"Iya, akan aku usahakan." Hanya itulah yang bisa Gibran jawab kepada Gita, laki-laki itu tidak ingin menyakiti siapapun apalagi seorang perempuan, sebisa mungkin Gibran berkata dengan baik agar orang-orang di sekitarnya tidak tersakiti karenanya.
Gita tersenyum dengan perasaan yang amat sangat bahagia, tentu saja dia merasa senang jika dapat bertemu Gibran lebih sering dari biasanya. Apalagi sekarang Gita sudah selesai kuliah, ia merasa cukup jenuh berada di rumah terus menerus. Sebenarnya Pak Abraham sudah meminta Gita agar ikut mengelola perusahaan bersama Gibran, tetapi perempuan itu masih enggan menerima tawaran sang ayah, ia merasa masih belum pantas mengelola perusahaan karena Gita pikir Gibran lebih cocok karena sudah berpengalaman, sedangkan dirinya belum memiliki pengalaman apapun tentang kantor. Jadi Gita masih membutuhkan banyak waktu untuk belajar agar bisa mengelola perusahaan dengan baik.