Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Crazy Game

DaoistnJun7S
--
chs / week
--
NOT RATINGS
21.6k
Views
Synopsis
Sebuah permainan gila yang kami lakukan di masa lalu, ternyata sampai sekarang menjadi momok buatku. Dan ketika kami bertemu lagi setelah 5 tahun berpisah, hal itu kini membuat sikapku canggung padanya.(Zenitta). Kenangan itu selalu menghantuiku, membuat aku tidak bisa melupakannya, wajahnya,..desahan nafasnya, dan...bibirnya yang basah dan mungil....aku selalu merindukan kenangan itu. Kini kami bertemu lagi...dan dia terlihat semakin memikatku,...tapi sayang...dia tidak lagi sendiri...ada Andre..teman baikku ,sekaligus kekasihnya...( Gaffin). " Bagus...sekarang buka mulutmu...ummm...rasamu sangat manis...." perintahku padamu waktu itu( Gaffin) " Aaahhhh....".. aku mengerang...tubuhku menggelinjang...dia membelai punggungku...dan menjilat leherku...permainan apa ini...kenapa aku tidak ingin menyudahinya...." ( Zenitta) ========== Dua orang anak manusia, yang selalu bermusuhan setiap kali bertemu. Mereka membuat kesepakatan, untuk menentukan hukuman yang akan mereka terima, jika mereka adalah pihak yang kalah. Dan bagi pihak yang menang, mereka bisa semaunya memutuskan hukuman itu. Hingga suatu hari, mereka sudah kehabisan akal, sehingga menetapkan sebuah permainan yang malahan membuat keduanya saling terikat hubungan. Membangkitkan hasrat ingin memiliki seutuhnya. Kenyataan menampar mereka, setelah 5 tahun dipertemukan kembali, hasrat itu muncul. Tapi sekarang ada pihak lain di antara keduanya. Mampukah keduanya menguasai diri, untuk meredam hasrat mereka?
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 ( Gaffin)

" Sialan...." umpatku kesal. Aku harus telanjang dada dan berjalan keliling ke setiap kelas, karena aku kalah dari anak brengsek itu.

" Auwww.." , para siswi yang berada sepanjang koridor, berteriak sambil menutup mata mereka dengan telapak tangan. Teriakan para siswi membuatku semakin muak dengan wanita iblis itu. Dia sebetulnya setan atau manusia sih, kelakuannya sangat kejam, tidak ada baik baiknya sama sekali, kurasa pantas jika namanya adalah wanita iblis. Caciku dalam hati

" Sialan...." umpatku dalam bathinku, kurasa makianku saja ini tidak cukup untuknya, suatu saat aku akan balas dendam atas perbuatannya kali ini, padaku.

" Helen...? ...ah..sialan.., mampuslah aku....,aku harus sembunyi dimana,. ...". aku menoleh kekanan dan kekiri, mencari tempat yang tepat untuk sembunyi. Aku tidak mau Helen melihatku telanjang seperti ini. Aku belum berhasil mendapatkan cintanya, dia tidak boleh melihatku dalam keadaan seperti ini. Helen ternyata tipe wanita yang sulit untuk aku taklukkan, padahal apa yang kurang dari diriku.

Aku tampan, ketua kelas, bahkan aku jago bermain basket, dan aku juga punya motor yang keren, super mahal, termasuk dalam kategori edisi terbatas. Sepertinya dia bukan perempuan matre , tidak seperti kebanyakan perempuan yang sudah aku kenal selama ini, Helen juga anak baik baik,di samping dia rajin dan pintar.

Walaupun Helen terkesan lugu tapi, itu malah membuatku semakin tertarik dan semangat untuk mendapatkan hatinya. Alangkah damai rasanya, membayangkan kami( Helen dan aku )berjalan berdampingan, lalu belajar bersama..dan...kita saling mencintai satu sama lain. Yah...semoga saja itu bukan sekedar lamunanku saja.

" Sialan .., "kenapa aku lupa jika harus bersembunyi.

Aku segera bersembunyi di dalam ruangan yang sempit dan pengab, yang biasanya di gunakan untuk menampung sampah kertas yang akan di daur ulang, untuk di jadikan karya.

====

" Gaaafffiiinnn...kamu sedang apa di sana....?", suara itu,..., aku kemudian menoleh dengan cara mengintip, dan memaki,

" Brengsek.....," si iblis wanita itu malah memanggilku." bathinku, kesal yang memanggilku , Zenitta si wanita Iblis.

" Sepertinya dia sengaja mengejarku sampai kesini, memastikan aku benar benar melakukan hukumanku atau tidak.....wanita.....siaaalaaannn..." , ku kepalkan jariku, dan aku menggeram dengan gigiku yang menggeletuk.

"Astaga...Helen.... kini dia juga mulai mencariku.....iblis sialan....awas saja pembalasanku ....", aku benar benar kesal , dan ingin segera mencekik leher wanita iblis itu.

." Hhemmmmm" aku menggeram. Tetapi aku harus sembunyi, setidaknya sampai pujaan hatiku tidak ada lagi di tempat ini.

Aku membawa badanku sembunyi, dengan sempurna , agar aku tidak terlihat oleh mereka.

====

(Zenitta)

" Eh...kalian lihat Gaffin tidak?" tanyaku ke setiap murid yang aku jumpai di sepanjang koridor.

" Iya...dia kayaknya berjalan ke sana tuh", jawab salah satu siswa.

" Dia tidak pake baju khan?" lanjutku,

" Iya....kali ini permainan apalagi yang kalian lakukan?" lanjut Sarah, kakak kelas ku dan temannya Gaffin.

"Hahahaha...kamu mau gabung?" aku berbalik menanyai.

" Dasar kalian gila" balas Sarah sembari meletakkan telunjuknya ke dahi dengan miring.

Aku malah semakin ingin tertawa, yah...sepertinya kami ini gila ..

Aku berjalan menuruti petunjuk salah satu siswa tadi, sambil sengaja aku teriak.

" Gaaaffiiinn,...where are you....?"

Dan kebetulan sekali, ada Helen..., Gaffin pasti malu jika Helen melihatnya telanjang dada seperti yang sedang dia lakukan.

Ideku muncul begitu saja, ku edarkan pandanganku ke segala arah, sambil mendekati Helen,....

" Gaffin..kamu sedang apa di sana..." ,aku berpura pura ,seolah melihat Gaffin, padahal tidak, aku sengaja berbohong, karena aku yakin, Gaffin pasti sedang panik.

Ternyata aku berhasil, kini Helen juga penasaran , dan mulai celingukan mencari Gaffin.

" Hell....kamu lihat Gaffin tidak?" tanyaku padanya.

Jika Gaffin berada di sekitar sini, dia pasti akan lebih menyembunyikan diri. Hahahaha...aku jadi geli membayangkannnya...

" Kayaknya aku tidak melihatnya...Nit..," Balas Helen.

" Oh...., yah..." ucapku seolah kecewa dengan jawaban Helen.

Helen berlalu setelah itu, dan aku mulai mengamati sekitaran di sini. Tanpa usaha keras, Gaffin muncul dari balik tempat pembuangan sampah khusus kertas, dengan telanjang dada. Wajahnya memberenggut, matanya tajam melihatku. Walau bagaimanapun juga, wajah Gaffin tetap tampan, apapun ekspresinya. Baik itu marah, tertawa, ..dia memang cowok yang di ciptakan memiliki keadaan lahir yang sempurna. Dia kaya, bahkan dia juga anak yang cerdas, tapi satu hal jelek dari dirinya, dan aku paling benci hal itu, dia itu playboy.

***

" Hei..iblis..apa yang kamu katakan pada Helen." Aku sedikit tersinggung saat dia memanggilku " Iblis" , tapi yah...aku segera melupakannya, aku sudah tidak tersinggung lagi. Aku melipat tanganku ,bersedekap, dan membuang mukaku untuknya, lalu membalas perkataannya.

"Mau tau aja..apa mau tau banget..." balasku santai.

Gaffin kini tertawa miring ,tapi aku tetap pada posisiku, membelakanginya.

" Heh...tidak lucu tau,..." jawab Gaffin terdengar malas.

"Heh..kapan hukumannya selesai?" . tanya nya lagi, dengan kesal.

Kini aku menghadapnya, matanya menatapku seolah akan membunuhku, tapi aku tidak takut. Aku membalas sama dengannya, menatap dia dengan tatapan iblisku. Kami saling memamerkan muka kejam kami.

Bel berbunyi, pertanda jam istirahat selesai. Suara itu membuatku mengubah mataku, segera menilik jam di tanganku.

" Satu detik lagi .." jawabku singkat.

Gaffin mengubah matanya ,dan berdiri tegak. Otot ototnya sudah mulai terbentuk, dia mempunyai dada bidang, dan calon perut "sixspack". Dia juga berbadan tinggi, warna kulitnya terang, tidak terlalu gelap dan juga tidak terlalu putih.

Kemudian kami berjalan bersama ,menuju ke kelas kami. " Belikan aku minum di kantin!" celetuknya tiba tiba, memerintahkanku

" Eh..enak saja...kamu nyuruh aku,..emang aku pembantumu..sorry ya ..." balasku, kemudian aku hendak berlari, tetapi tertahan oleh tangan Gaffin yang menarik salah satu tanganku. Aku menoleh, sambil memakinya, " Brengsek kamu ya.." ,

" Ini hitung hitung bonus untukku, sebab batasku telanjang, melebihi jatah waktu yang di tentukan." Katanya padaku.

" Itu tidak ada dalam perjanjian tau,...lepasin tanganku..aku tidak mau, guru killer itu menghukumku lagi'" Balasku ,sambil menghempaskan tangan Gaffin. Tetapi usahaku gagal, cengkeraman tangan Gaffin begitu kuat.

" Tidak...kamu harus belikan aku minum dulu,.." kekeh Gaffin ,tetap mencengkeramkan tangannya ,kini malah semakin di perkuat, membuat aku teriak kesakitan. Matanya melotot menatapku, tetapi kemudian dia seakan menahan tawanya, dan sekarang dia tertawa terang terangan.

" Ha..ha...ha....wanita tetap wanita,..tidak akan bisa menandingi kekuatan laki laki,..." perkataannya di sela sela tertawanya.

" Kata siapa..." bantahku, sambil tetap berjuang keras melepaskan cengkeraman tangan Gaffin.

" Ayo ..kamu ikut aku ke kantin, biar kita sama sama di hukum guru killer nanti...." , ucap Gaffin, sambil menyeretku ke kantin bersamanya.

" Sialan...kamu Gaffin...." , aku terpaksa ikut dengannya.

***

Kami tiba di kelas, dan terlambat 15 menit. Setelah mengetuk pintu, kami menghampiri guru fisika, yang terkenal galak ,dan mempunyai julukan" Guru Killer".

" Maaf pak, kami telat." Ucap Gaffin ,dan aku di sampingnya.

" Kalian ini selalu buat ulah, cepat kembali ke tempat duduk kalian, tapi nanti sepulang sekolah, kalian saya beri hukuman, membersihkan ruang laboratorium, paham!"

" Paham pak" jawab kami serempak. Lalu kemudian, kami ke tempat duduk kami.

***

Pelajaran berakhir, semua anak keluar, termasuk juga kami. Gaffin berjalan cepat keluar kelas, dan aku melihat, lalu segera memanggilnya.

" Eh..brengsek...kamu mau pulang ya.." teriakku dari tempat dudukku, aku belum selesai memasukkan buku buku Fisika dan alat tulisku.

" Bodo amat..." jawab Gaffin terdengar berlalu. Aku kembali membereskan peralatan sekolahku ke dalam tas, lalu menutup dan menyelempangkan tas ku di bahu. Aku juga akan pulang, sama seperti Gaffin, masa bodoh dengan perintah guru killer, yang memberi kami hukuman.

Baru saja aku melewati pintu kelas, dan terkejut melihat Gaffin sudah ada di samping pintu kelas , dan bersandar di tembok. Kedua tangannya masuk ke kedua saku celananya.

" Brengsek kamu, mengagetkanku tahu.." Aku mengumpat pada cowok itu. Gaffin memutar kedua bola matanya.

" Ketahuan sama Guru killer" keluhnya malas.

" Hahahaha..., itu kamu tau....." balasku, tertawa mengejeknya. Gaffin segera menarik tanganku dan menyeretnya berjalan bersamanya.

" Eh..eh .eh...lepasin tidak..." aku protes dengan kelakuannya.

" Bodo amat..." Jawabnya singkat.

" Kamu tuh ya,.. kebiasaan menarik tanganku,..nanti kalau tangan aku patah, ....." lanjutku masih meneriakkan ketidaksukaanku dengan perlakuannya yang selalu seperti ini.

" Bodo amat .." balasnya padaku, membuat aku ingin melakukan kejahatan membalasnya.

Aku berhenti dan Gaffin terpaksa menghentikan langkahnya. Dengan cepat aku gigit tangan Gaffin dengan keras.

" Aauuwww..." Dia teriak kaget,

" Kamu....berani...." balasnya. Aku menjulurkan lidahku ,mengejek dan menantangnya, lalu aku bergegas kabur darinya. Ku acungkan jari tengah ku sambil berlalu.

Tidak di sangka, Gaffin segera mengejarku dan segera menarik badanku, aku terkejut seketika, dan badanku kembali di seret Gaffin, lalu membenturkan badanku ke tembok. Dia kemudian memerangkapku dengan kedua tangannya.

" Aku balas perlakuanmu..." Ucap Gaffin cepat, dan seketika leherku terasa sakit.

" Aauwww..." teriakku, karena Gaffin menggigit leherku.

***

"