Merry yang sadar, sangat terkejut karena ia sudah berada di kamarnya, dan di sebelahnya ada Novi yang sudah menunggunya.
"Nov? mengapa aku ada disini?" tanya Merry bingung.
Dia ingat sekali, jika sebelumnya dia sedang berada di taman bertemu dengan Fernando, namun entah mengapa tiba-tiba dia merasa mengantuk sekali, kemudian tertidur.
"Fernando menghubungiku, dan dia mengatakan jika kamu pingsan di taman, karena itu aku langsung menyusulnya dan membawamu ketempat ini." Jawab novi yang sengaja berbohong.
Merry terdiam, dia tidak tahu bagaimana bisa dia tiba-tiba pingsan di depan Fernando?
Novi yang melihat ekspresi Merry langsung berkata, "Mer, bisakah kamu berhenti menemui Fernando?"
Merry hanya terdiam, mendengar ucapan Novi dan kemudian dia berkata, "Apakah kamu bisa meninggalkanku sendiri?"
Novi sangat memahami jika saat ini Merry sedang bingung, namun dia tidak bisa memaksa Merry untuk benar-benar melupakan Fernando, walaupun Merry kehilangan ingatannya, tetapi hati Merry tidak bisa berbohong jika dia sangat mencintai Fernando.
Setelah Novi keluar dari kamarnya, Merry mengambil handphonenya, dan melihat kembali postingan instagram miliknya.
"Apakah benar jika kamu tidak mencintaiku? Mengapa kita tertawa bersama, dan begitu bahagia saat itu? Aku ingin ingatanku kembali, bagaimana caranya agar aku bisa ingat?" ucap Merry dengan mata berkaca-kaca.
***
Novi langsung duduk di kursi dan menyandarkan kepalanya pada bantalan kursi, sambil berkata, "Mengapa hal ini menjadi rumit? Aku kasihan pada Merry, seharusnya cinta mereka bisa bersatu, jika tidak ada gangguan dari raja Georgius dan ratu Leticia. Seandainya sejak awal Merry terlahir sebagai siluman, atau Fernando terlahir sebagai manusia, tentu mereka akan hidup bahagia."
Tidak beberapa lama handphone Novi berbunyi, begitu melihatnya, kak Adel yang menghubunginya.
"Seandainya kamu tidak berselingkuh dengan raja siluman waktu itu, tentu semua tidak akan menjadi serumit ini." Ucap Novi dengan sedikit kesal, dan langsung mengangkat teleponnya.
"Ada apa kak?" tanya Novi.
"Bagaimana keadaan Merry?" tanya Adelia yang sedikit khawatir, meskipun dia tahu Merry sudah ditemukan, tapi mendengar Merry yang amnesia, membuat Adel sedikit khawatir.
"Masih seperti biasa, dan kami tidak membahas tentang Fernando sama sekali, akan sangat berbahaya jika Merry mencoba mengingat kembali masa lalunya." Ucap Novi.
Adelia merasa sedikit sedih, sebenarnya dia sangat merindukan Merry dan ingin bertemu dengan seseorang yang memiliki nasib sama seperti dirinya. Tapi Adelia juga memahami alasan Novi untuk melarangnya bertemu dengan Merry, dan membiarkan Merry tidak mengenal dirinya. Semuanya itu demi keselamatan Merry sendiri.
"Iya, kamu benar, mulai sekarang aku tidak akan meneleponmu lagi, mendengar Merry sehat, aku sudah sangat bersyukur. Semoga Merry bisa menemukan kebahagiaannya bersama dengan pria yang tepat. Dan memang sudah seharusnya Merry tidak berhubungan dengan dunia siluman." Ucap Adelia dengan sedih.
Novi merasa lega mendengar ucapan tersebut, dan dia berkata, "Terima kasih atas pengertian kak Adel, semoga kak Adel juga menemukan kebahagiaan disana."
***
"Siapa yang menelepon?" tanya Merry yang tiba-tiba keluar.
"Teman kerjaku, apa kamu sudah lebih baik Mer?" tanya Novi yang sengaja berbohong.
Merry tersenyum dan berkata, "Iya, aku sudah lebih baik. Setelah ini apa yang akan kamu lakukan?"
Novi berpikir, sebenarnya dia ada janji untuk bertemu dengan ibunya Fernando, tapi dia tidak mungkin mengatakan hal itu kepada Merry saat ini.
"Apa kamu ada janji?" tanya Merry yang melihat ekspresi Novi.
"Ah, iya, aku ada urusan, tidak apa-apa jika kamu sendirian di rumah?" tanya Novi dengan sedikit gugup.
Merry tersenyum, dan berkata, "Tidak masalah, aku akan ke toko buku dan membeli beberapa novel."
"Baiklah, hati-hati." Ucap Novi dan ia segera pergi meninggalkan Merry.
Setelah berjalan sekitar lima belas menit, akhirnya Merry sampai di sebuah toko buku, tentu saja rak buku yang dia tuju adalah buku kesehatan, tentang bagaimana memulihkan amnesia.
"Sudah tiga bulan, dan tidak ada kemajuan sama sekali dalam diriku. Aku bahkan tidak bisa mengingat sedikitpun siapa aku, dan masa laluku! Apa hidupku akan seperti ini selamanya?" ucap Merry dengan sedih.
Meskipun Fanda dan Novi tidak mempermasalahkan keadaannya, tetapi hati kecilnya tidak bisa berbohong, ia merasa jika ia sudah menjadi beban bagi kedua sahabatnya. Dia tidak dapat bekerja karena tidak memiliki ijazah, dan tidak ada keterampilan yang dapat dilakukannya, yang dapat dilakukan hanyalah membaca buku saja.
Ketika asyik membaca contoh buku, tiba-tiba seorang pria memanggilnya, "Mer.. apakah itu kamu?"
Merry langsung menoleh, namun karena tidak mengenali pria tersebut, dia langsung bertanya, "Iya, maaf tapi kamu siapa?"
Pria tersebut tidak dapat menutupi kesedihan di wajahnya, dan ia berkata, "Apa aku sangat jahat di matamu, sampai kamu pura-pura tidak mengenalku?"
'Apakah pria ini mengenalku dengan baik? Semoga melalui pria ini, aku bisa mengingat masa laluku.' Ucap Merry dalam hati.
***
"Maafkan aku, aku mengalami kecelakaan yang membuat aku tidak bisa mengingat siapa diriku dan siapa orang-orang yang sudah mengenalku, apakah kamu mengenalku? Jika iya apa kamu bisa membantuku mengingat siapa diriku?" ucap Merry dengan nada polos.
Pria yang berdiri dihadapannya sangat terkejut mendengar ucapan tersebut, namun melihat ekspresi Merry yang begitu memohon, ia tahu bahwa Merry tidak sedang berbohong.
"Namaku Andrew, kita adalah teman satu sekolah, dan aku juga adalah mantan pacarmu." Ucap pria tersebut.
Melihat Merry yang terkejut, dan berusaha mengingat, Andrew melanjutkan ucapannya, "Lebih baik kita ke kafe yang ada di seberang."
Tanpa berpikir panjang, Merry langsung menyetujui ajakan Andrew.
Setelah sampai di kafe, Andrew langsung memesan segelas kopi, dan segelas coklat hangat. Begitu minuman yang dipesan tiba, Andrew berkata, "Kamu sangat menyukai coklat hangat, minumlah."
Merry tersenyum, dan berkata, "Kamu benar, Fanda menceritakan kepadaku makanan dan minuman kesukaanku, begitu aku mencobanya, ternyata aku memang menyukainya."
"Makanan kesukaanmu adalah nasi goreng, apa kamu tahu, waktu kita pacaran, hampir setiap hari kita makan nasi goreng sampai aku bosan, hahaha.." ucap Andrew dengan wajah yang sangat bahagia, sambil mengenang masa lalu.