Malam itu di dapur keduanya saling berbicara asik. Sambil makan mereka terus berbincang. Apalagi Rifa'i sangat penasaran dengan masa lalunya Tania. Tania merasa malu ketika Rifa'i memandangnya dia merindukan memalingkan wajah.
'Apa aku harus menanyakan tentang kehidupan yang masa lalu? Apa ayahnya yang menjabat itu adalah biang otak dari pembunuh dari Indana dan Rif'an? Bagaimana nanti perasaan Indana kecil kalau tahu dia adalah keluarga dari yang membunuh orang tuanya. Namun apa benar Tania adalah putri dari pejabat yang korupsi dienam tahun yang lalu? Jika benar dia adalah putri dari pejabat itu apa dia juga orang baik? Atau bukan ya ... aku harus bagaimana? Tapi selama kerja di sini dia sangat baik dan Indana juga sayang sangat menyayanginya,' batin Rifa'i terus memandang wanita yang duduk di hadapannya.