Chereads / HAWA CINTA DI BUKIT FAJAR MEIGAGO / Chapter 6 - BAB.IV GELORA CINTA DI KANDUNG MEIGAGO

Chapter 6 - BAB.IV GELORA CINTA DI KANDUNG MEIGAGO

Sejak saat itu cerita dimulai. Begitu manusia mencoba memulai hidup di bukit Meigago, di situ pula alam bergulir. Alam ini mencintai manusia, sebaliknya manusia menyukai alamnya. Entah bagaimana rasanya sehingga kontak ini masih mengesankan di antara alam dan manusia hingga kini. Peristiwa tertentu dari alam ini masih terus menjadi pertanda bagi yang hidup di sekitarnya. Meigago masih terus menjadi simbol pembangkit gelora cinta kasih. Pembaca tentunya akan bertanya-tanya tentang gelora yang dimaksud di sini. Untuk inilah perlu dilanjutkan ceritanya bahwa bukit ini bagaikan hawa dan gelora yang sudah menyatu sejak lama. Yakni sebagai pertanda ikatan yang kuat di antara jiwa manusia dan "roh"alam Meigago. Secara logika kita bisa lukiskan kondisinya tetapi juga secara bathin. Atau dengan menggunakan pendekatan analogi. Meigago selama ini seakan melahirkan manusia yang memiliki khas yang unik, padahal dia hanyalah bukit yang mengangah diam seribu bahasa. Akan hubungan dengan manusia di situ sangatlah dekat dan begitu penting. Gelora bukit ini mempunyai kekhasan dan unik untuk kehidupan umat manusia disekitarnya.