Sekarang Gibran sudah berada di apartemennya sejak tadi Kanaya terus saja mengusirnya agar cepat pulang mungkin karena waktu sudah terlihat larut malam sehingga membuatnya merasa tidak nyaman jika hanya berdua di tempat itu meskipun hanya di luar. Laki-laki itu membaringkan tubuhnya di karpet, tepatnya di bawah sofa. Gibran hanya menggunakan kaos dan melepaskan kemeja maupun jasnya. Kedua matanya masih menatap langit-langit kamarnya, seakan-akan masih ada hal yang ia pikirkan. Entah apa yang menjadi beban Gibran sehingga membuatnya seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Bagaimana caraku membantu Kanaya?" Gumam laki-laki itu dengan masih menetap atap kamarnya.