Kanaya kali ini tidak ingin menunggu lagi seperti kemarin yang akan membuatnya nanti jadi bahan gunjingan para pekerja kantor. Perempuan itu juga tidak menghubungi Gibran lewat telvon, ia masih paham kalau laki laki masih kesal terhadapnya. Meskipun begitu Kanaya ingin langsung datang ke apartemen laki laki yang sudah berkomitmen akan menikahinya tersebut. Kanaya seakan melihat sikap Gibran yang berbeda, tidak lagi mementingkan pekerjaan. Padahal laki laki itu dulu tidak suka berlibur ataupun membuang waktu seperti sekarang. Kanaya tidak ingin memaksa Gibran untuk selalu datang, tapi ia hanya butuh kepastian tentang pekerjaannya di kantor itu. Apalagi Kanaya memang masih butuh bimbingan, tentu saja kalau tidak ada Gibran ia cukup kebingungan. Semua pekerja kantor juga bersikap sinis padanya, hal itu tentu membuat Kanaya bingung harus meminta bimbingan dari siapa selain Gibran.