Kedua insan itu masih duduk untuk menanti acara di mulai. Entah, rasa apa yang harus Rania gambarkan, yang jelas ia bahagia Rio membawanya ke tempat ini, ke tempat acara temannya. Seakan akan hal ini menunjukkan kalau dirinya masih di anggap ada pada diri Rio.
"Kenapa kamu senyum senyum?"
Spontan saja Rania menghentikan senyumnya saat mendengar ucapan Rio, rasa bahagianya tiba tiba berkurang.
"Senyum aja apa nggak boleh?" Protes Rania.
"Terserah!"
Rania mendengus kesal selalu saja Rio bersikap seperti itu, cuek dan dingin. Gadis itu jadi berpikir kembali apa yang dirasakannya mungkin saja salah, kalau Rio menganggap dirinya ada. Bisa saja laki-laki itu memang hanya sekedar mengajaknya ke tempat itu bukan karena merasa dirinya adalah orang penting.
Tetapi ya sudahlah, hal itu sudah membuat perasaan Rania sangat bahagia, gadis itu sangat yakin lama-lama hati Rio akan takluk dan menyayangi.