Chereads / Universe : Galaxy / Chapter 2 - Bangun tidur

Chapter 2 - Bangun tidur

Di sebuah kamar

07.00

Seorang pemuda sedang tertidur dengan damainya di tempat tidur berukuran sedang. Dia masih asyik dengan mimpinya. Mata indah pemuda itu masih enggan terbuka padahal cahaya matahari sudah menyapanya lewat sela-sela gorden jendela kamarnya.

" Junkook ayo bangun sudah pagi " suara seseorang dari bawah.

Ya pemuda yang masih asyik di atas tempat tidur itu adalah Jeon Jukook. Bukan Junkook. Panggil saja dia Jukook.

"Enghh " suara lenguhan Jukook yang tidurnya terusik karna suara tadi.

" Nak bangun ayah udah masakin makanan enak buat kamu " suara seseorang dari bawah mulai terdengar lagi. Suara yang berusaha membangunkan Jukook.

Di luar kamar

Di lantai bawah

Di dapur

Seorang pria paruh baya sedang menyiapkan makan. Dia menaruh beberapa piring yang di atasnya ada makanan di atas meja. Menuju lemari gantung berukuran sedang, membuka lemari itu dan menampilkan beberapa piring, alat makan dan gelas. Ia mengambil 2 buah piring, 2 sendok, 2 gelas dan 2 garpu, menutup kembali pintu lemari itu, menuju ke meja makan dan menaruh piring , garpu dan sendok yang tadi ia ambil di atas meja tepat di depan kursi. Menatanya dengan rapi di meja itu di sisi kiri dan kanan meja. Piring dalam posisi tengkurap dan sendok dan garpu ada di sisi kanan dan kiri. Gelas ia letakkan tak jauh dari piring Begitulah dia menatanya.

" Ah, sudah siap " ucap pria paruh baya itu melihat ke arah meja yang di atasnya sudah ada beberapa piring yang ada makanan dan nasi dan ada 2 piring yang tertata rapi posisi tengkurap, alat makan di samping kanan dan kiri, gelas yang ada di dekat piring.

" Junkook sudah bangun tidak ya " monolog pria paruh baya itu pada dirinya sendiri.

" Nak, bangun nak sudah pagi " teriak pria paruh baya itu mencoba membangun seseorang.

" Hah... tak ada jawaban pasti dia belum bangun, Junkook ,Junkook susah sekali di bangunkan " ucap pria paruh baya itu sambil menggelengkan kepalanya.

Pria paruh baya itu beranjak dari dapur berjalan menuju tangga rumahnya.

Tap

Tap

Tap

Ia menaiki satu persatu anak tangga yang ada menuju ke lantai atas. Sampai di lantai pria itu langsung menuju ke sebuah kamar dan membuka pintu kamar itu.

Ceklek

Suara pintu di buka

Pintu itu terbuka dan langsung menyuguhi pemandangan seorang anak laki-laki yang masih terlelap di atas tempat tidur berukuran sedang sambil memeluk boneka kelinci berwarna merah muda. Kondisi tempat tidur yang di tempati anak laki-laki itu begitu memprihatinkan. Seprei putih itu sudah berantakan, selimut yang sudah berantakan tergeletak di bawah kasur, bantal yang sudah berpindah tempat yang tadinya berada di kepala anak laki-laki itu sekarang berada di kakinya. Tadinya bantal itu untuk bantalan kepalanya malah sekarang jadi bantalan kakinya.

Pria paruh baya yang sekarang ada diambang pintu kamar anak laki-laki itu melihat pemandangan itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Astaga Junkook kau ini tidur apa berantem di atas kasur huh " sudah pria itu tak mengerti lagi dengan polah tidur anak laki-laki itu.

Pria itu masuk ke dalam kamar itu, berjalan menuju ranjang yang di tempati anak laki-laki itu dan berhenti di depan ranjang itu.

Melihat ke arah ranjang tempat anak laki-laki sedang tertidur. Dapat ia lihat dengan jelas kondisi ranjang dan wajah damai anaknya yang masih mengarungi mimpi.

" Lihat ini seprei berantakan, bantal ada di kaki, kancing baju tidur ke lepas semua" mendeskripsikan keadaan yang dia lihat sekarang.

"Dan apa itu? " matanya menangkap sesuatu.

Dia berjalan mendekati ranjang itu. Di samping ranjang ia berhenti.

Pria paruh itu mengalihkan pandangannya yang tadinya pada kondisi sekitar ranjang dan wajah anak laki-laki sekarang pada sesuatu yang baru saja menarik perhatiannya. Lebih tepatnya mengalihkan perhatian pada boneka kelinci berwarna pink dan daerah di sekitar boneka pink itu.

Dapat ia lihat boneka pink itu basah di area wajah dan di sekitar boneka itu juga kasur terlihat basah. Tangan pria paruh baya itu terangkat meraba bagian wajah boneka itu yang basah.

Setelah meraba tangan pria itu ia dekat kan ke hidungnya. Dia mencium aroma dari tangannya yang baru saja meraba wajah boneka pink yang basah itu.

" Uh, bau air liur " jijiknya saat mengetahui apa yang baru saja ia pegang dan ia cium baunya.

" Junkook, Junkook memang ya kamu tak pernah berubah dari dulu. Kebiasaan kamu dari kecil yang suka ngiler di kasur saat tidur tak hilang ya sampai sekarang " ya kebiasaan anak laki-laki itu masih sama tak ada perubahan.

" Hah... dasar buntalan kelinci " cercanya.

Kaki pria paruh baya itu melangkah menuju gorden jendela kamar itu yang masih tertutup.

Di depan jendela yang masih tertutup gorden pria itu menghentikan langkahnya.

Tangan pria itu memegang kain gorden itu dan menggeser kedua kain gorden itu secara bersamaan dengan arah yang berlawanan.

Srak

Suara gorden yang di geser

Gorden itu sudah terbuka dengan lebar. Cahaya matahari dari luar mulai masuk dan menerangi seisi kamar itu melalui jendela itu.

Saat cahaya masuk ke dalam kamar itu membuat anak laki-laki menggeliat kecil dan melenguh. Karena tidurnya terusik dengan cahaya matahari yang terang yang menerangi kamarnya.

"Eugh" suara lenguhan anak laki-laki itu.

Mendengar suara lenguhan kecil dari anak laki-laki itu pria itu membalikkan badan melihat ke anak laki laki itu, menampilkan senyum kecilnya dan mengamati wajah anak laki-laki itu dari tempatnya berdiri.

"Junkook Junkook bahkan cahaya sang surya sudah menyapamu dari tadi tapi kau tak kunjung bangun ya, memang kau ini seperti Kuala kalau pas tidur " herannya pada anak laki-laki itu yang tidurnya tak gampang terusik oleh apa pun.

Kaki pria itu kembali melangkah mendekati ranjang di samping kiri ranjang.

Di samping kiri ranjang sekarang dapat ia lihat selimut putih yang sudah tergeletak dengan apiknya di bawah lantai.

"Aigoo, kau ini kalau tidur seperti cacing kepanasan saja, banyak polah sampai seberantakan begini. Selimut tergeletak di bawah, bantal berpindah posisi, seprai morat marit " pria paruh baya itu membungkuk badannya, tangannya meraih selimut yang tergeletak di lantai itu.

" Junkook bangun sudah pagi, katamu kau ada janji dengan teman temanmu kau tak mau terlambat kan " pria paruh baya itu melipat selimut.

"Ayah namaku Jukook lah yah. Bukan Junkook. Aku Jukook bukan Junkook " protes anak laki-laki itu karena pria yang berusaha membangunkannya salah menyebut namanya.

"Ah terserah Junkook sama Jukook sama saja Cuma beda di bagian ' N ' di nama " pria itu tak perduli dengan kesalahan yang di perbuatan. Kesalahan penyebutan nama. Lagi pula salahnya hanya sedikit.

"Beda ayah " anak laki-laki itu tetap tak terima kesalahan itu.

" Sudah sekarang kamu bangun " pria itu muak dengan perdebatan masalah salah penyebutan nama.

"Ah lima menit lagi ayah Jukook masih mengantuk tadi malam Jukook tidur larut malam " ucap anak laki-laki yang masih nyaman di kasurnya.

Ya anak laki-laki itu adalah Jukook bukan junkook dan kamar itu adalah kamar Jukook.

Dan pria paruh baya yang sekarang ada di kamarnya yang berusaha membangunkannya adalah ayahnya Jukook. Tuan Jeon.

"Siapa suruh tidur larut malam ha? Ayah kan tadi malam suruh kamu tidur awal jangan bergadang. Malah kamu bergadang. Kenapa kamu bergadang ha? Siapa yang suruh ha? " omel Tuan Jeon yang kesal anaknya tak menuruti perintahnya.

" Main game " jawab Jukook singkat.

" Astaga Junkook gara-gara main game kamu tidur malam. Kamu tau kan bergadang itu tidak baik buat kamu. Tidak baik buat kesehatan kamu. Kamu itu masih muda Junkook. Jangan sakit tubuhmu " nasehat Tuan Jeon pada Jukook.

" Sudahlah ayah aku ingin tidur jangan ceramah pagi pagi ke aku. Aku tak butuh ceramah dari ayah. Yang kubutuhin sekarang adalah tidur " Jukook tak suka dengan nasehat yang di berikan Tuan Jeon padanya di pagi hari ini, karena dia tak butuh nasehat ayahnya untuk saat ini.

" Tidur jam berapa kamu tadi malam?" tanya tuan Jeon.

" Jam 2 dini hari " jawab Jukook.

" Astaga Junkook " Tuan Jeon tak tahu lagi dengan kelakuan Jukook.

" Sudahlah ayah bisa berhenti ngoceh gak. Jukook mau tidur " Jukook menyuruh ayahnya untuk berhenti ngoceh.

"Junkook ayah tidak mau tahu sekarang kamu bangun dan bersihin dirimu. Ayah tidak peduli mau kamu tidur malam kurang tidur ayah tak urusan. Yang penting sekarang kamu bangun dan bersihin badanmu setelah itu turun makan " Tuan Jeon tak mau tau pokonya Jukook harus bangun sekarang juga. Dia tak terima alasan apa pun.

" Ah ayah bisakah beri aku waktu beberapa menit untuk tidur, 5 menit atau 15 menit " Jukook meminta perpanjangan waktu untuk tidur.

" Tak ada 5 menit atau 15 menitan, adanya nanti bukan menit malah jadi jam, bangun Junkook dan mandi " Tak ada perpanjangan, Tuan Jeon tak memberi waktu lagi untuk Jukook melanjutkan tidurnya karena Tuan Jeon tahu jika dia diberi waktu, waktu yang di berikan akan jadi lebih.

"Gak " Jukook tidak mau bangun.

"Jeon " Tuan Jeon tetap mau Jukook bangun sekarang.

" Ayahhh " Jukook mulai kesal dengan ayahnya.

"Junkook " Tuan Jeon tetap membangun Jukook. Pokoknya sampai si kebo ini bangun.

" Ayah sebenarnya kau membangun siapa? Jukook atau Junkook? " tanya Jukook kesal. Karena Tuan Jeon dari tadi menggilanya dengan Junkook bukan Jukook.

" Ya kamulah " jawab Tuan Jeon.

" Kamu siapa ayah ? " tanya Jukook lagi.

" Ya kamu Junkook " jawab Tuan Jeon lagi.

" Aku bukan Junkook ayah berapa kali aku bilang, aku Jukook bukan Junkook " terang Jukook sekian kalinya kalau nama dia itu Jukook bukan Junkook.

" Sudah Junkook ayah tidak mau berdebat denganmu " Tuan Jeon tak mau berdebat soal itu.

" Sekarang bangun cepat! " perintah Tuan Jeon.

"...." Jukook hanya diam tak mengindahkan perintah Tuan Jeon.

" Masih tak bergeming?! " peringatan muncul.

" Hah... " Tuan Jeon menghela nafas. Mulai lelah membangun anaknya yang notabenenya sulit untuk di bangunkan.

"Baiklah Junkook kau tak memberi ayah pilihan" Tuan Jeon mulai pasrah membangun Jukook tapi tak sepenuhnya.

" Jika cara begini kau tak kunjung bangun maka ayah akan gunakan cara lain " Ya masih ada cara yang bisa digunakan untuk membangunkan Jukook. Dan Tuan Jeon akan menggunakan cara itu.

Tuan Jeon menaruh selimut yang selesai ia lipat di lantai.

Salah satu tangan Tuan Jeon itu terangkat ke samping kanan telapak tangan terbuka ke atas dan mulut pria itu mulai bergerak mengucapkan sesuatu.

" μπάλα νερού ( bala nerou ) " ucap tuan Jeon. Setelah kalimat itu terucap dari mulutnya dia atas telapak tangan muncul bola air ukuran kecil seukuran peluru yang di gunakan dalam permainan tolak peluru.

" Jeon Junkook bangun " ucapnya berusaha membangunkan Jukook.

"..." Jukook tetap diam tak merespons Tuan Jeon.

" Masih diam, oke, jika kau tak bangun ayah guyur kamu pakai air " ancam Tuan Jeon agar Jukook mau bangun.

Mendengar kata-kata dari tuan Jeon yang merupakan ayahnya. Jukook dengan malasnya membangunkan tubuhnya. Memosisikan tubuhnya yang tadi tidur menjadi duduk.

"Oke oke aku bangun " Tuan Jeon menang dan Jukook kalah. Jukook ikut saja daripada di ia menerima guyuran.

" Nih aku bangun " Jukook sudah posisi duduk masih di atas kasur.

" Kalau bangun, matanya jangan merem, itu namanya bukan bangun " benar kata Tuan Jeon, mana ada bangun badan saja matanya masih terpejam.

"Ah ya ya nih kubuka nih mataku, puas " Jukook membuka matanya menggunakan tangannya dan menunjukkannya pada ayahnya.

" Bagus " Tuan Jeon puas dengan usahanya yang berhasil membangunkan Jukook.

Tuan Jeon menutup telapak tangannya yang terbuka tadi. Setelahnya bola air yang muncul di atas telapak tangannya menghilang. Ia menurunkan tangannya dan membungkuk mengambil selimut yang tadi ia taruh.

" Sudah sekarang kamu mandi sana, ayah mau merapikan tempat tidurmu yang seperti sarang burung " perintah Tuan Jeon.

" Ya " Jukook mengiyakan perintah itu.

Jukook bangkit dari tidurnya, berjalan menuju almari pakaiannya. Almari pakaian yang berwarna coklat dengan ada ukiran-ukiran bunga. Sampai di depan lemari ia membuka lemari itu. Lemari terbuka dan memperlihatkan ada beberapa baju, celana dan handuk. Dia mengambil salah satu handuk yang ada. Mengalungkan handuk itu ke lehernya. Menutup kembali lemari itu dan kembali melangkah kan kaki menuju kamar mandi.

" Setelah mandi turun ke bawah makan, ayah tunggu di bawah " ucap Tuan Jeon yang sibuk merapikan tempat tidur Jukook.

" Ya " ucap Jukook dengan malasnya sambil berjalan menuju kamar mandi seperti orang meger tidak punya tenaga.

Di depan pintu kamar mandi Jukook memegang kenop pintu itu memutar kenop itu dan mendorongnya ke depan. Pintu kamar mandi terbuka ia pun masuk dan menutup pintu itu kembali.

Di dalam kamar mandi

Jukook menggantung handuk yang ia kalungkan di leher ke gantungan yang ada. Mengatur kran airnya. Menekan salah satu tombol yang berwarna hijau yang ada di samping kran.

Dia melepas baju yang melekat di tubuhnya. Menyalakan kran yang sudah di atur tadi. Setelah menyalahkan kran air, kran mulai mengeluarkan air yang mengebul mengeluarkan uap air. Seperti air yang keluar dari kran itu adalah air panas.

Uap air memenuhi isi kamar mandi. Jukook masuk ke dalam bak, menutup pintu kaca dan gorden putih yang ada di dekat daerah bak mandi. Dan ia pun memulai mandinya.

( Kalian jangan pada mikir yang aneh aneh ya, pikiran jangan liar ya ehe )

Di luar kamar mandi

Tuan Jeon masih sibuk dengan kegiatannya yang tadi. Membersihkan ranjang Jukook anaknya.

" Ah sepertinya sepreinya harus di ganti dan di cuci" Ya harus karena seprei itu sudah kotor dan bau terkena iler Jukook.

" Dan Coky juga harus dicuci " jangan lupakan boneka malang itu. Boneka malang yang ternodai air liur Jukook juga harus di cuci.

" Tapi aku lagi malas hari ini, cuci besok saja. Sekarang aku kering kan aja dulu " Tuan Jeon lagi tak mood mencuci karena tubuhnya sekarang dalam keadaan lelah. Tak hanya tubuh, mentalnya pun sedikit lelah. Dan kelelahan itu karena perkerjaannya.

Tuan Jeon mengangkat tangannya mengarahkan ke daerah kasur yang basah dan ke boneka kelinci pink itu.

" ζεστός αέρας ( Zestos aeras ) " ucap Tuan Jeon mengucapkan yang sepertinya sebuah mantra. Setelah mengatakan itu keluarlah dari telapak tangan Tuan Jeon yang di arah kan ke daerah kasur dan boneka. Keluar angin putih yang menerpa ke arah kasur dan boneka.

Setelah daerah kasur dan boneka di terpa angin putih itu. Daerah kasur yang tadinya basah pun mengering begitu juga boneka.

" Ah sudah kering " ucap Tuan Jeon yang senang melihat boneka dan daerah kasur yang tadinya basah sekarang jadi kering.

Setelah mengeringkan boneka dan daerah kasur yang basah. Tuan Jeon melanjutkan acara merapikan kasur anaknya.

Dia membetulkan seprei yang berantakan, menata bantal dan boneka pada tempatnya, meletakkan selimut yang sudah ia lipat tadi di atas kasur.

"Hah... sudah selesai " kasur sudah dalam keadaan rapi dan tertata sekarang. Tuan Jeon yang melihat kondisi ranjang itu yang sudah rapi ia merasa senang. Selesai merapikan ranjang Jukook, Tuan Jeon berlalu meninggalkan kamar Jukook.

To be continued.....

Semarang, Jateng 12 Juni 2020 19.45

J&K