Tama berjalan di taman dekat rumah kedua orang tuanya, setelah berolah raga pagi, Tama memilih duduk di antara taman bunga di taman tersebut.
Tangannya mengengam ponsel miliknya, menanti kanar dari wanita tercintanya, namun tak pernah kunjung ia dapat kabar tersebut. Pesan dan telponnya tak pernah tersambung. Entah bagai mana kondisi wanitanya kini, Ia terlalu mengkhawatirkannya. Mengkhawatirkan bayi yang ada di kandungan wanitanya.
Tama mendesah nafas berat, dadanya sesak setiap kali mengingat wanita itu bersama bayi dalam kandungannya, harusnya kini mereka tengah bahagia menantikan kehadiran sang buah hati, namun apamau dikata, takdir tak sejalan dengan keinginannya.
"Kak," suara seorang gadis membangunkan lamunannya.
"Hai, Nis." Ucap Tama sambil menoleh ke samping.
"Ada yang mencari kakak." Kata Nisa membuat dahi Tama berkerut.
"Siapa yang sepagi ini mencariku?" Tanya Tama.
Nisa mengendikkan bahunya sambil mengeleng, "Ia seorang laki-laki." Ucap NIsa.