Razz terpekur menatap lantai saat Warsiti menumpahkan semua kekecewaannya.
"Kenapa sulit untukmu mengerti, Razz?! Ini organisasi yang serius! Tanggung jawabmu sebagai komandan tertinggi SWIR harus kau pertanggung jawabkan pada presiden dan juga SWIR pusat! Tindakan konyol ini bisa mencemarkan nama negara kita!" seru Warsiti tajam. Razz meremas rambutnya dengan gusar.
"Redam ambisi mudamu yang cetek itu, dan belajar lebih dewasa dalam mengambil keputusan," ucap Warsiti sinis dan bersiap pergi.
"Tunggu!" Razz akhirnya bersuara.
"Aku tidak butuh argumen atau alasanmu!" jawab Warsiti tanpa menoleh.
"Ada sebuah buku … yang mendiang Komandan Basjara tinggalkan untuk kami secara turun temurun." Razz menarik laci, mengambil dan mengulurkannya pada Warsiti. Wanita itu menoleh dan dengan ekspresi terpana ia menerima buku tersebut.
"Buku ramalan kuno …," desis Warsiti. Dengan gemetar ia mengambil tempat duduk dan mulai membuka lembar demi lembar.