Sepuluh tahun yang lalu...
"Pa, Anne ingin pindah sekolah..." ucap Anne sepulang sekolah.
"Kamu mau pindah kemana?" tanya Papanya terlihat sedikit kaget mendengar permintaan puterinya.
"Aku ingin pindah ke Malang, Pa..aku ingin belajar mandiri disana." Ucap Anne meyakinkan Papanya.
"Kamu serius nak? Tak ada Papa atau Jason disana." ujar Papanya masih tak percaya jika anak perempuannya, Anne ingin tinggal mandiri disana.
"Iya, Pa. Sudah saatnya Anne belajar hidup mandiri. Papa ngijinin Anne pergi kan? Please..." tanya Anne memohon pada Papanya.
"Mengapa tiba-tiba seperti ini, Ne..? apa ada masalah di sekolah?" ucap Papanya menatap Anne dalam-dalam.
"Nggak ada, Pa.. Anne baik-baik aja. Anne Cuma mau merasakan hidup mandiri. Belajar bertanggung jawab dan Anne ingin suasana baru jauh dari Ibukota." Jawab Anne menjelaskan mengapa dia ingin pindah sekolah.
"Kalau itu sudah jadi keputusanmu..baiklah, nak. Papa ijinkan. Tapi sayang...kalau kamu tidak betah tinggal disana..kamu harus segera balik ke Jakarta. Janji...?" ucap Papa Anne sembari mengulurkan jari kelingkingnya.
"Iya Papa... Anne janji." Ucap Anne sembari juga mengulurkan jari kelingkingnya.
Papa Anne sebenarnya belum rela berpisah dari anaknya. Bertahun-tahun dia hanya tinggal bertiga. Dan sekarang salah satu anak kesayangannya memutuskan untuk pergi darinya.
Selang beberapa bulan kemudian...
Sore itu terminal bus Kampung Rambutan masih ramai dengan penumpang. Langkahku tertuju pada satu bus yang harus aku naiki.
Sudah saatnya aku pergi. Ya..aku akan pergi menuju sebuah kota yang masih terasa asing bagiku. Aku akan pindah dan melanjutkan kelas sebelasku pada sekolah menengah atas atau SMA di Malang.
Semua persyaratan pindah sekolah telah diurus Papa di sekolahku baik di Jakarta maupun di Malang. Ya, aku akan pindah di salah satu kota sejuk yang terdapat di Jawa Timur, Indonesia.
Dan perjalanan yang akan ku tempuh sekitar kurang lebih enam belas jam dari Jakarta. Sebuah perjalanan yang tak mudah sepertinya. Mengingat ini merupakan kali pertamaku berpergian mengunakan bus.
Walau sebenarnya Papa telah mengusulkan untuk membelikan tiket pesawat yang hanya memakan dua jam perjalanan. Tapi mungkin ini sudah menjadi keputusanku untuk naik bus pertama kalinya dan belajar mandiri jauh dari orang tuaku walau sebenarnya Papa agak kurang setuju dengan hal ini.
Mungkin juga sebagian orang berpikir mengapa aku tak melanjutkan sekolah saja di Jakarta. Keputusan ini sudah bulat karena aku sudah kupikirkan matang-matang.
Oh iya..aku lupa untuk mengenalkan diriku. Namaku Anne. Denise Anne. Seorang gadis berusia tujuh belas tahun. Aku seorang cewek yang suka akan tantangan percaya jika aku dapat menemukan kebahagiaanku saat aku berupaya untuk meraihnya.
Saat ini aku memulai perjalanan baruku dan meninggalkan kota tempatku dilahirkan. Ya, aku akan meninggalkan Jakarta untuk beberapa saat. Akhirnya setelah perjalanan panjang itu akhirnya aku sampai.
Tepat pukul sembilan pagi. Setelah semalaman aku berada di bus. Ya, akhirnya aku sampai di sebuah terminal yang terasa asing buatku bertuliskan terminal Arjosari. Setelah ku ambil sebuah koper berwarna biru yang merupakan warna favoritku.
Sengaja aku membawa hanya satu koper dari Jakarta. Sedangkan barang-barangku yang lain masih dalam perjalanan pengiriman paket yang sudah aku kemas dua hari yang lalu.
Suasana terminal hari itu sangat ramai karena hari itu weekend. Banyak dari penumpang yang entah kembali ke Malang atau akan pulang menuju kota tujuannya. Ku buka notes yang ada di smartphoneku.
Ada alamat kost yang aku catat setelah mencari kost-kostan di internet. Aku pun mengewa sebuah mobil online untuk melanjutkan perjalananku menuju kostku.
Saat ku browsing beberapa waktu lalu kawasan ini memang merupakan kawasan kost karena banyak mahasiswa yang berkuliah di sekitar sana.
Setelah melihat-lihat saat browsing, akhirnya pilihanku tertuju pada kost ini. Kost hommie dengan tiga lantai berwarna cokelat pada atapnya. Aku pun langsung menemui Ibu Farida pemilik kost.
"Selamat pagi, Bu.. Saya Anne. Yang kemarin menelepon dari Jakarta. " ucap Anne sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Oh...Nak Anne... monggo nak...monggo...kamarnya sudah Ibu siapkan.." ucap Ibu Farida yang meraih tangan Anne untuk bersalaman.
"Terima kasih, Bu.." tangan Anne kembali meraih kopernya untuk dibawa masuk ke dalam kost tersebut.
Ibu Farida sangat ramah dan senang hati membantuku untuk melihat-lihat kost tersebut. Kost ini berisikan enam belas kamar dengan masing-masing satu orang di setiap kamar.
Ada berbagai fasilitas lengkap di kost ini seperti wifi, tv, mesin cuci dan kamar mandi dalam. Setelah membantuku melihat-lihat, Ibu Farida pamit kembali ke rumahnya yang terletak di sebelah kostku.
Kostku berada di lantai dua. Aku pun mulai berkenalan dengan pemilik kamar-kamar di sebelah kamarku. Ada Kak Nia, Kak Amel, Kak Siska dan Kak Suci di lantai dua. Sedangkan di lantai 1 dan 3, Anne belum dapat menemui dan berkenalan dengan kakak-kakak disana.
Karena mereka belum berada di kost. Sebagian dari mereka pulang ke kampung halaman atau mengerjakan tugas kuliah di luar. Aku pun kembali ke kamarku setelah berkenalan. Dan mengeluarkan barang-barang yang ada di koper untuk diletakkan di lemari kamarku.
Dan tak lupa sebuah bingkai foto kecil keluargaku ku pajang di atas meja belajar kecil di sebelah lemari. Ada Jason dan Papa disana. Setidaknya jika aku rindu, aku bisa memandang foto mereka. Setelah beres-beres kamar, Anne memutuskan untuk rebahan sejenak.
Memandang langit-langit dinding kamarnya. Sungguh hari yang melelahkan. Namun dia berasa menemukan sesuatu yang baru untuknya.
"Anne, kamu pasti bisa..semangat!" kataku dalam hati. Terdapat keraguan dalam hatinya. Apakah dia bisa hidup mandiri sendirian di kota ini.
Namun, kembali perasaan itu ditepisnya. Dia lebih memilih untuk lebih optimis. Semua akan berlalu dengan baik. Besok, dia akan kembali lebih ceria seperti saat di Jakarta.
♥♥♥