Malam itu Rifai terpaksa tidur di Rumah sakit.
"Hai ... Fai bagaimana kabarmu? Apa Dana kecil baik-baik saja?" suara yang tidak asing dari balik kabut putih.
"Dana sangat baik. Terima kasih kamu mau menemuiku. Bisakah kau katakan siapa yang ada di balik pembunuhan kalian, aku sangat penasaran dan aku merasa orang yang melakukan itu harus dihentikan. Ayo katakan?" tanya Rifai dalam mimpi itu.
"Fai ... aku sudah melupakan semuanya, aku telah maju ke depan di sini juga sudah bahagia. Sekarang tinggal kamu mengurus dirimu dan kisah mu, jangan lagi membahas masa lalu. Fai jika kamu memiliki rasa kepada wanita itu, segera ungkapkan," titah Dana, Rifai tersenyum miring.
"Aku tidak bisa terima, jika wanita itu anak dari seorang pembunuh," jawab Fai.