Setelah hari itu, orang-orang menyebutnya... 'Penyihir Agung'
"Rahel,kamu jenius,kamu punya bakat yang tidak berani aku tebak, " ucap sang guru dengan nada lemas.
"Iya, saya sudah tau, " ucap Rahel sambil membaca buku yang ada di tangan nya.
"Tidak bisakah kamu pura-pura sopan? " kesal sang guru.
"Yah, guru juga bisakah tidak pura-pura sakit? " sahut Rahel
"Aku tidak pura-pura sakit!" jawab sang guru dengan ekspresi seperti sedang menahan amarahnya.
"Toh, guru cuma flu. "
". . . makanya turuti permintaan terakhir ku ini, selama kamu hidup di dunia tugas yang kamu tangung tidak akan berakhir oleh karena itu milikilah setidaknya 6 murid saja cukup, setelah itu bagikan tugas mu kepada mereka agar beban mu lebih ringan, dan jangan menua lalu mati sendirian seperti ku, temukan cinta dan berkeluarga lah. "
"Guru. . . Mana mungkin saya yang jenius,muda, dan lebih pintar dari pada guru ini melakukan itu, " ucap Rahel dengan wajah tersipu dan tampak sangat bersinar dengan wajah tampan nya itu.
"Dasar sombong, " ucap guru nya sambil bangkit berdiri dari kasur dan mengambil sapu yang berada di sebelah nya.
"Hahaha, sepertinya guru sudah sehat, " dengan cepat Rahel melarikan diri dan bersembunyi di balik dinding, terjadilah kejar-kejaran antara guru dan murid nya.
"Hosh, hosh, pergi kemana dia? "
sementara itu Rahel yang masih bersembunyi di balik dinding memperhatikan guru nya yang kelelahan mengejarnya.
"Peft,murid ya?"ucap Rahel.