Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Haseki Sultan

🇮🇩DaoistyIlm55
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.3k
Views

Table of contents

Latest Update1
Prolog3 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Cerita ini berawal saat dua orang gadis kecil terlihat saling menatap di depan sebuah gubuk tua di tengah hutan, sebelum memutuskan untuk mengetuk pintu dan mendapati seorang nenek tua yang menatap mereka penuh arti.

"Apakah benar kau seorang peramal?" tanya gadis berambut pirang pasir. Sedangkan yang ditanya hanya menunjukkan raut wajah datar, seakan tidak berminat untuk menjawab pertanyaan konyol tersebut.

Gadis pirang itu menggigit bibir, "Bisakah kau meramal kami?"

Nenek tua itu tersenyum licik. "Tentu ada bayarannya."

Melihat gelagat nenek tua itu yang tampak tidak wajar, gadis berambut brunette segera menarik lengan sahabatnya dan berbisik, "Lebih baik kita pulang saja. Entah kenapa aku merasa ia lebih seperti seorang penyihir daripada peramal."

"Kasar sekali," kata nenek tua itu merasa tersinggung. "Bagaimana jika aku meramalmu, gadis kecil?"

Gadis brunette itu hendak menjawab, tapi si nenek tua segera melanjutkan. "Aku akan memberikannya gratis untukmu."

Jauh dalam lubuk hati gadis brunette itu merasa ragu, tapi ia mengulurkan tangannya juga ketika si nenek tua meminta.

Hening cukup lama, sebelum si nenek tua membuka mata dengan binar misterius dan tersenyum samar.

"A-apa itu? Apa yang kau lihat?"

"Mahkota..." terdapat jeda selama beberapa saat sebelum ia melanjutkan, "...dan darah," matanya memicing dengan kilat yang aneh.

"Aku tidak mengerti," ada kegugupan dalam suaranya.

"Kau akan memiliki semua yang kau inginkan, tapi sebelum itu, kau akan kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupmu."

Gadis brunette itu semakin tidak mengerti. Ketika ia mengajukan pertanyaan lainnya, si nenek tidak menjawab dan menyuruhnya untuk pulang. Sepanjang perjalanan pulang, gadis brunette itu bertanya-tanya tentang apa yang diramalkan si nenek tua. Sementara sahabatnya menyuruhnya untuk tidak terlalu memikirkannya. Mengikuti saran sahabatnya, ia pun menganggapnya sebagai sebuah bualan belaka.

Namun siapa yang tahu? Jika ternyata apa yang dimaksud si nenek tua bukan sekedar bualan belaka.

TBC

Holaaaaa~

Gimana sama prolognya? Kira-kira apa yah arti ramalan si nenek tua? Penasaran ga?