PUK
PUK
"Papa bangun udah pagi"
PUK
Chan mulai kesal setelah tujuh menit membangunkan papanya.
"Papa, nanti Chan telat" rengek anak kecil yang berusaha membangunkan papanya
"Aww iya-iya papa bangun" rintih Mingyu sambil memegangi pipinya yang dicubit oleh Chan
Mingyu mendudukan dirinya di ranjang dan menatap dari atas kebawah putranya itu. Seperti ada yang aneh.
"Chan ngompol lagi yah" tanya Mingyu ketika melihat celana Chan basah
Anak itu hanya menunduk dan bermain jari jemarinya yang mungil. Lantas mengangguk kecil. Mingyu hanya menghela nafasnya ini sudah biasa bagi Mingyu jika Chan mengompol.
"Kan udah janji gak ngompol lagi"
"Maaf papa" cicitnya
Mingyu berusaha untuk tersenyum dan tidak memarahi putranya "Yaudah yuk mandi"
"Hari ini sekolah. Mau ketemu mama dulu ya pa" ucap Chan
"Iya, nanti habis sekolah kita ketemu mama oke" Chan mengangguk senang
***
"Hahhh"
Mingyu memijat pelipisnya yang agak pusing.
"Punya sekretaris gak becus" desisnya melihat semua berkas-berkas pekerjaannya yang belum selesai semuanya
Ceklek!!
"Gyu"
Mingyu mendongak dan melihat ke arah pintu dan terdapat Seungcheol dan Jeonghan kakak istrinya itu.
"Oh, kalian Hyung. Masuk ayo" ucapnya sambil tersenyum tipis
Lalu Seungcheol dan Jeonghan mengangguk kecil dan berjalan masuk ke ruangan kerja Mingyu.
Mereka duduk di sofa setelah dipersilahkan duduk oleh Mingyu.
"Gimana keadaan Chan? Baik kan?" Tanya Jeonghan kepada Mingyu
"Baik kok cuman masih ngompol aja" jawab Mingyu dengan sedikit kekehan kecil
Mereka berdua tersenyum tipis.
"Masih nanyain soal Wonwoo" tanya Seungcheol
Mingyu diam sejenak dan mengangguk
"Tiap hari dia selalu nanya. Kalo mamanya dimana kok gak pulang? Gitu Hyung" jelas Mingyu. Tiba-tiba memorinya teringat jika Chan sedang bertanya dimana mamanya itu
"Mingyu juga bingung Hyung" pintanya
Baik Seungcheol dan juga Jeonghan hanya diam. Mereka tau apa yang dirasakan adik iparnya itu ketika kehilangan orang yang dicintainya.
"Gyu, Hyung sih gak masalah kalau kamu cari istri buat--
"Gak, Mingyu gak mau cari istri. Cukup Wonwoo yang jadi pertama dan terakhir" tegas Mingyu.
Mingyu orang yang tidak pernah ingkar janjinya. Dia sudah berjanji kepada Wonwoo maupun dirinya kalau dia tidak akan pernah cari pengganti Wonwoo.
Bayangan Wonwoo selalu melintas dipikiran Mingyu kapan pun dan dimana pun. Hatinya juga tetap menjadi milik Wonwoo seorang. Tidak ada yang bisa merebutnya.
.
.
"PAPA"
Happ
"Gimana sekolahnya seru?" Tanya Mingyu kepada Chan
"Seru, Chan dapat teman buanyakk banget" jawab Chan sambil melebarkan tangannya yang mungil itu
"Yaudah yuk pulang"
"Em, papa"
"Kenapa, mau eskrim?"
Chan menggeleng "Mau ketemu mama" lirihnya
Mingyu tersenyum tipis, tangannya terangkat mengelus-elus rambut milik Chan dengan lembut
"Ayo, ketemu mama"
.
"Mama, Chan datang lagi" serunya sambil meletakkan sebuket bunga aster
"Tadi Chan sekolah. Seru sekolahnya banyak teman juga"
"Chan juga pintar kok. Tadi dapat nilai 100"
"Chan pintar kan ma?"
"Mama gak usah sedih, Chan selalu berdoa sama papa biar nanti kita bisa kumpul disurga"
Chan mengusap air matanya itu
"Chan kangen mama, pengin peluk mama, pengin dicium mama, disuapin mama"
"Ma, hiks hiks"
"Sayang"
Mingyu mengusap batu nisan itu yang terdapat nama cantik milik istrinya itu. ' JEON WONWOO '
"Ayo pulang udah hampir hujan"
"Kita pulang dulu. Sampai jumpa"
To be continued