Bel di rumah Rio berulang ulang kali berbunyi, dan sepertinya ada orang yang datang. Tapi kepala Rio masih sangat pusing, sepertinya tidak mungkin ia membuka pintu itu sendiri. Sementara bel di rumahnya itu sudah berbunyi lebih dari lima kali, dan tetap tidak ada yang membukanya. Rio jadi heran, apa tidak orang di rumahnya setidaknya pekerja IRT di rumahnya.
Entah, Rio tidak perduli lagu dengan bunyi itu meskipun sangat menganggu kepalanya.
Rio rasanya tak tahan lagi, bel itu terus saja berbunyi dan tidak henti henti berbunyi.
"Aggrrrhhh ... siapa sih yang datang. Nggak tahu orang lagi pusing malah bikin berisik. Mbak di rumah juga lagi dimana sih," gerutu laki laki itu dengan wajah pucat yang berkolaborasi dengan amarah.
Turun kebawah sepertinya akan membutuhkan tenaga yang ekstra bagi seseorang yang kurang enak badan seperti Rio, dan membayangkanya saja laki laki itu enggan.
Tapi bunyi bel itu terus saja berlanjut.