Chereads / Jangan Kau Berulah, Saya Tidak Akan Mendua / Chapter 1 - Eps 1. Santai, nimati hidup.

Jangan Kau Berulah, Saya Tidak Akan Mendua

🇮🇩Nitta_Arenda
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 4.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Eps 1. Santai, nimati hidup.

Darra mengambil sepotong roti tawar dan mengunyahnya sambil berlari menuju garasi. Ia terkejut melihat empat orang bodyguard berdiri berjejer di depan pintu rumahnya.

" Haalo, selamat pagi. Pada lagi nunggu papa ya semuanya? " sapanya ramah sambil menelan perlahan makanannya.

" Silahkan masuk ke dalam mobil, nona. Kami akan mengantarmu ke sekolah." Bodyguard satu.

Darra terbatuk-batuk. Ia langsung tersedak mendengar ucapannya. Seorang pembantu berlari cepat mengambilkannya segelas air minum. Masih melototi keempat bodyguard tersebut ia menerima air mineral yang disodorkan oleh Mbok Hana kemudian menenggaknya sampai habis. Nafasnya ngos-ngosan karena menahan amarah.

" Maaf pak, kalian pasti salah ingat deh. Coba ingat baik-baik, bos kalian itu nyokap sama bokap saya, okay. Bukan saya. Saya tidak suka ke sekolah naik mobil, apalagi dianterin empat orang segala. Memangnya mau ke medan perang? " Darra mencoba memperlembut suaranya sebab ini hari pertama ia masuk ke sekolahnya yang baru. Kalau bukan karena kampus kakak sulungnya si Dhanil berdampingan dengan sekolah barunya mana mungkin ia mau pindah sekolah.

" Ini perintah, nona. Mohon dimengerti. " kata keempat bodyguard secara bersamaan sambil menundukkan kepala memberi hormat padanya.

" Saya bukan kambing yang suka dikawal pak, MOHON DIMENGERTI!!! " celetuk Darra kesal mengikuti gaya bicara mereka.

Presdir Mahendra, ayahnya, hanya bisa tertawa diam-diam. Putrinya itu memang luar biasa galaknya, tak peduli siapa yang sedang berhadapan dengannya akan disikatnya tanpa ampun, bila itu menyangkut melanggar HAKnya sebagai pecinta kebebasan.

Ia menyaksikan mereka dari balik jendela ruang tamu.

Nyonya Rania, istrinya, ikut mengintip keluar karena penasaran apa yang membuat suaminya itu berjinjit-jinjit sejak tadi.

" Bapak semuanya tau bahwa saya harus ke sekolah sekarang kan?? Saya sangat mengormati bapak sekalian, terima kasih sudah menawarkan diri untuk mengantar saya, tapi saya TIDAK MAU dihantar." jelasnya yang mulai melangkah pergi. Sontak ia langsung dihadang oleh keempatnya ketika ia hendak mengambil motorGPnya yang berwarna merah.

" Mohon masuk ke dalam mobil, nona." bodyguard tiga.

Darra tertawa kecut. Ia langsung memanggil kedua orang tuanya dengan suara keras-keras. Presdir Mahendra dan Nyonya Rania yang berada tepat dbalik jendela di belakangnya sigap keluar menemuinya.

" Ada apa sayang? " tanya ayah pura-pura tidak tau apa yang terjadi.

" Suruh mereka jangan mengikuti saya 9ke sekolah, Pa. Kalau mereka mengikuti saya terus, gimana saya bisa punya teman nantinya." pintahnya sambil menggandeng lengan papanya.

Ayah hanya bisa tersenyum. Ia membelai lembut kepala putrinya itu, kemudian mengecup keningnya dengan lembut.

" Minta izin sama mama kamu yah."

Darra merengut. Tiada hari tanpa perdebatan dengan mamanya itu yang selalu menjunjung tinggi asas sopan-santun dalam segala hal.

Darra, jangan tidur di kelas. Hargai orang saat berbicara, jangan memotong pembicaraan orang seenak jidatmu, jangan,,,,,,bla bla bla dan sebagainya. Serentetetan jangan selalu dikumandangkan mamanya setiap hari. Dan Darra benar-benar bosan mendengar yang itu-itu saja setiap hari. Ia ingin cepat-cepat ke sekolah, biar kupingnya bisa beristirahat dari ocehan mamanya yang super galak menurutnya.

" Pokoknya kamu harus ditemani oleh mereka. Ini demi kamu, sayang. Apa kamu lupa alasan mengapa kamu sampai pindah sekolah, hah?! " Nyonya Rania bersikeras mempertahankan pendapatnya.

Yeah, tentu saja Darra ingat alasan kepindahannya dari sekolah lamanya. Ia menghajar seorang siswa sampai tanggal gigi depannya, hingga kepala sekolah, teman baik Presdir Mahendra, meminta baik-baik padanya agar putrinya yang sangat galak tersebut harus dipindah ke sekolah yang lain sebab orang tua siswa yang dihajar Darra protes terus setiap hari padahal anaknya memang pantas dihajar. Tapi kan tidak mungkin Darra memukulnya tanpa alasan. Siswa kurang ajar yang bernama Dito itu selalu merundung anak-anak lain di sekolah, dan hanya Darra satu-satunya orang yang berani melawannya.

Nyonya Rania masih berceloteh panjang-lebar. Darra melirik jam tangannya. Sudah pukul 07.20 WIB, padahal Darra keluar dari kamar pukul 06.30 .

Ia mendesah dan menatap mamanya kesal.

" Ma, pidatonya lanjut nanti malam dulu. Saya sudah telat nih." katanya hendak pergi.

" Saya sudah beritahu kepala sekolah kalau kamu datang telat hari ini. "

Darra tercengang. Sejak kapan mamanya segila ini? Mentang-mentang sekolah tersebut milik mereka malah seenaknya kayak gini sama dia.

" Oh begitu ceritanya, Ma?? Baik. Besok dan seterusnya saya ke sekolah tunggu pukul 10.00 , kan sekolahnya milik mama sama papa. Wahhhh,,,,ternyata menyenangkan ya jadi anak mama." Darra bertepuk tangan yang membuat mamanya pucat pasi.

" Jangan pedulikan ucapannya, Ma. Kamu tau sendiri, mulut putrimu itu banyak cabai rawitnya." Presdir Mahendra mencoba meredakan emosi istrinya sebab Nyonya Rania sudah melotot tajam pada putri mereka.

" Cepat masuk ke mobil." pintah Nyonya Rania.

Darra bersikap acuh. Hari ini tidak ke sekolah sekalipun ia tak peduli. Toh, ia memang ingin tidur nyenyak di kamarnya. Lagipula kedua kakaknya belum berangkat ke kampus. Emang sih jam pelajaran anak SMA dan anak kuliah itu berbeda. Ia mendongak, berharap kakak sulungnya segera keluar.

" Ma, biarkan dia hidup mandiri. Jangan terlalu keras padanya. Mendidik anak perempuan seperti Darra itu tidak boleh terlalu keras, nanti kamu stres sendiri😊. Saya percaya sama dia, dia bisa menjaga dirinya sendiri. Kalau dikawal seperti itu, dia akan selalu menentangmu. " jelas papa lembut supaya istrinya berhenti berdebat dengan putrinya setiap hari karena keduanya tak seorang pun yang mau mengalah.

Nyonya melotot, sementara Darra tersenyum manis dan mengacungkan jempol kepada papanya.

" Ma, contohin tu sikap papa. Udah baik, pengertian, lembut,,,,uhmm,,,gan--teng lagi. Kalau sikap mama bisa mengikuti separuhnya dari sikap papa, anakmu yang sangat baik hati ini akan selalu mengacungkan jempol untuk mama😁. " Darra mencoba untuk tidak tertawa sebab mama sudah mau melumatnya hidup-hidup.

Para pembantu dan keempat bodyguard anak buah Nyonya Rania tidak tahan untuk tertawa melihat Ibu dan anak itu persis seperti kucing dan tikus. Nyonya Rania melotot marah ke mereka semua, terakhir pada suaminya.

" Lihat!! Gara-gara kamu selalu memanjakannya sejak kecil, dia tumbuh jadi preman seperti ini."

Presdir Mahendra mengelus lembut pundak istrinya. Ia memang sudah nggak kuat menyaksikan perdebatan mereka setiap hari, keduanya sama-sama keras kepala.

Darra berbinar senang melihat kedua kakaknya sudah muncul di depan pintu. Dhanil, kakak sulungnya, merapikan rambut Darra yang berantakan. Ia sangat menyayangi Darra.

" Kamu juga, Dhanil !!!!! Berhenti ikut campur urusan yang bisa dilakukannya sendiri !! Kamu mau mama pindahin kamu ke asrama biar jauh-jauh dari si Kepala Batu ini."

Dhanil hanya membalasnya dengan senyum. Ia tak berani menjawab supaya mamanya tidak melampiaskan amarahnya padanya. Darra melirik jam tangannya lagi. Wah,,,sudah hampir pukul delapan.

" Aku mencintaimu, ma. Bye,bye. Sampai ketemu nanti ya," mengecup dengan cepat pipi mamanya kemudian menarik tangan Dhanil. Nyonya Rania terbelalak tak percaya. Ia melihat putrinya menstarter motor dengan lihai.

Putri saya kah itu??!

Semua anak cewek teman-temannya selalu mengendarai mobil, tetapi hanya putrinyalah yang malah mengendarai motor seperti cowok.

" Kita berangkat dulu ya,,," pamit Darra dengan sopan. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

" Pa, apa kamu pernah menanyakan apa cita-cita putri kita? Jangan sampai jadi pembalap, bisa tumbuh tanduk saya. " Nyonya Rania mengeluh. Presdir Mahendra yang mengerti akan kecemasan istrinya langsung menggenggam lembut tangannya.

" Jangan terlalu banyak berfikir, ma. Biarkan mereka melakukan apa yang membuat mereka bahagia selama mereka tidak merugikan orang lain dan diri mereka sendiri. Kita tidak boleh terlalu ikut campur dalam segala hal supaya mereka tak merasa tertekan. Tugas kita hanyalah membimbing mereka dengan cara yang baik dan hati-hati tentunya. " tuturnya dengan pelan.

Nyonya Rania menghembuskan nafasnya yang terasa berat. Ada benarnya juga kata-kata suaminya itu. Ia tidak boleh terlalu keras pada anak-anak. Satu-satunya anak yang tidak membuat sakit kepala adalah Dhanil, mahasiswa paling disegani di kampus, UI.

Cerdas, sopan, rajin, -------yang pasti anak kebanggaan keluarga, khususnya Nyonya Rania. Dia ingin Raka dan Darra mengikuti jejak anak pertamanya itu.

Bagaimana tidak, Raka yang jelas-jelas kuliah dijurusan Manajemen tetapi setiap hari malah sibuk membuat robot dan barang aneh sejenisnya. Sedangkan Darra yang berjenis kelamin perempuan, bukannya ke sekolah untuk belajar tetapi malah bertengkar dengan anak lelaki, dan sepulang sekolah bukannya ke rumah tetapi ke arena balapan motorGP. Nyonya Rania mendesah panjang. Entah seperti apa masa depan kedua anaknya itu.

Nyonya Rania meminta keempat bodyguard tadi untuk menjaga rumah bak istana saja. Ia dan suaminya masing-masing berangkat ke perusahan yang letaknya agak jauh dari rumah.

" Mbok Hana, " Nyonya Rania memanggil salah satu pekerja di rumahnya yang sangat akrab dengan putrinya.

" Iya, Nyonya." seorang perempuan paruhbaya bergegas menemuinya.

Nyonya Rania tersenyum. Ia tau bahwa Mbok Hana sangat ampuh untuk menangani sifat kepala batu putrinya. Sebab, Darra si Cewek Super Galak sikapnya berubah sangat lembut bila berbicara dengan Mbok Hana. Dan apapun yang disarankan oleh Mbok Hana dengan sangat patuh ia lakukan. Intinya, Darra yang pembangkang berubah menjadi Darra paling penurut bila berhadapan dengan Mbok Hana. Padahal ibu kandungnya Nyonya Rania tetapi setiap hari layaknya kucing dengan tikus bla-bla-blaaaaa melulu, untung rumah tidak roboh gara-gara suara do tinggi keduanya.

" Pastikan Darra harus makan sepulang sekolahnya ya Mbok. Anak itu tidak pernah makan teratur, setiap hari makan roti kosong terus. Saya heran perutnya terbuat dari apa sampai makan pun harus dipaksain dulu baru mau makan. Tolong ya Mbok ya."

" Baik, Nyonya."

" Dan jangan lupa,,,

sampaikan sama dia, kalau sampai dia tidak makan sayur dan daging, mulai besok motornya disita." pesannya sambil tersenyum. Ia membayangkan bagaimana reaksi putrinya jika dipaksakan makan sayur apalagi daging. Pasti ngamuk besar.

*******

Darra merasa legah setelah sampai di depan gerbang sekolah barunya. Dhanil ikut berhenti. Ia ingin menemani Darra menemui bapak kepala sekolah SMA Bakti Negara di kantornya. Jangan sampai Darra bingung dan tersesat di sekolah barunya. Sementara itu, Raka tertawa penuh ejekan kepada Darra.

Ia dan Darra memang tidak pernah akur. Setiap hari saling mengejek dan menertawakan kelemahan satu sama yang lain.

" Ingat ya, di luar rumah jangan panggil saya kakak !

Masih ingat surat perjanjian kan?? Yang melanggar akan didenda." kata Raka dengan suara tegas.

Darra memutar bola matanya dengan kesal seraya mengernyitkan keningnya.

" Tenang saja, tidak ada yang mau jadi adikmu. Hisss,,🙄😏 " jawab Darra dengan ketus.

" Raka, berapa umurmu ?! " Dhanil menatapnya lekat-lekat.

Raka menciut. Ia mulai was-was bila Dhanil bertanya seperti itu. Ia memang takut berhadapan dengan kakak sulung mereka, si Dhanil. Ia terpaut tiga tahun umur dengan Dhanil, sedangkan dengan Darra hanya terpaut setahun. Ia tidak pernah berani mencari gara-gara dengan Dhanil, tetapi sama Darra jangan ditanya guys. Parah banget pokoknya.

" Raka,,,,! " suara keras Dhanil mengejutkan Raka dari lamunannya.

" Saya masuk duluan ya kak." katanya gelagapan.

Darra tertawa senang. Ekspresi Raka barusan sangat lucu dan Darra sangat beryukur mempunyai kakak sebaik Dhanil yang selalu menengahi perdebatannya dengan Raka.

" Kamu juga, Darra. Dia itu kakakmu, panggil namanya dengan sopan."

Uhhh,,,Darra pun dimarahi juga.

Raka cekikikan melihat Darra yang pucat pasi.

" Jangan mengaku sebagai adikku di luar rumah, paham?!! " lagi-lagi Raka mengingatkannya.

Darra menarik nafas dalam-dalam.

Tidak ada yang ingin punya kakak sejelek kamu🙄.

Dasar menyebalkan😏, jawab Darra dalam hati.

*******

Dhanil memperkenalkan adiknya kepada bpk. Kepala Sekolah. Ada banyak guru juga di ruangan itu. Mungkin tadi mereka mangadakan rapat sebab hampir semua guru ada di sini. Tanpa Darra sadari ternyata semua guru menatap tanpa berkedip kearahnya.

" Dia adik kamu, Dhanil ?? " tanya Pak Juanda, sang kepsek.

" Iy----- " Dhanil hendak menjawab iya tetapi Darra mencubit keras lengan kirinya. Dhanil hampir menjerit kesakitan kalau saja ini bukan ruang kerja bapak kepsek.

" Jangan beritahu ke siapa pun kalau aku ini adik kakak, plizzz. saya tidak mau mereka berteman denganku hanya karena aku anak seorang Presdir. Dan juga, aku terlanjur membuat surat perjanjian dengan monyet berkepala kambing , si Raka.

Kka-kak Raka maksud saya," bisik Darra dengan sangat pelan supaya tak seorang pun mendengar ucapannya.

Dhanil tersenyum.

" Darra adik kamu? " sekali lagi Pak Juanda bertanya.

" Bu,bukan pak. Dia anak tetangga. Nyokap sama bokapnya masih di New York, dan mereka meminta bantuan saya untuk menemaninya datang hari ini."

Wow🤭, ternyata kakak ahli juga membohongi orang😄. Darra ngakak dalam hati.

Pak Juanda manggut-manggut mengerti. Ia meminta Bu Sofia untuk menghantar Darra ke kelasnya. Darra ditempatkan di kelas XII-H, kumpulan siswa/siswi yang memiliki nilai paling rendah dan paling malas belajar. Sangat cocok untuk siswi sekocak Darra.

Heran saya sama anak-anak zaman sekarang. Bukannya merasa malu masuk di kelas XII-H tapi malah sangat bersemangat., gumam Pak Juanda.

" Saya permisi dulu pak." pamit Dhanil dengan sopan.

Semua guru berdecak kagum padanya. Siapa sih yang nggak kenal sama Dhanil Pandujaya??? Mahasiswa terpintar, terganteng, terdisiplin,------- dan serentetan "ter" yang lainnya di Universitas ternama dan terelit yang bersebelahan dengan sekolah ini. Bahkan hampir setengahnya siswi SMA Bakti Negara tergila-gila padanya.

*******

Darra memperhatikan setiap orang yang lewat di depannya. Sekarang jam istirahaat pertama, dan semua orang sibuk ke sana ke mari. Ia bersikap masabodoh kepada setiap pasang mata yang menatap heran padanya.

" Hyy,,,kamu anak baru?? " seorang cewek tersenyum ramah menghampirinya.

Ya ialah! Jelas-jelas kamu tau, nanya lagi !🙄

Darra hampir menjawab seperti itu tetapi melihat senyuman ramah dari cewek itu hatinya pun luluh.

" Iya, saya anak baru." ia membalas senyuman manis cewek itu.

" Saya Fraya, kamu?? " cewek yang bernama Fraya itu mengulurkan tangan untuk bersalaman.

Darra menerima salaman Fraya,

" Darra Anggrani," jawabnya dengan suara lembut.

Fraya mengajaknya melihat-lihat sekolah itu sebentar sebelum bel masuk berdering. Darra sekelas dengannya nanti.

Tak berapa lama kemudian bel berdentang pertanda masuk kelas, dan KBM dimulai.

Matapelajaran bahasa Inggris...***

Darra menggerutu panjang setelah Fraya memberitahu,, bahwa sekarang matapelajaran bahasa Inggris, matapelajaran yang paling dibencinya. Belum ada guru yang datang ke kelas mereka, Darra tidak tahan berdiri mulu depan pintu.

Semoga guru bahasa Inggris tidur nyenyak di kantor, amin.

Baru lima detik yang lalu ia berdoa, seorang guru lelaki sudah muncul di depannya. Pak Marko guru bahasa Inggris, umurnya sekitar 35 tahun. Ia menyuruh Darra mengikutinya masuk yang disambut sapaan selamat pagi oleh semua siswa/siswi di ruangan tersebut. Kemudian, Darra diminta memperkenalkan dirinya kepada teman-teman sekelas.

" Nama saya Darra Anggrani, umur 17 tahun." katanya dengan singkat. Hening. Rupanya semua masih pada menunggu kelanjutan perkenalannya.

" Sudah, pak." katanya yang membuat orang tercengang😯.

" Itu saja---?? " tanya Pak Marko kaget.

" Yeah,,,terus maunya seperti apa?? " Darra malah bertanya balik.

" Perkenalkan dirimu dengan lengkap supaya kita bisa lebih dekat dan lebih memahami satu sama yang lainnya. " pintah Pak Marko dengan suara lembut.

" Baik. Nama saya Darra Anggrani. Umur saya 17 tahun.

Saya tidak menyukai matapelajaran bahasa Inggris dan sejarah Indonesia. Terima kasih."

Darra tak sadar kalau wajah Pak Marko langsung merah padam ketika mendengar ucapannya tentang tidak menyukai bahasa Inggris.

" Bagaimana kalau orang-orang dari negara Inggris datang ke sini apakah kamu hanya bisa melongo ketika dia mengajakmu berbicara ??!! " Pak Marko menatapnya tanpa berkedip. Darra menoleh ke semua teman-temannya yang berada di ruangan itu juga, semua pada bungkam tidak berani menjawab Pak Marko.

Fraya memberi kode pada Darra supaya minta maaf saja pada beliau.

Cuih,,,,memang apa salah saya sampai harus minta maaf segala?!! Orang nggak suka bahasa Inggris kok sewot!!

Pak Marko tidak membiarkannya duduk sebentar, kaki Darra sudah pegal-pegal.

" Saya boleh duduk sekarang pak?? "

" Jawab dulu pertanyaan bapak baru kamu boleh duduk." tegasnya.

Kayaknya hari ini bakalan ada pertarungan sengit, Pak Marko sang pecinta bahasa Inggris vs Anak Baru sang pembenci bahasa Inggris. Wahhhhh...bener-bener keren ni anak baru,. batin Derlan penuh takjub. Ia penasaran seperti apa jawaban Darra.

" Darra----- " Pak Marko hendak berbicara lagi tapi Darra segera memotong pembicaraannya.

" Mau orang Inggris, orang Prancis, orang Jepang, dan orang dari mana pun itu KALAU BERADA DI INDONESIA yeah suruh mereka berbahasa Indonesia!! Kenapa harus kita yang menggunakan bahasa mereka, orang mereka yang dari luar datang ke negara kita." celetuk Darra yang membuat semua terbelalak tak percaya, tak terkecuali Pak Marko yang berdiri tepat di sampingnya.

" Saya boleh duduk sekarang kan, Pak?? " tanya Darra mengejutkan Pak Marko yang masih melamun.

" Ya." Pak Marko sampai tidak bisa berbicara banyak lagi. Murid baru ini sungguh membuatnya frustasi. Baru kali ini ia bertemu siswi SMA yang super blak-blakan ketika berbicara.

Darra menuju kursi kosong di sebelah Bastian yang sangat disegani banyak orang. Cowok ganteng itu sama sekali tak menghiraukannya. Darra melihatnya sedang mengukir sesuatu.

" Hyyy,,," sapa Darra berusaha seramah mungkin.

" Saya benci orang-orang yang sok akrab!" kata Bastian tiba-tiba dan menatap sinis pada Darra.

Cih,,,😏 siapa juga yang mau akrab sama kamu!!

Darra menggeram dalam hati. Pak Marko berceloteh panjang-lebar memaparkan materi bahasa Inggris dan Darra memilih tidur. Fraya ingin membangunkannya tetapi Pak Marko segera menghentikannya.

" Tidak apa-apa, biarkan saja dia tidur hari ini. Itu lebih baik untuknya dan juga untuk SAYA."

Semua pada tertawa mendengar penuturannya.

Terdengar bel berdentang pertanda istirahat kedua. Pak Marko melihat sekilas kearah Darra yang masih tidur nyenyak. Ia hanya bisa mengurut dada, anak itu sungguh membuat kepalanya sakit berat.

" Bangun, Ra." Fraya membangunkan Darra dengan panik.

Darra bangun dan mengucek-ngucek matanya. Ia terkejut. Ia dikelilingi semua teman sekelasnya, kecuali cowok yang duduk di sebelahnya.

" Ada apa?? " tanyanya heran.

Sontak mereka semua malah bertepuk tangan dan mendekapnya erat-erat.

Mereka bahagia??? batinnya kebingungan.

" Kamu sangat keren, Ra. Kami mencintaimu." Nadin tersenyum bahagia dan memeluknya erat-erat sampai Darra ngos-ngosan karena terasa sesak.

" Aku juga mencintai kalian, tapi tolong lepaskan saya." mohonnya . Mereka malah tergelak. Darra sangat menggemaskan dipandangan mereka. Darra melirik ke Fraya memohon pertolongannya sebab ia tak tahan lagi dipeluk seerat itu. Fraya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala menyaksikan tingkah konyol teman-temannya kepada Darra Anggrani.

" Mulai sekarang kita semua sekeluarga, sehati dan seperjuangan. Kita punya kamu yang keren dan yang paling berani pokoknya untuk mengalahkan manusia-manusia sombong dari kelas XII-A yang sok pintar itu."

Semua pada bersorak. Ada apa ini??? batinnya heran. Ia memperhatikan mereka satu per satu. Darra akhirnya tersenyum.

" Sepertinya saya akan menyukai kalian semuanya. Senang berkenalan dengan kalian ."

" Kami juga."

Kelas menjadi heboh. Fraya buru-buru menarik tangan Darra menuju kantin sekolah. Ia sudah tak kuat menahan lapar.

Mereka berpapasan dengan Salju Falexi, sang Bidadari sekolah. Ia bersama-----

Darra melongo. Cowok yang disebelahnya sangat mempesona.

" Ayo, Ra." Fraya menarik tangannya. Darra terkejut, ternyata ia melamun tadi gara-gara cowok itu.

" Mereka anak kelas XII-A yang disegani semua orang. Kumpulan orang-orang genius dan disiplin. Mereka tidak selevel dengan kita." jelas Fraya yang mengerti akan kebingungan Darra.

Salju memang sangat cantik apalagi cowok yang di sampingnya tadi ganteng banget.

" Ehm,,uhm,,,itu Fray,,,anuuu,,, " Darra bingung mau bicara apa. Ia penasaran sama cowok yang berjalan dengan Salju barusan.

" Kenapa?? " Fraya menyentuh kedua pundaknya.

" Cowok yang jalan sama Salju itu----- "

" Badai Erlangga ??? Aduhh Ra,,,pokoknya kamu jangan sampai jatuh hati sama dia, paham?? " potong Fraya dengan cepat.

Darra menggaruk-garuk lehernya yang sebenarnya tak gatal sama sekali, ia bingung dengan ucapan Fraya dengan ekspresi serius seperti itu.

" Sekedar nanya doang kok, soalnya mirip orang yang saya kenal lima tahun lalu." jawabnya asal.

Fraya tersenyum kemudian menggandeng tangannya.

" Syukurlah. Badai itu cowok paling dingin sealam raya. Jangan coba-coba suka sama dia. Saya tidak akan pernah bantu kamu bila berurusan dengan cinta." pesan Fraya dengan tegas yang membuat Darra semakin melongo heran.

" Dia mantan kamu yaa???" goda Darra.

" Enggak. Dia pacaran sama kakak kuliah di UI jurusan Kedokteran, namanya Aulya Marsyan. Sudah hampir empat tahun sekarang. Mereka romantis banget, Ra. Banyak cewek yang ngiri tetapi mereka sangat mendukung hubungan asmara antara Badai dengan Aulya. Saya juga dukunggggg buangettt."

Darra manggut-manggut mengerti.

" Tapi kok deket benget sama Salju?? Memangnya kakak Aulya nggak cemburu?? "

" Badai hanya dekat sama dua cewek, Salju dan Aulya. Salju sahabat sejak kecilnya, jadi Aulya tidak pernah meragukan kesetiaan Badai apalagi soal cemburu. Lagiankan Salju juga punya pacar, mahasiswa terkeren di UI. Kalau kamu ketemu dia, kamu bisa pingsan saking perfectnya. Genius, penyayang, suka menolong,-------pokoknya cowok idaman semua cewek Raaaa."

Darra mengernyitkan kening.

Sepertinya banyak penggemar gila di sekolah ini, termasuk Fraya😁. Sorry, Fray. Saya cuma bercanda.

Darra tertawa lepas. Kalau sampai yang dimaksud cowok perfect di UI adalah kakak keduanya, si Raka, bisa muntah Darra.

BERSAMBUNG😊🙋‍♀️

* Hallo readers tersayang, selamat membaca ya. Semoga bisa menghibur kalian. Kalau ada kata-kata yang salah dan tidak sopan saya minta maaf. Mohon dukungannya ya.

Tolong beri komentar kalian, baik itu saran, kritikan, pujian, dan lainnya. Dan juga jangan lupa like dan tambahkan ke favorit kallian😊. Baca terus setiap up episode barunya nanti ya*.