Chereads / A Trip Of Our Youth / Chapter 21 - Berantem Lagi?

Chapter 21 - Berantem Lagi?

Hari ini Aruna dan Adelio kembali bertemu. Sengaja Aruna mengajak ke Sun Up Serpong. Karena mereka mau tanda tangan dan serah terima surat pembelian gedung, maka akan lebih baik jika ada saksi, berupa pekerja part timenya Aruna.

Tapi alasan utamanya adalah Keano. Aruna gak mau ribut lagi dengan pacarnya karena salah paham, jadi ia juga mengajak Keano hari ini. Biar cowok itu tau, Aruna dan Adelio murni partner bisnis.

Walaupun hubungan Aruna dan Keano sudah kembali membaik, tapi tetap saja Aruna merasa ada yang berbeda. Aruna mencoba untuk tetap positif dan berusaha untuk tidak egois. Ia mencoba untuk memahami kekasihnya.

Aruna masih mengobrol dengan Adelio di dekat pintu kaca walaupun matanya tidak bisa berhenti melirik Keano yang sekarang sedang asik mengobrol dengan Nesya di sudut ruangan dekat kasir.

Tring.

Bunyi lonceng pintu Sun Up membuat empat orang yang ada di situ menoleh. Itu adalah Sera dan Yora. Aruna sengaja mengajak duo 'RaRa' karena takut pertemuan Keano dan Adelio akan canggung. Memang sudah kodratnya jika Serafina Tiono dan Liora Hanarta disatukan, maka di situ lah ada keributan.

"Anyeonghaseyo, yeorobun!" Sera menyapa dengan riang dan sangat malu ketika menyadari ternyata ada satu orang asing ketika berbalik badan. "Eh, halo," sapa Sera pada Adelio dengan senyum sopan.

Beda lagi dengan Yora yang merasa tidak perlu repot-repot menyembunyikan tatapan kagumnya pada pria yang sedang duduk di depan Aruna itu. Yora mungkin dikenal sebagai pengoleksi mantan oleh teman-temannya. Tapi bukan berarti gadis itu hanya asal pilih pria.

Liora jelas punya standar, dan lelaki di hadapannya ini sudah pasti lulus uji visual. Yora menebak jika umurnya tidak jauh beda dengan Sean, kakak laki-laki Sera.

Dia memakai kemeja polos lengan panjang yang tangannya digulung sampai siku warna coklat dan dipadukan dengan celana chino warna cream. Rambut depannya cukup panjang untuk menutupi dahi. Jangan lupakan senyum menawannya yang muncul saat membalas sapaan Sera.

Yora mungkin akan betah memandangi lelaki itu jika saja wajah Sera tidak menginterupsi tepat di depan wajah Yora sambil mengibaskan tangannya. Membuat bunga-bunga yang tadi bermunculan di sekitarnya seperti dalam film layu dan lenyap.

"HOY, sadar!"

Yora berdecak, menggeser kepala Sera ke kiri supya gadis berhighlight ash blonde pada rambutnya itu bisa kembali melihat Adelio.

"Hai, aku Liora," kata Yora sambil tersenyum super manis dan mengulurkan tangannya. Adelio pun menjabat tangan Yora.

"Adelio. Panggil aja Iyo."

"Aku juga, panggil aja Yora." 'Panggil sayang juga boleh' bisiknya sambil menunduk. Tidak keras, tapi cukup bisa didengar Sera.

"Kalo aku Sera." Gadis itu menubruk tubuh Yora ke kanan. Jabatan tangan Adelio dan Yora terlepas yang lalu diganti dengan tangan Sera. Yora mendesis kesal di sebelahnya tapi Sera tidak peduli.

"Kebiasaan," omel Sera.

"Yaudah kalo gitu, saya pamit dulu. Aruna, makasih ya. Senang bekerja sama dengan kamu," kata Adelio sambil menjabat tangan Aruna.

"Saya yang makasih," jawab Aruna, ikut terseyum.

"Sera, Yora, saya pamit ya." Pandangan cowok itu lalu terarah jauh ke sisi dalam ruko. "Ken, duluan ya! Mmm…" Keano hanya bergumam sambil mengangkat satu tangannya, sementara Adelio kebingungan memanggil satu gadis di sebelah Keano.

"Nesya," kata si pemilik nama, tau Adelio ingin menyapanya.

"Iya, Nesya. Pamit ya, semua!"

Tring.

Pintu kaca itu kembali berbunyi. Yora masih tak bergeming sampai Adelio dan mobilnya menghilang dari pandangan.

Yora lalu menengok ke Aruna dengan wajah dramatis. "Itu yang beli ruko Kemang???"

Aruna mengangguk. "He'eh."

"GILA, CAKEP BANGET! Pantes aja Kak Ken ngambek. Gue jadi lo sih udah pasti oleng."

Langit Aruna langsung mendung, penuh gemuruh. Sera melotot, tidak percaya selantang apa Yora bersuara. Tangan kanannya melayang memukul punggung kiri Yora dengan segenap jiwa raga.

Yang dipukul sedikit terhuyung, tapi dengan sigap mengembalikan keseimbangannya. "AW! SAKIT, DODOL!"

Tangan Yora terangkat, siap baku hantam, tapi tidak jadi karena perkataan Sera. "Lo yang dodol! Liat dong, ada cowoknya di sini."

Yora langsung menyadari situasi apa yang baru ia ciptakan. Ia langsung menghampiri Keano, sementara Sera menarik Aruna untuk kembali duduk di tempat ia mengobrol dengan Adelio tadi.

"Aruna, udah nonton True Beauty sampe episode berapa?" tanya Sera random, berharap pikiran gadis bersurai coklat itu dapat teralihkan. "Jukyungnya lagi deket sama Han Seojun nih. Lee Suho gimana ya? Lo tim Suho apa Seojun?"

"Suho marah banget waktu liat Jukyung senderan di bis sama Seojun," respon Aruna sambil menatap lirih Keano.

Sera diam sebentar, mencerna maksud temannya. Apa gadis ini sedang menyamakan situasinya dengan adegan drama? Oke, mungkin harus ganti bahasan.

"Nanana, mau langganan bubble kayak gue gak? Bisa ngechat sama Jaehyun loh! Hihihi."

"Katanya Jaehyun jarang update. Pada ngerasa dighosting. Masa udah dighosting Keano, gue harus dighosting cowok kipop juga?" Aruna menatap Sera dengan lesu.

"Bener juga," gumam Sera.

Sementara Yora di sisi lain berusaha membujuk Keano. "Kak Ken, jangan ngambek lagi ya! Please… Itu tadi gue cuman bercanda."

"Iya," jawab Keano, paham.

"Serius. Lagian kan itu pendapat gue aja. Gue sama Aruna kan beda. Lo juga pasti paham kan Aruna gimana? Dia mah imannya kuat."

"Iya."

"Beneran ya, Kak. Jangan berantem lagi gara-gara gue." Liora memohon dengan wajah memelas. Sepenuhnya merasa bersalah karena ucapannya tadi.

"Iya, Liora. Gue ngerti kok. Kemarin itu emang cuman lagi banyak kerjaan aja, makanya jadi kebawa ke Aruna," jelas Keano.

"Tapi kan lo tau cewek lo baperan. Kalo abis ini dia malah ngejauh karna ngira lo ngambek lagi gimana? Terus gue juga jadi sasaran gara-gara gue yang salah ngomong gimana?" Pikiran Yora jadi kemana-mana.

"Udah, tenang aja. Gak akan sampe segitunya," kata Keano.

Keano dan Yora yang asik mengobrol membicarakan Aruna tanpa sadar membuat Nesya yang juga ada di situ terabaikan. Maka dari itu, Nesya memutuskan beranjak dari duduknya.

"Mmm, Kak, aku ke atas dulu ya. Mau bantuin Kanin ngerjain pot di atas."

Yora dan Keano mengangguk saja. Tidak tau kalau membantu Kanin, salah satu pekerja paruh waktu Aruna, membuat pot hanyalah alasan palsu. Obrolan kekasih dan sahabat Aruna ini lah yang membuat Nesya tidak tertarik.

* * *

Habis sesi konseling dadakan antara Sera dengan Aruna juga Yora dengan Keano, mereka berempat memutuskan untuk makan siang bersama. Warung bakso yang letaknya tidak jauh dari ruko Aruna menjadi pilihan mereka. Sengaja, biar gak perlu berkendara.

Saat pesanan mereka tiba, Aruna langsung menyambar sambal dan menuangkannya tanpa kontrol. Duo 'RaRa' melongo melihat kuah Aruna yang langsung jadi merah membara.

Keano lalu memegang botol saus itu, membuat Aruna berhenti. "Jangan banyak-banyak, nanti sakit perut." Keano berbicara dengan lembut dan menaruh botol sambal itu di meja lain. Cowok itu juga memindahkan saus yang terlihat menumpuk di mangkuk Aruna ke mangkuknya sendiri.

Pria berambut hitam itu lalu menatap Aruna yang juga sedang menatapnya. Sebuah senyum tertarik di wajah Keano. "Udah, makan gih. Apa mau pesen yang baru aja?"

"Beneran gak marah?"

"Bener."

"Kenapa?"

"Aku percaya sama kamu, Na. Tapi emang udah resikonya sih, kalo punya cewe cantik harus was-was."

Aruna bersemu malu mendengarnya. Pasangan ini seakan lupa kalau ada Sera dan Yora yang juga duduk di sebelah mereka, menatap jengah.

"Bisa-bisanya gue nonton orang pacaran di warung bakso," ujar Yora tidak percaya.

"Pas banget di sebelah lagi," Sera menambahkan.

Aruna dan Keano hanya tertawa mendengar keresahan hati para jomblo itu.

"Oh iya, kata temennya nyokap gue, mending kita reschedule tiket yang ke Korea sama Jepang aja. Lo pada bisa kan kalo berangkat Maret?" tutur Yora saat mereka mulai makan.

"Bisa. Tapi katanya lo ada rapat tahunan bulan Maret?" tanya Sera.

"Iya sih, tapi kata bokap gapapa. Biar dia aja yang dateng. Na, lo bisa kan?" tanya Yora, beralih pada Aruna.

Aruna mengangguk, membuat Keano bersuara "Yah, kita LDR-an dong dua bulan lagi?"

"Hadeh… Mau pindah ke Mars aja gue? Capek di bumi ngeliat ke-uwu-an orang mulu." Pandangannya lalu beralih ke Sera yang duduk di sebrang. "Woi, jomblo abadi! Ngape lo senyam senyum gitu?"

Sera mendongak, memperlihatkan layar ponselnya. "Ayang beb gue abis ngechat." Lalu gadis berkacamata itu mengarahkan ponselnya pada Aruna. "Tuh, Na. Jaehyun tuh bukan tukang ghosting! Nih doi update buble. Dia gak kayak yang lo pikirin, cuman lagi sibuk aja," kata Sera bermonolog.

"Jeyun siapa?" tanya Keano.

"Biasa, cowok kipopnya Sera," tutur Yora.

"Udah ganti, bukan si Soun lagi?"

"SEHUN IH, BUKAN SOUN!!"