Chereads / A Bittersweet Love / Chapter 52 - 51. A Goodbye Word

Chapter 52 - 51. A Goodbye Word

Siang itu ada yang berbeda pada Studio Expose pada jam istirahat. Setelah melakukan satu sesi pemotretan, mereka belum bersiap untuk pemotretan dua jam lagi. Nampak beberapa staff berkumpul di ruang kerja Anne. Semua tampak menunggu dan harap-harap cemas di depan laptop Anne.

Anne sendiri tampak duduk sembari menunggu sesuatu. Tampak penuh kegelisahan di raut wajahnya. Sesekali dia kembali membuka salah satu situs yang sama. Namun belum muncul juga. Karena pengumuman baru akan diketahui lima menit lagi. Ya, hari ini adalah pengumuman kompetisi fotografi International dengan hadiah beasiswa satu tahun belajar di akademi fotografi terbaik di dunia, di USA.

Kompetisi Fotografi internasional merupakan sebuah kompetisi bergengsi yang diikuti oleh berbagai fotografer di seluruh dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali. Dimana para fotografer berlomba menunjukkan semua keahliannya demi mendapatkan beasiswa bersekolah di Akademi Fotografi USA.

Di akademi ini selain kita dapat mempelajari ilmu fotografi lebih dalam, mahasiswa yang terpilih akan diberi kesempatan untuk menjadi fotografer di perfilman hollywood dengan melakukan pemotretan beberapa film yang sedang diproduksi dan bekerja sama dengan akademi tersebut.

Sebuah kesempatan yang langka dan sayang untuk dilewatkan. Karena hal ini akan menjadi sebuah batu loncatan para fotografer professional untuk melebarkan sayapnya di kancah perfilman hollywood. Sehingga kompetisi ini sangatlah populer baik di kalangan fotografer amatir mapun profesional.

Ada banyak kriteria bagi peserta yang dipilih dan sungguh merupakan suatu persaingan yang sangat ketat karena ada sekitar ratusan ribu orang yang ikut berlomba mengirimkan foto terbaik mereka. Semua berharap nama mereka akan menjadi satu di antara lima puluh orang yang terpilih di penjuru dunia.

Semua staff tampak serius menunggu pengumuman itu. Mereka sangat berharap Anne dapat memenangkan kompetisi tersebut karena telah melihat bagaimana Anne bekerja keras mempersiapkan kompetisi. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya yang Anne nantikan telah muncul. Tepat pukul satu siang, pengumuman itu dimuat.

"Denise sshi..sudah lihat belum pengumumannya?" tanya stylisth Jung penasaran.

"Belum Nona Jung. Saya belum melihatnya. Jantung saya tiba-tiba berdegup kencang." Ucap Anne yang gugup menunggu pengumuman lomba.

Selang beberapa menit kemudian tibalah yang ditunggu. Beberapa pemenang telah diumumkan mulai jadi juara harapan hingga juara kedua. Tak ada satupun nama Anne disana.

"Nona Jung sepertinya saya tak lolos." Ucap Anne yang terlihat kecewa setelah mengetahui juara kedua dan ketiga bukanlah namanya yang diumumkan.

"Tunggu Denise sshi. Kamu kan belum melihat juara pertama. Coba kamu lihat dulu, siapa tahu kamu yang jadi juaranya?" ucap Nona Jung menghibur Anne.

Akhirnya dengan berat hati dan sedikit harapan, Anne mengklik pemenang juara pertama sekaligus berhak mendapat grand prize full scholarship dan alat pemotretan yang canggih. Tertulis Denise Anne disana.

"Nona Jung...ini benar nama saya?" ucap Anne sembari menunjuk layar laptopnya.

"Waah selamat ya Denise sshi...kau berhasil memenangkan kompetisi ini." Ucap Nona Jung hangat.

"Denise sshi kau memang hebat." Ucap Tuan Nam senang.

"Selamat Denise Jakkanim, aku telah yakin kau bisa memenangkan kompetisi ini." Ucap Tuan Jun yang baru masuk ruangan Anne.

"Terima kasih semuanya...saya sangat senang hari ini. Gimana kalau sehabis kerja, saya traktir makan semuanya." Ucap Anne senang.

"Ide bagus...saya setuju." Ucap seluruh staff kompak.

♥♥♥

Beberapa hari kemudian...

Siang itu tak biasanya ada sebuah tas gitar berada di studio Expose. Ya, itu adalah gitar Anne yang dibelinya sudah hampir setahun yang lalu. Sudah lama sekali Anne tak bermain gitar karena kesibukannya menjadi fotografer. Kali ini dia tak akan memainkannya di studio ini melainkan di suatu tempat yang sudah dia rencanakan sebelumnya.

Beberapa jam sebelumnya...

"Halo Jo.. kamu sibuk nggak nanti?" ucap Anne tiba-tiba dari balik telepon.

"Aku selesai schedule jam tiga sore." Ucap Jojo sembari melihat jam tangan di pergelangan tangan kirinya saat Anne menelepon.

"Kita ketemuan yuk.." ajak Anne sembari tersenyum.

"Boleh. Mau ketemuan dimana?" tanya Jojo antusias.

"Boleh nggak kalau kita ketemuannya di studio musik?" tanya Anne tiba-tiba.

"Studio musik? Okay... nanti aku kirim alamatnya yaa." Ucap Jojo ramah

"Ok Jo. terima kasih ya. Sampai ketemu nanti..Bye...bye.." ucap Anne sembari menutup teleponnya.

Jojo pun kemudian mengirim alamat studio musik yang biasa dia gunakan untuk berlatih musik. Meskipun dia sekarang lebih banyak bermain drama atau film, dia tak melewatkan sesi latihan bermain musik. Karena suatu saat dia ingin mengeluarkan album dan bernyanyi lagu ciptaannya sendiri.

Dalam hatinya dia penasaran mengapa tiba-tiba Anne mengajaknya bertemu di studio musik buat di cafe atau jalan-jalan seperti yang biasa mereka lakukan. Namun pikiran itu segera ditepisnya dan menganggapnya mungkin Anne butuh suasana yang baru.

Sepulang Anne bekerja, dia tak langsung pulang. Anne langsung menuju toko kue untuk membeli sebuah kue ulang tahun. Hari ini adalah ulang tahun Jojo ke-27. Dan dia tak ingin melewatkan moment ulang tahun sahabatnya ini begitu saja. Setelah selesai membeli kue, Anne langsung menuju studio musik yang diberitahukan Jojo. Dia ingin memberikan kejutan specialnya dengan datang terlebih dulu.

Setelah mendapat ijin dari pemilik studio, karena Pemilik studio telah mengenal Jojo lama dan akrab, pemilik studio tersebut memperbolehkan Anne untuk menyiapkan kejutan untuk Jojo. Anne pun mulai menghias ruangan studio itu dengan berbagai pernik ulang tahun. Ada berbagai macam hiasan disana, mulai dari balon, tulisan HAPPY BIRTHDAY dengan balon yang harus ditiup menggunakan pompa balon serta topi ulang tahun. Dan tak ketinggalan sebuah kue ulang tahun untuk Jojo.

Jojo datang ke studio lima belas menit kemudian.

"Surprise! " ucap Anne sesaat saat Jojo memasuki ruangan studio.

"Waaah ini apa Ne...bagaimana kamu bisa menyiapkan ini semua?" tanya Jojo yang masih terlihat shock.

"Aku sengaja mempersiapkannya dari beberapa hari yang lalu." Ucap Anne sembari tersenyum.

"Makasih ya Anne.. aku terharu sekali..ini hadiah ulang tahun terindah yang pernah aku dapatkan." ucap Jojo sembari memeluk Anne.

"Iya...sama-sama..Jo..aku senang jika kamu menyukainya." Ucap Anne sembari tersenyum.

Sore itu Anne dan Jojo menyanyikan lagu ulang tahun serta meniup kue tersebut dengan senang. Akhirnya dia bisa merayakan ulang tahun Jojo setelah sekian lama mereka bersahabat.

"Jo..ada satu lagi buat kamu.." ucap Anne sembari mengambil gitar yang dibawanya tadi.

"Apa Ne?.."ucap Jojo penasaran.

"Tunggu ya..." ucap Anne yang segera meninggalkan ruang studio dan kembali beberapa saat dengan sebuah gitar di tangannya.

Anne pun mengeluarkan sebuah gitar berwarna merah muda dari dalam tas gitar. Dan mulai memainkan sebuah lagu.

♪Lady Antebellum- Need You Now

Jojo yang mendengar Anne memainkan lagu tersebut mengenali lagu itu. Lagu yang Jojo ajarkan pada Anne saat mereka SMA. Sesaat setelah Anne selesai bernyanyi terlihat Jojo bertepuk tangan senang. Tampak senyum lebar mengembang di bibirnya. Dia tak menyangka akan mendapat kado sebuah lagu dari Anne.

"Anne...ini kan lagu yang dulu aku ajarin pas SMA. Kamu masih mengingatnya?" ucap Jojo kaget setelah Anne memainkan sebuah lagu untuknya.

"Bener banget. Tentu saja aku mengingatnya. Ternyata kamu nggak lupa ya.. Aku ingin menunjukkanmu lagu ini sudah lama. Lebih tepatnya saat ujian musik itu selesai. Namun karena masalah gossip kita saat SMA, aku tak jadi menunjukkannya padamu." Ucap Anne jujur.

"tentu saja aku mengingatnya. Ini lagu yang dulu aku ajarkan buatmu. Anne...makasih udah memainkan lagu ini untukku yaa.. makasih udah membuat hari ulang tahunku semakin bermakna. Dan makasih sudah ada disini, bersamaku." Ucap Jojo yang merasa terharu dengan semua yang dilakukan Anne hari itu.

"Iya Jo...terima kasih juga buat semua yang kamu lakukan buatku." Balas Anne hangat.

Anne sebenarnya ingin mengatakan satu hal lagi. Namun sepertinya momentnya kurang pas. Apakah dia bisa mengatakan dia akan pergi ke New York untuk waktu yang lama. Entahlah...

♥♥♥

Seminggu menjelang keberangkatannya ke New York, akhirnya Anne memberanikan diri menelepon Jojo.

"Halo Jojo...weekend kamu sibuk nggak?" tanya Anne memeriksa jadwal Jojo.

"Ga sih..aku tidak ada schedule sabtu besok."

"Temenin aku makan es krim yuk." Ucap Anne dengan nada yang ceria.

"Ok...kamu mau makan dimana?" tanya Jojo serius.

"Well...bagaimana kalau di tempat yang dulu kita pernah kesana." Tanya Anne menyarankan.

"Ok..weekend, aku jemput ya.." balas Jojo hangat.

"Call"

"Okay.. see you soon."

"Yups.. See ya soon." Ucap Jojo mengakhiri percakapannya dengan Anne di telepon.

Keesokan harinya...

Anne sudah bersiap dan menunggu Jojo di Apartemennya. Dia juga berusaha menyiapkan kata-kata terbaiknya. Namun siang itu tak ada kata yang terlintas bagi Anne. Haruskah dia mengatakan sejujurnya pada Jojo. Dan bagaimana reaksi Jojo nanti. Semua itu semakin berkecamuk di pikiran Anne.

Anne telah berada di mobil Jojo saat berusaha memikirkan kata terbaik untuk mengatakan kepada Jojo mengenai beasiswanya ke New York.

"Ne...kamu ga papa kan?" ucap Jojo membuyarkan lamunan Anne.

"Ah.. gak papa kok..aku baik-baik saja." Ucap Anne berusaha tersenyum.

Sesampainya di café, mereka memesan menu yang sama dengan apa yang mereka pesan saat pertama kali kesana bersama, Pistachio Vanilla dan Matcha Choco. Anne pun memulai memakan es krim vanilla favoritnya. Jojo pun juga mulai menikmati Matcha Choco dihadapannya.

"Jo...sebenarnya aku mau cerita satu hal kepadamu." Ucap Anne pelan.

"Apa itu..." tanya Jojo penasaran.

"Aku berhasil memenangkan kompetisi fotografi internasional."

"Waah benarkah...selamat yaaa..." ucap Jojo senang mendengar berita gembira dari Anne.

"Terima kasih....Jo.. tapi ada satu hal lagi yang belum ku sampaikan.."ucap Anne mulai serius.

"Anne..kamu membuatku penasaran..kamu mau bilang apa?" ucap Jojo penasaran.

"Aku mendapatkan hadiah beasiswa sekolah fotografi di New York selama setahun." Ucap Anne jujur.

"New York?? Setahun?? Kapan? Kau tak pernah membicarakan hal ini sebelumnya." Ucap Jojo agak kaget.

"Seminggu lagi aku berangkat.. maafkan Aku tak memberi tahukanmu lebih awal Jo. Aku juga sebenarnya bingung harus mulai dari mana untuk membicarakannya.

"seminggu lagi dan kamu baru memberi tahuku kamu akan pergi. Ini sangat mendadak buatku. Anne...mengapa lama sekali kamu ada disana dan New York itu bukan jarak yang hanya ditempuh seperti Busan dan Seoul." Ucap Jojo mulai menyadari Anne akan meninggalkannya dan jauh darinya.

"Maafkan aku Jojo..ini adalah impianku untuk sekolah fotografi disana."

"Anne..Kau bisa berjanji satu hal untukku?" ucap Jojo pelan.

"Apa itu Jo.."

"Aku harap kau dapat mengingatku. Aku akan ada disini untukmu dan akan menunggumu. Kamu akan selalu ada di hatiku. Jadi cepatlah pulang ke Korea yaa." Ucap Jojo sembari memeluk Anne.

"Aku janji akan selalu mengingatmu." Ucap Anne membalas pelukan Jojo hangat.

Anne tak menyangka dia akan berpisah kembali dengan cinta pertama dan juga sahabatnya Jojo. Sebuah perpisahan yang dia harus lalui walaupun dia tahu tak mudah untuknya bertemu kembali dengan Jojo. Mungkin hanya air mata yang terus menetes membasahi pipinya yang menjadi saksi bahwa dia sangat menyayangi Jojo.

♥♥♥

Sebulan kemudian..

Anne sangat antusias mengikuti kelas demi kelas fotografi. Walau hanya sebulan di memulai belajar di New York, namun Anne mudah menguasai materi yang diajarkan. Banyak pengetahuan baru yang didapatnya selain dari materi kuliah maupun selama dia bekerja di Seoul selama tiga tahun. Waktu yang dia habiskan di New York terasa lebih cepat dari biasanya.

Jalanan New York yang super sibuk dan keramaian New York Time Square tetap menarik untuk dibicarakan. Berkeliling di sana merupakan suatu hiburan bagi Anne setelah seharian belajar dengan giat. Walau sebenarnya untuk refreshing seperti ini akan lebih seru jika ditemani sahabatnya, Jojo.

Ternyata sudah hampir setahun Anne di New York. Kerjaannya di studio Expose kini diambil beberapa staff yang lain. Anne kadang merasa tak enak meninggalkan pekerjaan demi belajar. Namun semua staff memaklumi keadaan ini dan berharap Anne dapat menyelesaikan studi ini dengan baik sehingga dapat kembali dan bekerja lagi seperti sebelumnya.

Selain pekerjaanya yang menumpuk, Anne sebenarnya rindu dengan keluarganya. Papa, Mama, Jason dan kakaknya Junsu. Kerinduannya sedikit terbayar karena mereka mengunjungi Anne sebulan yang lalu dan berlibur bersama di New York. Untuk pertama kalinya, Anne dapat liburan bersama keluarga lengkapnya. Walau Anne mungkin banyak menyusul kemana mereka berlibur karena masih ada kelas fotografi yang harus diikuti.

♥♥♥

Setahun kemudian...

Tak terasa sudah setahun Anne pergi meninggalkan Jojo. Hari-harinya yang biasa dipenuhi oleh Anne kini menjadi kosong. Dan sekarang yang selalu dilakukannya hanya bekerja dan bekerja. Tak ada lagi senyuman manis dan hangat yang selalu menyapanya baik di telepon maupun bertemu secara langsung.

"Okay, Jayden sshi.. pemotretan hari ini berakhir disini." Ucap Fotografer Jang mengakhiri pemotretan hari ini.

"Sugohasemnida Jakkanim.. terima kasih banyak." ucap Jojo sembari membungkukkan badannya dengan sopan.

Setelah empat jam dia berganti pakaian dengan berbagai tema yang berbeda, akhirnya dia dapat mengakhiri pemotretan majalah itu dengan lancar. Setelah berpamitan dengan para staff dia kembali menuju mobilnya. Disana telah menunggu sang manajer yang akan mengantarkannya pulang sore itu.

"bagaimana pemotretannya?" ucap Han Junki sembari memberikan Ice Choco pada Jojo.

"terima kasih Hyung..Lancar Hyung..aku senang sekali bisa bertemu fotografer Jang. Dia sangat ramah dan membuatku merasa nyaman saat difoto walau sepertinya aku agak lelah sedikit tadi."ucap Jojo menjelaskan mengenai pemotretan hari itu.

"Syukurlah kalau begitu. Iya..aku tahu kamu pasti menyukainya. Fotografer Jang jarang sekali melakukan pemotretannya di Korea karena dia sibuk dengan jadwalnya di hollywood. Dan ketika dia pulang ke Korea, banyak majalah fashion yang berlomba-lomba mengontraknya." Ucap Han Junki sembari menyetir di sebelah Jojo.

"Iya Hyung,, makanya, meskipun aku lelah karena banyak yang harus dilakukan hari ini, namun itu semua sangat menyenangkan bagiku." Ucap Jojo sembari menyantap sebuah roti cheese burger yang dibelikan managernya.

Sesekali Jojo memandangi jendela mobilnya. Nampak ada wajah murung yang seakan dia tutupi dan berusaha menjadi lebih ceria dari biasanya.

"Jayden..are you okay?" ucap Manager Han yang membuat buyar lamunan Jojo.

"Oh,,,aku baik-baik saja, Hyung." Ucap Jojo menenangkan Managernya.

"beneran kamu nggak papa? sehabis ini, apakah ada lagi yang ingin kamu kunjungi. " tanya manajer karena jadwal Jojo setelah pemotretan kosong.

"Yeah i'm okay Hyung. Don't worry. Tidak Hyung,, kita langsung pulang saja." Ucap Jojo yang lebih memilih untuk pulang daripada mampir ke tempat lain.

"Baiklah kalau itu maumu.. okay,kita langsung pulang." Ucap Han Junki sembari menyetir di sebelah Jojo.

Biasanya Jojo akan membeli sesuatu atau mampir ke depan apartemen Anne saat Anne masih di Korea, namun setelah setahun teman SMA Jojo itu pergi,

Sudah hampir setahun Anne pergi meninggalkannya. Tak ada kabar berita entah itu telepon maupun email. Sesekali dia memandang kembali layar smartphonenya, berharap Anne menghubunginya.

"Apakah Anne telah melupakanku? Atau aku susul saja dia ke New York?' ucap Jojo sembari memandang foto Anne dan dirinya yang dia pajang dalam pigura di atas meja belajarnya.

"Inikah yang dirasakan Anne saat aku pindah ke Korea? Anne, aku sangat merindukanmu." gumam Jojo sendirian di kamar Apartemennya.

♥♥♥