"Aku belum bisa jawab, Kak. Kak Rio tahu sendiri kan tentang Kak Adit, bagaimana bisa aku menerima perasaan Kak Rio."
"Aku tahu tentang Adit. Aku juga tahu betul kamu berusaha menghargai dan menghormatinya. Tapi aku butuh jawaban yang jujur dari kamu."
Rania menggigit bibir bawahnya, rasanya ia geregetan merasa ingin menerima ungkapan perasaan Rio dengan cepat. Namun, bagaimana dengan perasaan kakaknya yang harus Rania jaga.
"Aku sudah menjawab ucapan Kak Rio kalau aku tidak bisa, berhenti temui aku Kak. Sudah, sekarang aku mau pulang."
"Ran, apa kamu sungguh sungguh tidak ingin berjuang?" Kalimat itu berhasil menghentikan Rania.
"Maksud Kak Rio apa?"
"Duduk dulu," pinta Rio baik baik.
Rania ikut hanyut dengan permintaan Rio, gadis itupun menurut untuk duduk kembali dan mendengarkan penjelasan dari laki-laki yang kini ada di hadapannya. Laki-laki yang kini lebih murah senyum kepadanya berbeda dengan dulu yang jarang sekali tersenyum.