Chereads / Gibranku / Chapter 145 - Peduli

Chapter 145 - Peduli

Saat mendengar ucapan Ratu Gibran memilih berdiri di balik gorden, laki-laki itu ingin mendengar kalimat lain terutama tanggapan Kanaya dari ucapan sahabat Kanaya tersebut.

"Aku hanya bisa berharap--."

Braak ...

Saat Kanaya ndak melanjutkan ucapannya tiba-tiba terdengar suara benda jatuh ternyata suara itu dari depan rumah.

"Apa sih?" Ratu dan Kanaya segera berdiri untuk berjalan ke depan.

Gibran merasa gagal mendengarkan ucapan mereka. Laki-laki itu juga aku penasaran apa yang terjadi di depan.

"Oh, kucing," ujar Ratu saat melihat kucing menjatuhkan tempat sampah.

"Ayo kita masuk lagi," ajak Kanaya.

"Kamu punya kucing sekarang?"

"Tidak, kayaknya itu punya tetangga."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS