Chereads / The journey to a dream / Chapter 2 - * One *

Chapter 2 - * One *

.

.

.

" ALKANA GHERA ADITAMA, BANGUN!!! " Teriak ghea tepat setelah membuka pintu kamar sang kakak, Al

" Isshh.. bentar 5 menit lagi, bun~.." gumam Al dengan mata yang masih tertutup, mungkin ia mengira sang buna lah yang membangunkannya kali ini.

" Yang kayak gini bakal jadi penerus perusahaan ayah?, Apa jadinya ADITAMA COMPANY ditangan kak Al?.. " gumam ghea sambil memungut baju dan celana Al yang berserakan

Kemudian ia membuka gorden dan kembali berteriak, meneriakkan nama sang kakak

" ALKANA GHERA ADITAMA, kalo lo gak bangun juga.. Gue pastiin lo bakal mandi di atas tempat tidur hari ini..! " Ancam ghea kepada Al,

Al yang tadinya masih ingin melanjutkan mimpi dan bergelung dengan selimut, langsung mengurungkan niatnya.

Sebab ia sadar bahwa ghea yang membangunkannya bukan bunanya.

" Isshh- jangan wehh.. " kata Al seraya duduk dan menatap ghea memelas

Ancaman seorang ghea bukanlah main-main, karena ia pernah mengalami nya.

Di guyur air seember, lantaran belum bangun padahal jam sudah menunjukkan pukul 12. 47

" Lagian udah jam 11 masih aja ngorok, makanya kalo gak bisa begadang tuh gak usah sok begadang..! " omelnya seraya merapihkan meja belajar Al,

" Hmmm-- " Gumam  Al masih mengumpulkan nyawa dengan mengerjap-ngerjapkan mata plus wajah khas bangun tidurnya

" Untung lo ganteng ya kak, kalo gak males gue ngakuin lo sebagai kakak.. " kata ghea terkekeh melihat tingkah Al.

Lucu menurut nya,

Al yang orang lain tau adalah pria tampan yang berkharisma, pemilik wajah datar nan sifat yang dingin terhadap perempuan, irit bicara dan mengutamakan sikap cool nya.

Tapi Al akan bertingkah menggemaskan, apa adanya dan menyebalkan jika dihadapan nya.

Kadang ghea merasa beruntung mempunyai kakak seperti Al, namun di lain kesempatan ia juga sering merasakan betapa menjengkelkan nya seorang ALKANA ADITAMA.

" Heh dek- lo gak salah makan kan tadi?, Kenapa lo liatin gue senyum-senyum?, " Pertanyaan yang di berikan Al, menyadarkan ghea yang sedang tidak sadar sampai melamun.

Ghea reflek menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tingkah Al yang seperti ini lah yang membuat ghea rasanya ingin menyerahkan Al secara cuma-cuma kepada mimi peri, canda mimi peri :D

" Mending lo langsung mandi, biar gue bisa beresin tempat tidur lo.. " kata ghea sambil menarik tangan Al agar lekas bangun dari tempat tidur nya.

" Iya iya, bawell..! "

" Cepet bangun,!! "

" Iya, bentar woy jangan tarik-tarik.. "

" Makanya cepet bangun terus mandi sono!! "

Dengan lunglai nan kesal akhirnya Al meninggalkan selimut hangat dan kasur empuknya,

Setelah melihat Al yang lenyap dari jangkauan nya alias sudah masuk kamar mandi, dengan segera ghea membereskan tempat tidur sang kakak.

Entah bagaimana Al tidur?,

Seprei nya sudah tak berbentuk, guling dua-duanya jatuh, bantal yang berada di tempat yang tak seharusnya.

Sehabis menyelesaikan pekerjaan tambahan nya, ghea pun pergi meninggalkan kamar Al yang kini sudah rapi dan bersih.

Ia akan bersiap untuk pergi berbelanja dengan sang Buna nanti.

.

.

.

Pintu kamar mandi Al terbuka dan menampilkan Al yang sudah segar sehabis mandi dengan ramput yang masih basah.

Al memandangi kamar yang tadinya terlihat seperti kapal pecah, kini sudah rapi dan elok dipandang mata.

Tak perlu bertanya siapa, Al sudah yakin bahwa adik satu-satunya lah pelakunya.

Sedikit perasaan tak rela terlintas dibenak Al.

Mengingat sebentar lagi adiknya itu akan pergi ke tempat yang jauh, untuk menuntut ilmu.

Hari-harinya pasti akan berubah,

Tak kan ada lagi yang membangunkan nya dengan teriakan ancaman 'ALKANA GHERA ADITAMA, kalo lo gak bangun juga.. Gue pastiin lo bakal mandi di atas tempat tidur hari ini..!',

Atau pujian yang ia dapat dari orang yang paling jarang memujinya itu 'Untung lo ganteng ya kak, kalo gak males gue ngakuin lo sebagai kakak..', yaa walau sedikit menjengkelkan tapi menurut nya ghea adalah adik yang menggemaskan.

" Kenapa lo gak mau kuliah di kampus tempat gue kuliah aja dek, biar setiap hari gue bisa dengerin omelan lo.. " gumam Al yang tak rela berpisah jauh dari sang adik.

Padahal Al- lah yang selalu menyemangati ghea, ketika ghea hampir putus asa dan menyerah dengan impian nya.

.

.

.

.

.

TBC.