"Ayo kita pulang, ini sudah malam." Ajak Tama setelah mereka selesai minum ronde.
"Baiklah,"
Keduanya kembali berjalan namun kali ini, Tama lebih erat mengengam tangan Nisa, membuat Nisa tersenyum Ia tahu berapa besar perjuangan Tama untuk mencintainya.
"Kak, aku rela jika suatu hari kakak kembali lagi dengan Zarima, atau kakak menjadikan Zarima istri kakak." Ucap Nisa, membuat Tama menghentikan langkahnya.
"Dasar bodoh." Sahut Tama lalu melanjutkan langkahnya dengan mengandeng tangan Nisa erat.
"Aku serius."
"Aku juga serius mengatakan jika kamu bodoh." Ucap Tama.
"Kenapa?" Tanya Nisa tak mengerti.
"Sudah ayo pulang lebih baik kita tidur, atau produksi anak aja, kalaupun ga jadi anak ya paling tidak kita dapat enak." Kata Tama lalu tertawa Ia bahkan tak percaya bisa – bisanya berkata demikian pada NIsa.
Sedangkan Nisa hanya melongo mendengar kata – kata vulgar dari suaminya, lalu ikut tersenyum dan balasmengengam erat jemari Tama.