Chereads / Jangan Kau Berulah, Saya Tidak Akan Mendua / Chapter 3 - Eps 3. Kelak jangan menyesal.

Chapter 3 - Eps 3. Kelak jangan menyesal.

" Kenapa, takutt??! Iya, memang benar. Badai sangat mencintai cewek lain, dan cewek itu adalah AKU!! Dia tidak pernah mencintai kamu, paham!!? Dia mendekatimu atas permintaanku karena aku penasaran seperti apa kamu sebenarnya!!

Paham kamu cewek idiotttt??!!!" Darra mendorong kasar tubuh Aulya.

Maafkan aku Mama, Papa, kakak Dhanil,,,,

aku tidak sopan dengan orang. Tapi ini bukan orang, dia iblis. Sifatnya yang persis iblis, Ma. Nanti jangan marah ya., gumam Darra dalam hati.

Badai tercengang melihat perlakuan orang asing yang seenaknya mengaku sebagai cewek yang dicintainya selama ini terhadap Aulya, kekasihnya.

Ia menatap Darra tanpa berkedip. Tentunya sangat parah amarahnya.

Masssa,,,Badai tidak pernah mengenalnya tetapi sekarang mengaku sebagai pacar Badai, yang membuat suasana semakin buruk dan yang terburuk Aulya menangis sejadi-jadinya.

" Lihat!!!! Kamu lihat baik-baik wanita ini, Badai. Kamu dengar sendiri kan apa yang dikatakannya barusan?! Aku harap kamu tidak budekkk! Kamu bilang tidak pernah selingkuh, tapi apa yang barusan dia bilang?!

Kita PUTUS, Badai. Awalnya aku hanya ingin mengerjain kamu, tapi sekarang aku benar-benar ingin putus dari kamu. Aku tidak mau pacaran sama kamu lagi!

Selamat ya buat pacar baru kamu!!" Aulya pura-pura menangis seolah-olah hatinya terluka parah, padahal ia sudah tidak mampu melawan Darra yang sikapnya tidak pernah main-main dengan perkataannya. Ia langsung berlari pergi dan masuk ke Mobil temannya yang kebetulan lewat dan berhenti tepat di depannya.

Badai geram menatap Darra yang berdiri santai, yang sama sekali tidak menunjuk rasa bersalahnya kepadanya.

" Dasar JALANG!!" makian pertama.

" Apa rencanamu perempuan gillllaaa?!!!" Makian kedua.

Darra tertegun. Kalau diingat-ingat Darra tak pernah dimarahi seperti ini.

Badai mendorong kasar tubuh Darra hingga terjerambab ke belakang. Lagi-lagi, Darra hampir kehilangan nafas. Ia ketakutan bukan main ketika kedua tangan Badai yang sudah mencengkram kerah bajunya dengan tatapan yang siap menghancurkannya berkeping-keping.

" Jangan pernah muncul di depanku lag, atau aku akan meremukkan tulang-tulangmu." ancam Badai tanpa melepaskan cengkramannya dari leher Darra.

" Baik. Ingat baik-baik perkataanmu hari ini. Jangan pernah datang meminta maaf padaku kelak!" Darra membersihkan bajunya yang penuh pasir.

Badai terbahak-bahak dengan menatapnya penuh hinaan.

" Hey wanita tak beradab, cuci otakmu itu sebelum berbicara!

Cuihhh,,,kau berharap aku meminta maaf padamu??!!!

Kau yang harus minta maaf!!

Aku tidak akan melepaskanmu sampai kamu berhasil meminta Aulya kembali bersamaku."

Darra membelalak tak percaya. Bukankah Aulya mengkhianatinya? mengapa masih ingin bersama cewek selicik dia, memangnya tidak ada cewek selain dia di bumi ini??

Wahh,,,cinta itu ternyata benar-benar buta.

" Jadi maksud kamu, aku harus meminta maaf sama dia dan memohon padanya untuk balikaan sam kamu, begitu??

Hahhahaha,,,,terus saja kamu bermimipi. Sampai dunia runtuh pun aku tidak akan sudi melakukan itu!" Darra tertawa renyah. Badai mengumpat jengkel. Ia semakin stres berhadapan dengan Darra Anggrani yang ia tidak tau kalau mereka berdua satu sekolah.

" Aku tidak percaya ternyata ada wanita sejelek kamu di dunia ini yang kerjaannya sebagai PELAKOR!!" ucap Badai penuh hina kemudian beranjak pergi dengan mengendarai motornya. Tatapannya membuat Darra merinding.

" Semua orang menganggapku penjahat sedangkan Aulya lah malaikatnya. Dasar cowok-cowok bodoh!!" celetuk Darra menahan amarah.

*******

Dua jam sebelumnya,,,,

Raka merangkul mesrah tubuh Aulya, ia sangat mencintai cewek itu. Kemudian Aulya mengecup membalasnya dengan mengecup keningnya.

" Tolong rahasiakan hubungan kita yahh, Ka. Aku tidak ingin orang-orang berfikir aku hanya mengincar harta keluargamu." pintah Aulya dengan membenamkan kepalanya ke dalam pelukan hangat Raka.

Raka tersenyum manis dan menjentikkan jarinya di ujung hidung Aulya dengan mesrah.

" Kalau itu yang kamu inginkan, aku akan menurutinya. Selama kamu disampingku, apa pun akan aku lakukan. Berjanjilah kamu tidak akan pernah mengecewakan aku, Lya."

Aulya mengacak-acakkan rambut Raka dengan manja.

Ternyata cowok bodoh ini sangat mudah ditaklukkan. Aku pasti sangat mudah memanfaatkannya nanti., gumam Aulya dalam hati.

" Kamu tidak perlu cemas, Ka. Aku tidak mungkin mengkhianati cinta kamu yang begitu besar untukku. Kamu kan tau kalau aku tidak pernah bisa jauh-jauh dari kamu. Apa pun yang terjadi, percayalah bahwa aku tidak pernah menduai kamu."

Raka bernafas legah. Jiwanya seakan melayang jauh ke angkasa biru. Ia sangat bahagia, bahagia memiliki cewek sebaik Aulya.

Ya, sebaik Aulya! Entah dia sungguh-sungguh baik atau bukan, Raka tidak punya kekuatan untuk mengetahui isi hati orang tetapi ia sangat percaya pada ucapan Aulya padanya.

Mereka hendak masuk ke dalam restoran ternama Le Petit Chef namun seketika langkah mereka terhenti mendengar deru motor yang berhenti tepat di belakang mereka berdiri.

Raka sudah bisa mengetahui siapa orang di balik helm berwarna merah itu. Ia cepat-cepat menarik tangan Aulya, tidak ingin berhadapan dengan Darra di sini.

Darra membuka helmnya dan meminta seorang tukang parkir untuk memarkirkan motornya, kemudian menghampiri Raka dan Aulya sambil tersenyum kecut. Ia memutar-mutar bola matanya dengan kesal dan memonyongkan mulutnya di depan Raka, seolah-olah mengatakan bahwa Raka terlalu jelek untuk menjadi kakak kandungnya😅.

Tetapi bukan itu alasan yang sebenarnya. Ia hanya ingin mencari pasal dengan kakaknya yang sok-sokkan mempunyai pacar, yang dengan sengaja merangkul mesrah pundak Aulya di depannya biar ia ngiri sebagai penjomblo tulen.

" Ayo sayang, kamu mau makan apa?? Aku akan memesan untukmu." kembali Raka memancing emosi Darra.

" Cihh!! " Darra mengernyitkan kening.

Aulya menatapnya heran. Ia menjadi penasaran dengan Darra yang sedari tadi beradu tatap dengan Raka.

" Dia siapa, Ka?" tanya Aulya.

" Penggemar gila." Raka cekikikan diam-diam. Darra melototnya dengan mata besar-besar. Ia berhasil memancing emosi adiknya yang super pedas mulutnya kalau berbicara.

" Ohh, aku fikir dia juga pacar kamu. Lain kali jangan mencap orang lain gila, Ka. kata-kata seperti itu tidak pantas diucapkan oleh cowok seganteng kamu. Aku tidak mau pacar aku tu bersikap kasar dengan orang lain, apalagi kan dia penggemar kamu. Betulkan??"

" Hisss!!! " Darra mau muntah mendengar itu.

Aulya mendelik kesal melihat raut wajah Darra padanya.

" Kamu mengernyitkan kening kepadaku??"

" Bukan, aku mengernyitkan kening sama anjing."

Aulya melihat ke sekelilingnya, tidak ada anjing. Ia kembali melihat Darra yang bersikap acuh padanya.

" Tapi di sini tidak ada anjing. Kamu mengernyitkan kening kepadaku kan tadi??" ngotot Aulya tidak terima.

" Kalau kamu merasa kamu bukan anjing ya kenapa kamu harus sewot! Aku bilang anjing ya anjing, jangan tersinggung kalau bukan anjing." jawab Darra tanpa melihat kearahnya.

Aulya naik darah, ingin ditendangnya si Darra.

" Ayo, Lya. Tidak usah mendengarkan penggemar gila." Raka kembali menarik tangannya untuk masuk.

Aulya mengumpat panjang-pendek. Darra pun ikut masuk. Ia sedang janjian dengan Fraya makan di sini. Ia melihat Fraya sudah menunggunya ternyata. Raka dan Aulya duduk tak jauh dari mereka.

Fraya menatap heran dengan ekspresi Darra yang merengut kesal. Ia memesan makanan untuk mereka berdua sebab Darra tidak tau memilih makanan. Baginya, yang penting itu bukan udang dan tidak beracun, maka apa pun itu boleh dimakan.

" Ada apa, Ra?" Fraya tidak tahan untuk bertanya.

" Enggak. Aku hanya kesal dengan mereka yang yang suka memamerkan pacar mereka di depan kita. Hisss,,, menyebalkan sekali!! " Darra mendengus.

Fraya tidak berani bertanya lagi, sepertinya suasana hati Darra sedang buruk. Diam adalah yang terbaik. Meskipun belum lama mengenal Darra tetapi Fraya sangat mengetahui betapa luar biasanya Darra ketika marah.

" Eh,,,,ternyata kakak Aulya di sini juga, Ra. Tapi kok bukan sama Badai??!!" Fraya mendengus. Darra masih melamun.

" Ra, jika kamu penasaran secantik apa pacar Badai, coba kamu lihat. Dia duduk di sana." Fraya memberitahu. Darra tersadar dari lamunannya dan buru-buru menyesap minuman yang sudah dipesan ada di depannya supaya Fraya tidak mencurigainya lagi.

" Kamu tidak mendengarkanku tadi??"

" Maaf. Tadi kamu mengatakan apa?? Ada sesuatu yang menyenangkan??" tanyanya penuh antusias.

" Di sana ada kakak Aulya pacar Badai yang pernah aku ceritakan sama kamu. Coba kamu lihat, kamu pasti terpesona setelah melihatnya." sambil menunjuk kearah Aulya dengan perlahan.

" Yang itu,Raa."

Bersamaan dengan Aulya yang berdiri hendak ke toilet. Darra membelalak kaget. Ia baru mengetahui kalau cewek yang bersama kakaknya tadi ternyata Aulya Marsyan sang idola kampus yang juga pacar Badai sejak empat tahun yang lalu.

Darra langsung berdiri dan menyusulnya ke toilet. Fraya yang tidak tau apa yang terjadi memilih berdiri mengikutinya juga. Ia takut Darra melakukan hal yang dapat membahayakan dirinya sendiri di tempat seramai ini.

Darra berhenti seketika. Ia melihat Aulya sedang berbicara dengan seseorang di telpon.

Fraya ikut menguping di belakang Darra. Detak jantung Darra kian menggebu, tidak sabar ingin merobek tubuh cewek itu menjadi beberapa bagian.

" Hallo, Ma. Iya, aku bersamanya. Tenang saja, dia pasti ku taklukkan. Hahhaa...dia benar-benar percaya jika aku mencintainya, Ma.

Ehm, Badai?? Cowok yang satu itu juga pasti aku bereskan, Ma. Dia percaya jika aku mencintainya selama ini. Cuihhh,,,,mana mungkin aku jatuh cinta sama brondong!

Hahhaa,,,dia rela melakukan apa saja untukku, Ma.

Baiklah, aku akan meminta dia mentransfer uang ke rekening kita. Tentu saja menggunakan alasan yang briliantt.

Iya, iya. Selesai kuliah aku pasti menikah dengan Brain.

Brain tau kan dengan rencana kita selama ini??

Oh,,,dia yang mengusulkan ini??!! Hahaha,,,pintar juga itu anak." Aulya terbahak-bahak penuh bahagia. Tanpa disadari olehnya ada kuping yang sudah mendengar ucapannya barusan.

Ia berbalik dan betapa terkejutnya ia melihat Darra dan Fraya yang sedang menunggunya.

" Dasar cewek jahat!! Kami menyesal mengidolakan kamu selama ini!!" Fraya memaki marah.

Aulya mengibaskan rambutnya dengan congkak.

" Tidak ada yang memaksa kalian untuk mengidolakanku. Aku tidak membutuhkannya. Dan kamu,,,apa hobbymu menguping pembicaraan orang?!"

Ingin sekali Darra mengahajarnya tapi ia menahan amarahnya sekuat tenaga.

" Aku tidak pernah menguping pembicaraan orang, aku hanya menguping pembicaraan seekor anjing tak tau diuntung! " katanya sambil menyeret Aulya ke luar dengan kasar tanpa memperdulikan jeritan menyebalkan dari brengset itu dan lebih tak peduli tatapan dari segala penjuru.

Raka berlari ke luar menghampiri mereka bertiga.

Darra masih mencengkram erat pergelangan tanga Aulya.

Persetan jika tangannya remuk., geramnya dalam hati.

Raka melotot marah.

" Lepaskan tanganmu!!"

"Tidak akan!"

" Darra!! Jangan memancing emosiku!"

Darra akhirnya melepaskan cengkramannya.

Ia menggerutu panjang-lebar.

" Kamu baik-baik saja kan, sayang?? Tidak usah pedulikan dia, dia memang psikopat!" Raka memeluknya erat. Aulya tersenyum sinis pada Darra lalu menjulurkan lidahnya dengan angkuh tanpa sepengetahuan Raka.

" Apa kakak buta??! Dia bukan cewek baik-baik. Dia tidak pernah mencintai kakak, tolong percaya sama saya." mohon Darra. Pertama kalinya dalam hidup ia memohon pada seorang Raka. Aulya dan Fraya terkejut mendengar Darra memanggilnya "kakak".

" DIAM kamu!!!! Aku tidak mempercayai sepatah kata pun yang keluar dari mulutmu itu!! Dan ingat, aku bukan kakakmu!" Raka membentak kasar.

" Kak----- "

" Cukup!! Aku sangat kecewa sama kamu, Darra. Awalnya aku hanya main-main memintamu jangan memanggilku kakak di luar rumah, tapi sekarang tidak lagi. Jangan pernah memanggilku seperti yang kau ucapkan tadi, baik di rumah maupun di luar rumah!!! Anggap saja kakakmu hanya satu, yaitu Dhanil Pandujaya."

Darra dan Fraya tersentak. Darra melihat matanya dalam-dalam. Celaka! Raka serius mengatakannya. Apa??!!!

Dia mencampakkan adiknya demi membela Aulya yang tidak mencintainya sama sekali??! Yang benar saja!!

" Tapikan kak----- "

" Apa kamu budek?! Sudah ku bilang jangan memanggilku kakak!"

Darra manggut-manggut mengerti. Ia menghembuskan nafasnya yang terasa berat.

" Baik. Tenang saja, aku tidak akan memanggilmu kakak di mana pun itu. Terserah, yang penting aku sudah memberitahumu semuanya. Kamu percaya atau tidak bukan lagi urusan saya!"

" Tapi ingat baik-baik satu hal dari saya, jangan pernah menyesal dengan ucapanmu hari ini." lanjut Darra.

Ia langsung pergi yang disusuli oleh Fraya, sahabatnya.

" Dasar cowok bodoh! " umpat Fraya kepada Raka sebelum pergi.

BERSAMBUNG