Rasanya Kanaya lebih merasa lega setelah meminum teh hangat. Meskipun hal itu hanya sederhana tetapi mampu membuat perasaannya lebih tenang. Sebelumnya ia tidak pernah memikirkan sikap Gibran kepadanya tetapi mengapa sikap laki-laki itu sekarang justru semakin berlebihan, terlalu over protektif. Padahal ucapannya kepada Ivan dan Tama tidak ada yang parut di cemburui, ia hanya bertanya sesuatu yang wajar. Lalu mengapa perkara sepele seperti itu sudah membuat Gibran justru menyalahkan arti. Rasanya Kanaya benar-benar jengah dan lelah. Kanaya tidak tahu lagi harus berbuat apa agar laki-laki itu bisa mengerti perasaannya dan tidak seegois ini.