Sultan menunjukkan sikap yang tidak terkejut saat Riona melaporkan tentang pencarian keris peninggalan Mataram tersebut. Dengan tenang, ia mempersilahkan Riona, Firma dan Joe untuk menikmati seduhan teh yang baru saja terhidang.
"Aku sudah memiliki firasat mengenai hal ini. Bukan berita yang mengagetkan, walau aku kecewa jika masih ada tangan liar yang mencoba untuk meruntuhkan keberadaan keraton Jogya."
Ucapannya terdengar lembut dan menenangkan. Tidak ada bahasa yang mengandung nada marah ataupun menyalahkan.
Joe terlihat lega sekaligus bersyukur. Rasa bersalah yang tadinya mendera, kini berangsur hilang dan berganti dengan kecemasan yang menyudutkan mereka.
"Menurut Sinuhun, kira-kira siapa yang berniat melakukan hal tersebut?" tanya Firman dengan raut bingung.
"Musuh kita saat ini bukanlah manusia atau kerajaan lain, leres tho Sinuhun (benar 'kan Sinuhun)?" sambung Firman masih mencoba mengulik.
Sultan tersenyum dan melemparkan pandangan yang jenaka.