin merasa ada sesuatu yang sedang direncanakan Perdana Menteri di dekat kedai Shin Ru.
"Lebih baik kita jangan mencampuri urusannya kalau mau selamat." Shin Ru menasihati Sung Bin.
"Tapi mengapa dia membeli mainan itu? Dia keluar masuk istana seenaknya, lagaknya sudah seperti Putra Mahkota saja." Sung Bin terus-menerus mengamati pejabat kerajaan tersebut.
"Mungkin mainan itu untuk Putri Hyun Eun, aku dengar dia sangat menyayangi putri dan menganggapnya sebagai anak kandungnya," jelas Shin Ru.
"Benarkah? Sejak kapan dia menganggap Su Jin sebagai anak kandungnya??" tanya Na Rang, ia mengernyit mendengar ucapan ibunya tadi.
Kecurigaan Sung Bin terhadap Perdana Menteri Sung semakin bertambah ketika dia berlalu dari kedai mainan yang terletak tepat di seberang kedai guksu kemudian masuk ke kedai pedagang hanbok.
Perdana Menteri Sung berniat membelikan hanbok untuk Young Mi lengkap dengan jangotnya[2].
******
Note :
[1] Guksu dari tepung gandum dan telur yang disajikan dengan kaldu sapi.
[2] Jenis pakaian luar yang dikenakan oleh wanita Korea pada masa Dinasti Joseon sebagai kerudung untuk menutupi wajah mereka. Jangot serupa dengan durumagi, jubah luar hanbok. Namun bedanya, jangot memiliki kerah (git) dan pita pengikat (goreum).
Penjelasan tentang Jangot lebih lengkap dijelaskan di bab 32 bersama keterangan mengenai Hanbok.