raga adalah anak sulung CEO TERNAMA ia memiliki seorang mantan bernama Lily gadis yang sangat cantik, seksi nan juga manis.
flashback•
didepan gedung yang sangat tinggi Lily berusaha untuk pulang sehabis bekerja. malam itu hujan turun, mau tak mau Lily harus melawan deras nya air hujan yang sudah membasahi kota ini.
Lily nekat menjadi kan tas mahalnya sebagai alas pelindung di atas kepalanya, saat dia ingin berlari tiba-tiba sebuah payung mendarat melindungi dirinya dari derasnya hujan.
Lily sempat terdiam, saat melihat siapa pemilik payung tersebut. tiba-tiba bibir nya menarik manjadi sebuah senyuman.
ternyata itu raga, lelaki yang selama ini ia rindukan dan juga ia sayangkan.
pada malam itu juga Lily dan raga melakukan adegan yang tak terduga di dalam tangga darurat yang ada di gedung tersebut.
raga melakukan aksi ciuman yang sangat mendalami. ia melumat setiap inci bibir milik Lily, raga juga tidak memberi kesempatan Lily untuk bernafas sebentar. dan melanjutkan aksinya sangat kasar.
• flashback off
Lily hari ini bertemu dengan Evelyn di sebuah taman yang tempat nya tak jauh dari apartemen milik Lily.
dengan mata sembab dan senyum palsunya ia tunjukan agar Evelyn tahu bahwa dirinya sangat mencintai raga
"kamu tahu? aku tidak pernah menyangka bahwa raga adalah bagian dari cinta pertamaku. karena dia menghilang tiba - tiba itu membuat aku menjadi kalang kabut. aku gatau salah aku dimana? sehingga membuat raga pergi jauh dari ku"
"apa Lo inget sesuatu yang bikin dia marah?"
Lily menggeleng lemah, jujur selama ia kenal raga untuk menanyakan sesuatu tentang hidupnya saja Lily tidak berani. apalagi membuat masalah yang membuat dirinya rugi. Lily rasa itu tidak benar, Lily sangat ingat betul bagaimana raga pernah berkata "dia akan kembali" hanya itu perkataan yang sangat indah di dengar menurut Lily
"aku mohon Evelyn. jika kamu nanti bersamanya tolong katakan bahwa aku selalu menunggu dia hadir kembali"
"gue rasa itu akan menjadi mustahil, karena gue tahu betul bagaimana raga. dia tidak akan kembali dengan orang yang sama"
Lily tersenyum kecut "aku hanya ingin bertemunya sekali saja untuk yang terakhir kalinya"
"lebih baik kita akhiri saja hubungan ini. untuk apa lo menunggu tanpa kepastian?"
lagi lagi Lily tersenyum simpul sambil mengangguk "baiklah, aku akan coba untuk jaga jarak dengan dia, tapi aku mohon berilah salam terakhir aku untuk raga yah" ujar Lily dengan percaya dirinya.evelyn membalasnya dengan senyum manisnya dan menarik Lily ke dalam dekapannya.
***
setelah Lily masuk ke dalam apartemen nya. Evelyn dengan santai berjalan ke arah persembunyian raga dan juga Adit. mereka semua mendengar percakapan antara Evelyn dan Lily bagaimana.
dengan amat penasaran Adit bertanya "kenapa Lo lakuiin itu?"
dan raga terdiam mengingat kejadian dimana raga melihat Lily keluar dari restauran yang akan ia datangi untuk menemui ayahnya. namun takdir tidak memihak padanya. ia malah melihat adegan mesra antara Lily dan Raka saat Lily ingin berpamit untuk pulang.
Raga tidak menegurnya, ia hanya melihat itu dari arah berlawanan saja. untungnya saja Lily tidak menyadari kehadirannya.
saat mengingat masa itu raga menjawab ucapan Adit sambil senyum "gue udah ga tahan, apalagi saat mengingat mendiang ibu"
"oke sekarang gue paham" ujar Adit membela
"mangkanya gue singkirkan. siapapun dia"
***
pagi harinya seperti biasa mereka akan melakukan ritual belajar. namun di jam pertama Evelyn sudah membuat onar dengan melabrak seorang laki-laki yang selalu merendahkannya.
"Lo jangan jual mahal deh, semalam berapa sih?" ujar Dika
Evelyn mengerjit kan kedua alisnya "Lo ngomong apa barusan!"
"harga semalam Lo berapa!?" ujar Dika lagi
Bugh...
satu pukulan berhasil mengenai hidung lelaki itu. saat Dika ingin membalas entah aduan dari siapa tiba-tiba raga memukul Dika lagi
"sekali lagi Lo bicara melewati batas Lo! ga segan-segan gue bunuh Lo ditempat!!" gertak raga
"cuih. murahan" ujar Dika pelan , namun masih bisa terdengar oleh mereka.
bugh...
satu pukulan mendarat kembali di bagian pelipis nya. bukan, bukan Evelyn maupun raga yang melakukannya. melainkan Adit sendiri yang memukul Dika sebagai pelajaran.
"jangan coba - coba sentuh apapun yang bukan milik Lo! ngerti Lo!" ujar Adit pada Dika. lelaki itu langsung mengangguk dan berlari ketakutan
Adit , Evelyn dan raga mereka bertiga berjalan ke lorong sekolah untuk mengantar Evelyn ke ruang musik.
saat diperjalanan Adit melontarkan kalimat yang sangat konyol
"kenapa kalian bertengkar? aku cinta pada mu"
cup
cup
dengan gerakan cepat Adit mencium telapak tangan raga lalu dengan cepat juga beralih mencium pipi Evelyn tanpa ijin.
"Adit aishhhh menjijikan" ujarnya gemas
"sialan Lo!" sentak raga tak terima. sedangkan pelakunya hanya menyengir bangga tanpa merasa dosa sedikit pun.